Kementerian Komunikasi dan Informatika mengatakan pemegang izin siaran televisi terestrial analog yang bermigrasi ke digital sudah mencapai 80 persen.

"Setelah infrastruktur dibangun, kami pemerintah mendorong (stasiun) televisi-televisi yang selama ini bersiaran analog untuk pindah ke siaran televisi digital," kata Direktur Penyiaran Kementerian Kominfo Geryantika Kurnia dalam "Bimtek Penggunaan Set Top Box Dalam Menghadapi Pelaksanaan ASO Provinsi Maluku", Kamis.

Dari 693 lembaga penyiaran pemegang izin siaran analog, sudah ada 596 yang bermigrasi ke siaran digital, menurut data Kementerian Kominfo per 13 Oktober.

Kementerian Kominfo meyakini seluruh lembaga penyiaran itu akan bermigrasi ke siaran digital karena sebagian besar program mereka sudah disiarkan secara digital. Menurut Geryantika, jika masyarakat sudah bisa merasakan perbandingan siaran analog dengan digital, mereka akan pindah menonton siaran digital.

Dalam migrasi siaran televisi dari analog ke digital atau analog switch-off (ASO), terdapat 112 wilayah layanan yang mencakup 341 kabupaten dan kota di Indonesia yang terdampak.

Lembaga penyiaran publik dan swasta yang menjadi penyelenggara infrastruktur siaran digital (multipleksing) sudah membangun infrastruktur di 95 wilayah layanan.

Menurut Geryantika, saat ini LPP TVRI sedang membangun infrastruktur di 17 wilayah layanan karena di sana selama ini hanya bisa menangkap siaran dari stasiun televisi itu.

Isu lain yang menjadi sorotan dalam ASO adalah set top box, perangkat penangkap siaran televisi digital untuk pesawat televisi analog. Berdasarkan survei "Kesiapan Masyarakat Terhadap ASO" periode Juli 2022 yang diadakan Kementerian Kominfo di 10 wilayah layanan, lebih dari separuh responden (90,08 persen) bersedia membeli set top box.
Kebanyakan dari responden (76,25 persen) menjawab mau membeli set top box pada kisaran harga Rp150.000.

Siaran televisi terestrial analog di Indonesia akan dimatikan paling lambat pada 2 November 2022.

Sebelumnya dilaporkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat menggandeng swasta untuk membagikan 16.336 Set Top Box (STB) kepada warga kurang mampu pada empat kecamatan dan 54 kelurahan agar memenuhi arahan Kementerian Kominfo sebagai wilayah siaran akan menjalankan analog switch off (ASO).

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto saat membagikan STB secara gratis kepada warga Kampung Buntar RT 4/8, Kelurahan Muarasari, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Selasa, menyaksikan langsung pemasangan hingga manfaat alat tersebut bagi warga. Televisi yang awalnya menampilkan gambar siaran buram pun kemudian menjadi jernih.

"Iya hari ini kan transformasi televisi digital semua, tapi kan tidak semua memiliki perangkat itu di rumah masing-masing," kata Bima.

Wali Kota Bogor itu memastikan kepada warganya bahwa bantuan gratis STB tidak sebatas alat, namun layanan TV digital yang disiarkan juga tidak berbayar bulanan seperti TV digital berlangganan.

Di dalamnya, warga mengakses informasi dan juga bisa mendapatkan siaran pendidikan serta hiburan.

Bima Arya berharap dengan STB, semua kanal televisi bisa memberikan edukasi kepada warga, sehingga tayangan yang ada tidak hanya tayangan hiburan.

Corporate Secretary PT Surya Citra Mandiri Gilang Iskandar mengatakan, pembagian STB di Kota Bogor dari grup SCM Emtek ini membagikan 16.336 STB untuk 4 kecamatan dan 54 kelurahan.

Kriteria penerima tersebut, kata Gilang, berdasarkan data dari Kominfo yang kemudian disalurkan langsung kepada penerima.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: 80 persen penyelenggara siaran TV sudah migrasi ke digital

Pewarta: Natisha Andarningtyas

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022