ANTARAJAWABARAT.com, 19/11 - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, mencatat sedikitnya 1.000 rumah warga di tiga kecamatan setempat terendam banjir dengan ketinggian rata-rata mencapai dua meter, sejak Minggu (18/11) malam hingga Senin.

"Airnya berasal dari luapan Kali Bekasi yang lokasinya berada di dekat pemukiman warga," ujar Ketua Forum Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Bekasi, Engkus Kustara, di Bekasi.

Menurut dia, ketiga lokasi yang terendam banjir itu ialah Kelurahan Margajaya, Bekasi Selatan, Kelurahan Sepanjang Jaya, Kecamatan Rawalumbu, dan Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur. Adapun wilayah yang terkena dampak paling parah ialah RT 5 RW 1 Kelurahan Margajaya, Kecamatan Bekasi Selatan.

"Daerah ini paling parah terendamnya karena lokasinya sangat dekat dengan Kali Bekasi. Air yang menggenang pun hampir mencapai dua meter," katanya.

Secara terpisah, Ketua RT5, RW1, Kelurahan Margayaja, Kecamatan Bekasi Selatan, Yadi, mengatakan jumlah warga yang menjadi korban banjir di wilayahnya mencapai 251 kepala keluarga (KK).

"Warga tidak sempat menyelamatkan benda berharganya karena banjir datang tiba-tiba. Memang sepanjang hari Minggu (18/11), sejak siang, hujan turun deras. Namun hujan di Kota Bekasi tidak pernah membuat kami kebanjiran. Kecuali ada kiriman dari Bogor. Kemarin kami tenang-tenang saja karena tidak ada peringatan dari Bogor seperti biasanya, tapi tahu-tahu air langsung naik," katanya.

Air yang datang tiba-tiba itu sangat di luar prediksi mayoritas warga. Ketinggian air pun terus tinggi pada Minggu (18/11) malam hingga mencapai dua meter.

"Rumah saya biasanya aman. Tapi semalam kebanjiran juga. Barang elektronik seperti televisi, kulkas, mesin cuci sampai jumpalitan. Sama sekali tidak ada yang sempat diamankan, yang penting nyawa dulu selamat," ujar Eulis (48), warga.

Warga lainnya, Sulasih (57) mengaku masih sempat menyelamatkan barang-barang berharganya meskipun sekadar disimpan di tempat yang lebih tinggi. Sementara ia dan keluarganya turut mengungsi ke Lotte Mart untuk bermalam.

"Tiap kali ada banjir, memang sudah biasa mengungsi. Bantuan juga banyak yang datang ke sini, meski sayangnya dijatah karena satu keluarga hanya mendapatkan satu nasi bungkus, padahal anggota keluarga yang harus makan ada delapan orang," ujarnya.

Andi F

Pewarta:

Editor : Teguh Handoko


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012