Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyebutkan Analog Switch Off (ASO) atau penghentian siaran TV analog di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) resmi berlangsung pada 5 Oktober 2022.

"Kementerian Kominfo mengumumkan bahwa wilayah Jabodetabek dan sekitar telah memenuhi kriteria ASO maka penghentian siaran televisi analog oleh seluruh lembaga penyiaran di Jabodetabek akan dilakukan secara serempak di 5 Oktober 2022," kata Ketua Tim Komunikasi Publik Migrasi TV Digital Kementerian Kominfo Rosarita Niken Widiastuti dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.

Ada 14 wilayah kota dan kabupaten yang terdampak ASO di Jabodetabek ialah Kota Administrasi Jakarta Pusat, Kota Administrasi Jakarta Utara, Kota Administrasi Jakarta Barat, Kota Administrasi Jakarta Selatan, Kota Administrasi Jakarta Timur, Kabupaten Kepulauan Seribu, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi, Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan.

Terkait distribusi bantuan perangkat Set-Top-Box (STB) di Jabodetabek, Kementerian Kominfo menyebutkan sudah sebanyak 63,4 persen atau sejumlah 479.307 perangkat yang telah diberikan kepada masyarakat.

Bantuan akan diberikan hingga mencapai 100 persen dengan harapan bisa selesai di akhir September 2022.

Adapun Jabodetabek telah memenuhi tiga kriteria ASO yaitu pertama terdapat siaran televisi analog yang akan dihentikan siarannya.

Lalu yang kedua wilayah yang tercakup siaran televisi analog sudah siap digantikan dengan siaran TV digital.

Terakhir yaitu kriteria ketiga ialah bantuan STB untuk rumah tangga miskin telah terdistribusi.
Niken berharap agar masyarakat di Jabodetabek yang telah memiliki kesempatan untuk mengakses layanan siaran digital dapat segera menikmati siaran tersebut bahkan sebelum 5 Oktober 2022 ketika ASO diselenggarakan.

Dengan demikian siaran televisi yang diterima bisa memiliki kualitas yang lebih baik dari siaran televisi analog.

"Demikian pelaksanaan ASO di Jabodetabek dapat kami umumkan. Jabodetabek merupakan episentrum pertelevisian di Indonesia. Mohon agar hal ini menjadi rujukan bagi kita semua menyiapkan peralihan ke siaran digital dengan sebaik-baiknya agar ASO di Jabodetabek bisa memberi manfaat siaran digital kepada masyarakat dan jadi momentum menjelang ASO nasional pada 2 November 2022," kata Niken.

Sebelumnya Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johhny G Plate menjadikan negara Jepang sebagai tolak ukur penerapan analog switch off (ASO) bagi siaran televisi karena memiliki geografis yang hampir sama sebagai negara kepulauan.

Menurutnya penerapan ASO tidak memungkinkan jika dilakukan secara serentak pada seluruh wilayah di sebuah negara. Kecuali, kata dia, negara Singapura yang bisa melakukan ASO serentak karena wilayahnya yang kecil.

"Kami tentu melaksanakan tahap-tahap analog switch off, jadi pelaksanaannya tidak satu kali serentak, tapi secara multi tahap," kata Johhny di Pusdikhub Kodiklat AD, Kota Cimahi, Jawa Barat, Senin.

Selain Jepang, menurutnya negara-negara yang memiliki wilayah yang luas seperti Amerika, Tiongkok, dan Uni Eropa juga menjadi tolak ukur bagi penerapan ASO.

Dia mengatakan selain memiliki tantangan geografis, Indonesia juga memiliki tantangan teknis dalam penerapan ASO. Salah Satunya yakni perlu adanya pengaturan reuse spectrum frequency dalam penerapan ASO yang perlu diperhatikan.

Pada tahun 2022 ini, menurutnya pemerintah sudah menyediakan satu juta set top box (STB) untuk masyarakat. Namun, kata dia, kebutuhan STB untuk masyarakat yang membutuhkan yakni sebanyak 6,7 juta.

"Undang-undang dan peraturan pemerintah memerintahkan set top box itu disediakan oleh multipleks, itu adalah perusahaan televisi nasional yang diberikan kewenangan sebagai penyelenggara," katanya.





Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: ASO Jabodetabek resmi berlangsung 5 Oktober 2022

Pewarta: Livia Kristianti

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022