Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat sore ditutup turun, dipicu aksi jual oleh investor asing.
IHSG ditutup melemah 40,32 poin atau 0,56 persen ke posisi 7.178,58. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 7,01 poin atau 0,68 persen ke posisi 1.025,63.
"Indeks saham di Asia sore ini ditutup turun karena investor masih mempertimbangkan prospek suku bunga acuan di AS naik lebih tinggi secara lebih cepat dari ekspektasi," tulis Tim Riset Phillip Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta, Jumat.
Suku bunga acuan naik tajam minggu ini di berbagai negara antara lain, AS, Inggris, Swedia, Swiss, Norwegia, Indonesia, Filipina, dan Taiwan. Namun pandangan bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), bahwa suku bunga acuan akan tetap tinggi pada 2023, adalah pemicu utama aksi jual di pasar saham.
Pasar obligasi dan valuta asing (valas) juga turut terguncang oleh kenaikan terkini suku bunga acuan di AS dimana reli nilai tukar mata uang dolar AS mulai membuat sejumlah negara mitra dagang AS mulai merasa tidak nyaman.
Nilai tukar euro dan yen terhadap dolar AS turun ke level terendah dalam 20 tahun sehingga memicu intervensi pasar oleh Pemerintah Jepang untuk pertama kali sejak 1998.
Pasar obligasi diselimuti oleh kecemasan karena investor dan pemangku kebijakan kesulitan menentukan seberapa tinggi suku bunga jangka pendek harus naik untuk menjinakkan inflasi di berbagai belahan dunia.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa likuiditas perekonomian pada Agustus tetap tumbuh positif. Uang beredar dalam arti luas (M2) pada Agustus 2022 tercatat tumbuh 9,5 persen (yoy), setelah tumbuh sebesar 9,6 persen (yoy) pada Juli.
Dibuka melemah, IHSG terus bergerak di zona merah sepanjang sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih tak mampu beranjak dari teritori negatif sampai penutupan bursa saham.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
IHSG ditutup melemah 40,32 poin atau 0,56 persen ke posisi 7.178,58. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 7,01 poin atau 0,68 persen ke posisi 1.025,63.
"Indeks saham di Asia sore ini ditutup turun karena investor masih mempertimbangkan prospek suku bunga acuan di AS naik lebih tinggi secara lebih cepat dari ekspektasi," tulis Tim Riset Phillip Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta, Jumat.
Suku bunga acuan naik tajam minggu ini di berbagai negara antara lain, AS, Inggris, Swedia, Swiss, Norwegia, Indonesia, Filipina, dan Taiwan. Namun pandangan bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), bahwa suku bunga acuan akan tetap tinggi pada 2023, adalah pemicu utama aksi jual di pasar saham.
Pasar obligasi dan valuta asing (valas) juga turut terguncang oleh kenaikan terkini suku bunga acuan di AS dimana reli nilai tukar mata uang dolar AS mulai membuat sejumlah negara mitra dagang AS mulai merasa tidak nyaman.
Nilai tukar euro dan yen terhadap dolar AS turun ke level terendah dalam 20 tahun sehingga memicu intervensi pasar oleh Pemerintah Jepang untuk pertama kali sejak 1998.
Pasar obligasi diselimuti oleh kecemasan karena investor dan pemangku kebijakan kesulitan menentukan seberapa tinggi suku bunga jangka pendek harus naik untuk menjinakkan inflasi di berbagai belahan dunia.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa likuiditas perekonomian pada Agustus tetap tumbuh positif. Uang beredar dalam arti luas (M2) pada Agustus 2022 tercatat tumbuh 9,5 persen (yoy), setelah tumbuh sebesar 9,6 persen (yoy) pada Juli.
Dibuka melemah, IHSG terus bergerak di zona merah sepanjang sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih tak mampu beranjak dari teritori negatif sampai penutupan bursa saham.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022