Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan meyakini revitalisasi Pasar Induk Cibitung mampu mendongkrak ekonomi kerakyatan melalui potensi nilai transaksi di area yang lebih representatif tersebut.

"Kondisi Pasar Induk Cibitung yang semakin baik dan bersih mampu menggerakkan roda perekonomian masyarakat khususnya pelaku usaha yang ada di pasar ini," katanya saat meninjau pasar, Selasa.

Dani melihat langsung progres revitalisasi dan meninjau sejumlah fasilitas serta aspek pengerjaan dengan berkeliling untuk melihat sejauh mana proses yang masih terus berjalan itu, termasuk berdialog dengan pedagang yang secara bertahap menempati lapak baru.

"Kalau kita lihat tentu sudah jauh lebih baik dari kondisi pasar induk sebelumnya. Fasilitas juga cukup lengkap, ada masjid, tempat parkir yang memadai, food court, tempat pengolahan sampah, dan tidak kalah penting adalah drum tank atau tangki bawah tanah," kata Dani Ramdan di Cikarang, Selasa.

Dia menjelaskan drum tank atau tangki bawah tanah yang terletak di bawah tempat parkir berfungsi untuk mencegah terjadinya banjir atau genangan air yang timbul ketika hujan. Melalui penampungan air bawah tanah tersebut, pembuangan air tidak langsung ke jalan melainkan ditampung terlebih dahulu.

Dirinya juga menyempatkan diri berdialog dengan pedagang untuk mengetahui aspirasi para pedagang yang juga mengapresiasi proses revitalisasi pasar tersebut.

"Kondisi ini jauh lebih nyaman jika dibandingkan dengan pasar induk lama yang begitu becek dan kurang rapi, sekarang dengan lapak yang lebih tinggi lantainya, lebih rapi, dan lebih bagus, mudah-mudahan bisa terus seperti ini," ucap salah seorang pedagang di lokasi, Sardian.


Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi Muchlis memproyeksikan Pasar Induk Cibitung mampu menjadi pasar regional yang kuat khususnya di wilayah penyangga Ibu Kota Negara dengan kontribusi penambahan pendapatan asli daerah.

"Kalau punya pasar induk yang kuat, paling tidak produk-produk seperti buah dan sayuran semua ada di sini, jadi sistem transportasi dan distribusi akan jauh lebih murah," katanya.

Dia menjelaskan proses revitalisasi yang sudah berlangsung sejak tahun 2021 itu diperkirakan selesai pada Bulan Juli 2023 dengan progres saat ini telah mencapai 50 persen dari total pengerjaan.

Camat Cibitung Encun Sunarto mengatakan pihaknya turut mendukung revitalisasi pasar yang sedang berlangsung melalui upaya perbaikan lingkungan mengingat Pasar Induk Cibitung termasuk pasar yang memiliki konsumen dari wilayah Jabodetabek.

"Kita sudah lakukan penataan dengan melakukan penertiban terhadap bangunan liar dan parkir liar di samping pasar induk. Kita juga mengembalikan fungsi jalan setelah ditertibkan dengan melakukan pelebaran jalan di samping pasar, pada sisi kiri dan kanan, masing-masing satu meter," katanya.

Sebelumnya Pengelola Pasar Induk Cibitung di Jalan Raya Teuku Umar Nomor 1 Kelurahan Wanasari, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi, berharap perekonomian bangkit kembali seiring dengan tingkat penyebaran COVID-19 yang melandai pada PPKM level 3 ini.

Kasubbag Tata Usaha UPTD Pasar Induk Cibitung Isep Kadarisman di Cibitung, Rabu, mengatakan hingga kini situasi di pasar tersebut masih lengang karena ada pembatasan kunjungan hingga 50 persen dari kapasitas pengunjung pasar.

Situasi tersebut berdampak pada stok komoditas di pasar melimpah sedangkan omzet pedagang menurun. 


"Omzet pedagang sayuran terdampak akibat penurunan pembeli hingga 50 persen," kata Isep Kadarisman.

Pasar Induk Cibitung memasok sayuran ke 100 pasar wilayah lain milik pemerintah daerah maupun swasta di wilayah Kabupaten Karawang, Kota Bekasi, Kota dan Kabupaten Bogor, Cikampek, Purwakarta, Tangerang, bahkan hingga Lampung.

Dia menjelaskan penurunan animo masyarakat untuk datang dan berbelanja sayuran di Pasar Induk Cibitung mengakibatkan sejumlah stok sayuran melimpah.

Isep Kadarisman menyebut stok cabai rawit merah kini mencapai 25 ton per hari sedangkan bawang putih lima ton per hari. Stok bawang merah bahkan terbilang tinggi hingga mencapai 120 ton per hari meski Pasar Induk Cibitung merupakan pemasok utama komoditas tersebut.

"Stok melimpah ini juga disebabkan sejumlah komoditas sedang panen raya," katanya.

Di sisi lain, kata dia, melimpahnya stok ini menyebabkan sejumlah komoditas mengalami penurunan harga. Seperti cabai rawit merah yang sempat menyentuh harga Rp60 ribu per kilogram pada Juni-Juli lalu, kini anjlok hingga Rp12 ribu per kilogram.

"Itu saja naik sedikit ya kalau cabai rawit merah, kemarin-kemarin harganya cuma Rp8-10 ribu," katanya.

Begitu pula harga bawang merah yang pada bulan lalu mencapaI Rp22-24 ribu, kini dijual hanya seharga Rp16 ribu per kilogram.

Isep menjelaskan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) turut mempengaruhi penurunan harga komoditas sayuran di Pasar Induk Cibitung.

"Ya mungkin karena faktor PPKM juga, penghasilan masyarakat berkurang sehingga juga turut mengurangi pengeluaran untuk membeli sayuran," ucapnya.

Ditambah beberapa usaha rumah makan, katering, dan restoran juga sempat mengurangi jam operasional bahkan menghentikan aktivitasnya saat PPKM. "Faktor ekonomi masyarakat belum stabil, tidak ada katering yang buka, orang hajatan juga tidak ada, hari raya besar juga tidak boleh, makanya pembeli berkurang," kata dia.

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022