Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) menargetkan pembangunan Bendungan Ciawi dan Sukamahi dapat selesai pada akhir tahun ini, sehingga bisa meminimalisasi banjir di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

"Mengenai progres Bendungan Ciawi dan Sukamahi, InsyaAllah mohon doanya kurang lebih Oktober atau November selesai," ujar Direktur Jenderal SDA Kementerian PUPR Jarot Widyoko dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.

Kementerian PUPR terus memacu penyelesaian konstruksi kedua bendungan tersebut, sehingga sebelum musim penghujan Bendungan Ciawi dan Sukamahi diharapkan bisa siap meminimalisasi banjir, terutama mengendalikan serta meminimalisasi banjir di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

"Sebelum musim hujan, Oktober atau November target kami selesai," kata Jarot.

Bendungan Ciawi memiliki volume tampung 6,05 juta m3 dan luas area genangan 39,40 hektare untuk mereduksi banjir sebesar 111,75 meter kubik/detik. Kontrak pembangunannya senilai Rp798,70 miliar dengan kontraktor pelaksana PT Brantas Abipraya dan PT Sacna (KSO).

Sedangkan Bendungan Sukamahi memiliki daya tampung 1,68 juta m3 dan luas area genangan 5,23 hektare dengan manfaat mereduksi banjir sebesar 15,47 meter kubik/detik.

Pembangunan Bendungan Sukamahi sudah direncanakan sejak 1990-an dan mulai dibangun pada 2017. Kontrak pembangunannya senilai Rp464,93 miliar dengan kontraktor pelaksana PT Wijaya Karya-Basuki KSO.

Sebelumnya Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengungkapkan pembangunan Bendungan Kering Ciawi dan Sukamahi dalam rangka meningkatkan kapasitas pengendalian banjir Jakarta.
Menteri PUPR mengatakan bahwa sebagai bendungan kering maka pengoperasian Bendungan Ciawi dan Sukamahi akan berbeda dengan bendungan lain, dimana kedua bendungan ini baru akan digenangi air pada musim hujan. Sementara pada musim kemarau bendungan ini kering.

Sebelumnya Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Bambang Heri Mulyono, mengatakan proses pembangunan dua proyek nasional dam kering (dry dam) di Jawa Barat (Jabar), yakni Bendungan Sukamahi dan Bendungan Ciawi di Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, sudah hampir 90 persen.

"Jadi untuk sekarang prosesnya sudah 87 persen dan rencana ini akan segera akan diselesaikan dalam waktu satu sampai dua bulan ke depan," kata Bambang Heri Mulyono, dalam keterangan pers Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jabar, Selasa.
 
Dia mengatakan kendala dalam proses finishing adalah curah hujan tinggi yang membuat sebagian bangunan dam kering tertimbun tanah, sehingga harus mengontrol kadar airnya secara ketat.
 
"Kami selalu berkoordinasi untuk berbagai macam masalah yang ada di sini, termasuk untuk lahan terbuka termasuk untuk penggunaan jalan akses di depan. Kami selalu koordinasi dengan warga sekitar dan tentunya dengan pemerintah setempat kita selalu berkoordinasi," kata Bambang.
 
Bendungan kering adalah bendung yang dibangun khusus untuk mengontrol banjir.
 
Biasanya tanpa turbin dan pintu air untuk membiarkan alir sungai mengalir dengan bebas selama kondisi normal dan pada saat curah hujan tinggi, bendung akan menahan kelebihan air dan mengalirkan secara terkontrol.
 
Sebelumnya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengecek dua proyek nasional dam kering (dry dam) di Jawa Barat. Kedua bendungan kering itu yakni Bendungan Sukamahi dan Bendungan Ciawi di Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PUPR: Bendungan Ciawi-Sukamahi ditargetkan selesai sebelum akhir 2022

Pewarta: Suharsana Aji Sasra J C

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022