Rumah Sakit Daerah (RSD) Gunung Jati, Kota Cirebon, Jawa Barat, pada tahun 2022 hingga bulan September menangani sebanyak 376 pasien gagal ginjal, baik anak-anak maupun dewasa.
"Pada tahun 2022 ini hingga bulan September, kami merawat 376 pasien gagal ginjal," kata Direktur Utama RSD Gunung Jati Katibi di Cirebon, Jumat.
Menurutnya, RSD Gunung Jati merupakan salah satu rumah sakit rujukan dalam penanganan gagal ginjal, sehingga pasien yang dirawat itu bukan hanya dari Kota Cirebon saja, namun berbagai daerah tetangga.
Baca juga: Kemenkes dan BPOM tarik produk obat sirop perusak ginjal
Katibi mengatakan, dari 376 pasien gagal ginjal yang dirawat selama kurun waktu Januari hingga September 2022 itu terdiri dari 224 orang pasien rawat jalan, 143 rawat inap, dan 15 orang meninggal dunia.
Sedangkan pada tahun 2021, RSD Gunung Jati merawat sebanyak 336 pasien gagal ginjal, 224 rawan jalan, 97 rawat inap dan 15 orang meninggal dunia.
"Kami ini memang menjadi salah satu rumah sakit rujukan gangguan ginjal (sehingga banyak pasien yang ditangani bukan hanya dari Kota Cirebon)," ujarnya.
Sementara itu, Dokter spesialis penyakit dalam RSD Gunung Jati Wizhar Syamsuri mengatakan, pasien gagal ginjal yang ditangani bukan hanya dari orang dewasa saja, namun juga kalangan anak-anak.
Akan tetapi saat ditanya terkait penyebab dari sirup, lanjut Wizhar, belum dapat di diagnosa sampai itu, karena memang belum ada penelitian lebih lanjut.
Baca juga: 3 zat kimia berbahaya ditemukan pada obat pasien gagal ginjal akut, kata Menkes
"Yang gagal ginjal akut pasien infeksi berat, dehidrasi, dan sumbatan batu. Sedangkan yang karena obat langsung itu jarang. Kalau pun ada karena obat-obatan penghilang nyeri," katanya.
Ia memastikan belum menangani gagal ginjal akut yang dialami anak-anak, meskipun saat ini ada pasien yang suspek gagal ginjal akut itu dikarenakan operasi besar.
"Belum ada kasus kepada anak, gangguan akut itu karena setelah melakukan operasi besar," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
"Pada tahun 2022 ini hingga bulan September, kami merawat 376 pasien gagal ginjal," kata Direktur Utama RSD Gunung Jati Katibi di Cirebon, Jumat.
Menurutnya, RSD Gunung Jati merupakan salah satu rumah sakit rujukan dalam penanganan gagal ginjal, sehingga pasien yang dirawat itu bukan hanya dari Kota Cirebon saja, namun berbagai daerah tetangga.
Baca juga: Kemenkes dan BPOM tarik produk obat sirop perusak ginjal
Katibi mengatakan, dari 376 pasien gagal ginjal yang dirawat selama kurun waktu Januari hingga September 2022 itu terdiri dari 224 orang pasien rawat jalan, 143 rawat inap, dan 15 orang meninggal dunia.
Sedangkan pada tahun 2021, RSD Gunung Jati merawat sebanyak 336 pasien gagal ginjal, 224 rawan jalan, 97 rawat inap dan 15 orang meninggal dunia.
"Kami ini memang menjadi salah satu rumah sakit rujukan gangguan ginjal (sehingga banyak pasien yang ditangani bukan hanya dari Kota Cirebon)," ujarnya.
Sementara itu, Dokter spesialis penyakit dalam RSD Gunung Jati Wizhar Syamsuri mengatakan, pasien gagal ginjal yang ditangani bukan hanya dari orang dewasa saja, namun juga kalangan anak-anak.
Akan tetapi saat ditanya terkait penyebab dari sirup, lanjut Wizhar, belum dapat di diagnosa sampai itu, karena memang belum ada penelitian lebih lanjut.
Baca juga: 3 zat kimia berbahaya ditemukan pada obat pasien gagal ginjal akut, kata Menkes
"Yang gagal ginjal akut pasien infeksi berat, dehidrasi, dan sumbatan batu. Sedangkan yang karena obat langsung itu jarang. Kalau pun ada karena obat-obatan penghilang nyeri," katanya.
Ia memastikan belum menangani gagal ginjal akut yang dialami anak-anak, meskipun saat ini ada pasien yang suspek gagal ginjal akut itu dikarenakan operasi besar.
"Belum ada kasus kepada anak, gangguan akut itu karena setelah melakukan operasi besar," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022