Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup turun di tengah penguatan bursa saham regional Asia.
IHSG ditutup melemah 20,5 poin atau 0,28 persen ke posisi 7.174,21. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 5,13 poin atau 0,5 persen ke posisi 1.021,48.
"Usai keputusan pengetatan moneter BI, yield obligasi acuan mengalami penurunan ke level 7 persen. Tampaknya pasar saham telah merespons kebijakan tersebut yang tercermin dari penguatan harga pada pasar obligasi. Hal ini yang turut mempengaruhi laju IHSG dimana pasar sudah mulai mengalihkan asetnya ke instrumen yang lebih aman," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta, Kamis.
Di samping itu rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang memberikan efek berganda kepada masyarakat pun sudah mulai membuat para buruh menyuarakan penolakan, yang bisa menimbulkan demonstrasi hingga dikhawatirkan berpengaruh terhadap pergerakan IHSG.
Di sisi lain bursa Asia mengalami penguatan jelang simposium Jackson Hole AS dan China yang menambah paket stimulus baru sebesar 1 triliun yuan untuk menyelematkan ekonominya.
Bursa Hong Kong pun terlihat optimistis setelah perdagangannya mengalami suspensi imbas peringatan badai topan.
Demikian pula, bank sentral Jepang yang akan menjaga kebijakan ultra longgar di tengah bank sentral yang secara agresif telah menaikkan suku bunganya, termasuk Bank Indonesia yang telah bergabung dengan 70 negara yang menaikkan suku bunga.
Dibuka melemah, IHSG tak lama menguat namun kemudian kembali lagi ke zona merah hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih tak mampu beranjak dari teritori negatif sampai penutupan bursa saham.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
IHSG ditutup melemah 20,5 poin atau 0,28 persen ke posisi 7.174,21. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 5,13 poin atau 0,5 persen ke posisi 1.021,48.
"Usai keputusan pengetatan moneter BI, yield obligasi acuan mengalami penurunan ke level 7 persen. Tampaknya pasar saham telah merespons kebijakan tersebut yang tercermin dari penguatan harga pada pasar obligasi. Hal ini yang turut mempengaruhi laju IHSG dimana pasar sudah mulai mengalihkan asetnya ke instrumen yang lebih aman," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta, Kamis.
Di samping itu rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang memberikan efek berganda kepada masyarakat pun sudah mulai membuat para buruh menyuarakan penolakan, yang bisa menimbulkan demonstrasi hingga dikhawatirkan berpengaruh terhadap pergerakan IHSG.
Di sisi lain bursa Asia mengalami penguatan jelang simposium Jackson Hole AS dan China yang menambah paket stimulus baru sebesar 1 triliun yuan untuk menyelematkan ekonominya.
Bursa Hong Kong pun terlihat optimistis setelah perdagangannya mengalami suspensi imbas peringatan badai topan.
Demikian pula, bank sentral Jepang yang akan menjaga kebijakan ultra longgar di tengah bank sentral yang secara agresif telah menaikkan suku bunganya, termasuk Bank Indonesia yang telah bergabung dengan 70 negara yang menaikkan suku bunga.
Dibuka melemah, IHSG tak lama menguat namun kemudian kembali lagi ke zona merah hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih tak mampu beranjak dari teritori negatif sampai penutupan bursa saham.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022