Kementerian Komunikasi dan Informatika memacu adopsi komputasi awan (cloud computing) di Indonesia melalui tiga cara, antara lain membangun pusat data nasional, meningkatkan talenta digital dan kerja sama internasional.

"Kita akan membangun Pusat Data Nasional atau government cloud di empat lokasi secara bertahap," kata Menteri Kominfo Johnny G. Plate dalam siaran pers, diterima Jumat.

Cara pertama yang ditempuh Kementerian Kominfo adalah pembangunan infrastruktur digital di tingkat hulu supaya bisa mendorong pengembangan teknologi komputasi awan di Indonesia.

Pembangunan itu berupa proyek Pusat Data Nasional di empat lokasi, yaitu Jabodetabek, Batam, Ibu Kota Negara Nusantara dan Labuan Bajo. Selain pembangunan fisik Pusat Data Nasional, Kementerian Kominfo saat ini terus mendorong pengembangan jaringan 4G dan 5G di Indonesia.

Saat ini ada empat operator seluler yang sudah diberikan izin untuk menggelar layanan 5G, yaitu Telkomsel, Indosat Ooredo Hutchison, XL Axiata dan Smartfren. Jaringan 5G sudah menjangkau 49 kota dan kabupaten.

Cara kedua dalam mendorong adopsi komputasi awan adalah meningkatkan kemampuan talenta digital nasional untuk memanfaatkan teknologi tersebut.

"Menciptakan dan membangun talenta digital ini menjadi sangat penting bagi Indonesia," kata Johnny.

Kementerian Kominfo untuk hal itu memiliki program Digital Talent Scholarship, yang antara lain memberikan pelatihan digital untuk materi cloud foundation, cloud architecture, dan big data associate.
Cara terakhir dalam adopsi komputasi awan adalah mengadakan kerja sama internasional. Kementerian Kominfo melalui Digital Economy Working Group (DEWG) G20 mendorong kesepahaman soal praktik pemanfaatan data dan arus data lintas batas negara.

Kementerian Kominfo juga berpartisipasi dalam sidang International Telecommunication Union (ITU) Plenipotentiary Conference 2022 bulan lalu.

Ketiga langkah itu diharapkan bisa meningkatkan penggunaan teknologi komputasi awan di Indonesia.

Kementerian Kominfo mengutip survei Thales pada 2021 bahwa 80 persen responden di Indonesia, yaitu perusahaan besar dan usaha kecil dan menengah, menggunakan komputasi awan dalam berbagai bentuk.

Sementara itu Laman statis "Keetchen Space" karya siswa SLBA Citeureup Kota Cimahi, Muhammad Muqit Gupay dan Sahrul Aripin berhasil meraih juara pertama dan desain terbaik pada ajang Kompetisi Grup Komputasi Awan atau Cloud Computing Club Competition (C4) Regional Jawa Barat untuk kategori anak berkebutuhan khusus (AKB).
 
Laman statis tersebut menampilkan informasi tentang daftar menu dengan harganya makanan yang dibuat oleh Keetchen Space. Selain itu, laman statis ini juga terhubung langsung ke aplikasi pemesanan makanan online.
 
Sahrul Aripin, Kamis, di Kota Bandung, menuturkan alasan dirinya dan Muhammad Muqit Gupay membuat laman statis "Keetchen Space" karena keluarga Muqit selama ini berjualan makanan.
 
"Jadi saya itu yang mengarahkan atau yang membuat konsep, kalau uang eksekusi itu sama Muqit. Jadi awalnya kenapa bikin ini karena keluarga Muqit kan jualan makanan. Dan kita ingin membantu penjualan usaha keluarga Muqit lewat desain ini (Keetchen Space)," kata Sahrul Aripin seusai acara penganugerahan.
 
Sahrul Aripin yang merupakan siswa tunanetra ini bercerita seusai lulus dari bangku SMA ingin melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi dengan mengambil jurusan pendidikan agama Islam di UPI atau UIN SGD Bandung.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenkominfo pacu adopsi komputasi awan dengan tiga cara

Pewarta: Natisha Andarningtyas

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022