Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) membantah dugaan kebocoran data pendaftaran kartu SIM telepon Indonesia.

Kemenkominfo mengatakan pihaknya telah melakukan penelusuran internal dan diketahui bahwa pihaknya tidak memiliki aplikasi untuk menampung data registrasi prabayar dan pascabayar.

“Berdasarkan pengamatan atas penggalan data yang disebarkan oleh akun Bjorka, dapat disimpulkan bahwa data tersebut tidak berasal dari Kementerian Kominfo,” katanya melalui siaran pers pada Kamis.

Kemenkominfo mengatakan pihaknya juga tengah melakukan penelusuran lebih lanjut terkait sumber data dan hal-hal lain terkait dengan dugaan kebocoran data tersebut.

Sebelumnya pada Kamis pagi, beredar kabar sebanyak 1,3 miliar data pendaftaran kartu SIM telepon Indonesia bocor.

“Data pendaftaran meliputi NIK, nomor telepon, nama penyedia (provider), dan tanggal pendaftaran. Penjual menyatakan bahwa data ini didapatkan dari Kominfo RI,” tulis Muh. Rifqi Priyo S. melalui akun Twitter-nya.

Dalam utas Twitter-nya, Rifqi melampirkan gambar tangkapan layar akun Bjorka yang mengklaim memiliki data tersebut.


Gambar tangkapan layar juga menampilkan rincian jumlah data yang bocor, termasuk besaran kapasitas data hingga harga data yang dipatok 50 ribu dolar AS.


Data IndiHome


Sementara itu PT Telkom Indonesia menyatakan tidak menemukan kebocoran data pengguna layanan IndiHome, setelah perusahaan telekomunikasi milik negara itu melakukan investigasi secara internal terkait dugaan kebocoran data pelanggan dan histori browsing.

"Berdasarkan investigasi dari kemarin sore hingga tadi pagi, kami juga lakukan kroscek dengan pihak terkait di internal, bahwa tidak ada record ID IndiHome yang valid (di temuan data bocor tersebut)," ujar SVP Corporate Communication and Investor Relation Telkom Ahmad Reza dalam jumpa pers di Jakarta, Senin.

Reza menjelaskan, Telkom tidak menggunakan e-mail dengan format @telkom.net, baik itu untuk kepentingan perusahaan maupun sebagai fitur atau layanan kepada pelanggan.

"Fungsinya bukan sebagai e-mail. Format .net ini sebagai format realm/domain atau user ID IndiHome," katanya.

Ia menegaskan pula bahwa tidak ada sistem di Telkom yang menyimpan histori browsing dan data pribadi secara berdampingan (breached).

"Tidak ada sistem yang di-breached, dan dapat diduga bahwa data yang dipublikasi di forum adalah hasil fabrikasi," kata Reza.

Selain itu, Reza mengatakan pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pihak terkait termasuk Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI dan menjelaskan kondisi terkini dari permasalahan tersebut. Di sisi lain, EGM Information Technology Telkom Sihmirmo Adi menambahkan, Telkom segera melakukan tindakan hati-hati saat menginvestigasi dugaan kebocoran data tersebut.

"Kami melakukannya (penelusuran dan investigasi) just in time. Kami tentu harus berhati-hati dan tidak mau gegabah, karena ini menyangkut kepercayaan publik. Semua step investigasi pun, memiliki protokolnya. Proses-proses itu sudah dibuat baku dan kita ikuti," jelas Sihmirmo.

VP Network/IT Stra, Tech and Architecture Telkom, Rizal Akbar juga memastikan bahwa data pelanggan IndiHome pun dilindungi dengan enkripsi dan firewall yang berlapis.

"Kami menyimpan data dan browsing history disimpan dengan terkendali, rahasia dan terproteksi. Datanya pun terenskripsi. Sehingga, ketika datanya revealed, tidak akan terbaca dengan mudah karena encrypted," kata Rizal.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenkominfo bantah dugaan kebocoran data kartu SIM

Pewarta: Rizka Khaerunnisa

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022