ANTARAJAWABARAT.com,17/11 - Jelang musim penghujan sejumlah petani di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, terpaksa mempercepat panen ubi jalar karena khawatir serangan hama meski produksi mereka berkurang.
Sumiarsa petani ubi jalar di Kuningan kepada wartawan di Kuningan, Sabtu, mengatakan, musim penghujan biasanya hama lanas menyerang tanaman ubi jalar, sehingga mereka terpaksa panen dini untuk menghindari kerugian.
Usia tanaman ubi jalar milik petani di Kabupaten Kuningan sekitar empat hingga lima bulan, kata Sumiarsa, semestinya enam hingga tujuh bulan baru panen, hasilnya cukup memuaskan karena produksi tinggi.
Panen ubi jalar kemarau kualitasnya maksimal, sehingga mampu memasok sejumlah pabrik pengolah makanan di Jakarta dan Bandung, kini pesanan sulit dipenuhi karena curah hujan ubi jalar sering terserang hama.
Ujang, petani lain di Cilimus Kabupaten Kuningan menuturkan, musim penghujan hasil panen ubi jalar di Kuningan kurang maksimal, karena hama lanas sering menyerang tanaman tersebut.
Kualitas ubi yang terserang lanas tidak layak dijual, kata dia, karena rasanya pahit dan bau, paling bisa dipasok untuk pakan ternak, harganya murah dibandingkan ke perusahaan pengolah makanan.
Ia menjelaskan, hasil panen ubi jalar putih saat musim kemarau cukup melimpah sehingga bisa memenuhi semua pesanan, namun kini curah hujan di Kuningan mulai tinggi diperkirakan produksi ubi jalar putih, unggu dan merah akan menurun.
Sementara itu Kusnadi bandar ubi jalar di Kuningan mengaku, pasokan ubi jalar saat musim penghujan terhambat, karena sebagian lahan pertanian petani setempat tanam padi, memaksakan ubi jalar rugi akibat serangan hama.
Ia menambahkan, pesanan ubi jalar Kuningan terus meningkat terutama untuk kebutuhan pengolahan makanan di Jakarta dan Bandung, tapi diperkirakan musim hujan terjadi penurunan kiriman akibat hasil panen petani kurang maksimal.***2***
Enjang S
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012
Sumiarsa petani ubi jalar di Kuningan kepada wartawan di Kuningan, Sabtu, mengatakan, musim penghujan biasanya hama lanas menyerang tanaman ubi jalar, sehingga mereka terpaksa panen dini untuk menghindari kerugian.
Usia tanaman ubi jalar milik petani di Kabupaten Kuningan sekitar empat hingga lima bulan, kata Sumiarsa, semestinya enam hingga tujuh bulan baru panen, hasilnya cukup memuaskan karena produksi tinggi.
Panen ubi jalar kemarau kualitasnya maksimal, sehingga mampu memasok sejumlah pabrik pengolah makanan di Jakarta dan Bandung, kini pesanan sulit dipenuhi karena curah hujan ubi jalar sering terserang hama.
Ujang, petani lain di Cilimus Kabupaten Kuningan menuturkan, musim penghujan hasil panen ubi jalar di Kuningan kurang maksimal, karena hama lanas sering menyerang tanaman tersebut.
Kualitas ubi yang terserang lanas tidak layak dijual, kata dia, karena rasanya pahit dan bau, paling bisa dipasok untuk pakan ternak, harganya murah dibandingkan ke perusahaan pengolah makanan.
Ia menjelaskan, hasil panen ubi jalar putih saat musim kemarau cukup melimpah sehingga bisa memenuhi semua pesanan, namun kini curah hujan di Kuningan mulai tinggi diperkirakan produksi ubi jalar putih, unggu dan merah akan menurun.
Sementara itu Kusnadi bandar ubi jalar di Kuningan mengaku, pasokan ubi jalar saat musim penghujan terhambat, karena sebagian lahan pertanian petani setempat tanam padi, memaksakan ubi jalar rugi akibat serangan hama.
Ia menambahkan, pesanan ubi jalar Kuningan terus meningkat terutama untuk kebutuhan pengolahan makanan di Jakarta dan Bandung, tapi diperkirakan musim hujan terjadi penurunan kiriman akibat hasil panen petani kurang maksimal.***2***
Enjang S
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012