Survei yang dilakukan oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebutkan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto sangat tidak kompetitif dalam bursa calon presiden 2024.
Direktur Riset SMRC Deni Irvani, dalam siaran persnya, di Jakarta, Minggu, mengatakan sebagai pimpinan dua partai terbesar (PDIP dan Golkar), Puan Maharani dan Airlangga Hartarto memiliki peluang paling besar untuk dicalonkan dalam Pilpres 2024.
"Namun, dukungan pada keduanya sangat tidak kompetitif dibanding tokoh partai lain, terutama Prabowo Subianto," kata Deni dalam survei SMRC yang bertajuk "Kecenderungan Elektabilitas Calon Presiden".
Ia menyebutkan, dalam pertanyaan semi terbuka dengan daftar 43 nama, Puan hanya mendapatkan dukungan 1 persen dan Airlangga 0,5 persen. Sementara tokoh partai besar lain seperti Prabowo mendapatkan 16,7 persen.
"Dukungan pada dua pimpinan partai terbesar ini tidak mengalami kemajuan dalam satu setengah tahun terakhir," tuturnya.
Pada Maret 2021, dalam pertanyaan semi terbuka, dukungan pada Puan sebesar 0,5 persen menjadi 1 persen pada Agustus 2022. Sementara dukungan pada Airlangga 0,1 persen pada Maret 2021 menjadi 0,5 persen pada Agustus 2022.
Deni melanjutkan bahwa jika yang maju hanya elite-elite inti partai, dalam simulasi pilihan tertutup terhadap 5 nama (Prabowo vs AHY vs Puan vs Muhaimin vs Airlangga), Prabowo mendapat dukungan terbesar, 39,4 persen disusul AHY 13,3 persen, Puan 6,9 persen, Muhaimin 6,7 persen, dan Airlangga 3,3 persen. Masih ada 30,3 persen yang belum tahu atau tidak menjawab.
Dalam simulasi 5 nama tokoh partai besar, kata Deni, suara Puan stagnan dari 5,7 persen pada Maret 2022 menjadi 6,9 persen pada Agustus 2022. Hal yang sama terjadi pada Airlangga, dari 5,3 persen pada Maret 2022 menjadi 3,3 persen pada Agustus 2022.
Dia menyebutkan, lemahnya dukungan publik pada Puan karena tingkat kedisukaan atau likeability yang rendah dan cenderung semakin rendah.
"Dari 67 persen yang tahu Puan Maharani, hanya 44 persen yang mengaku suka. Angka ini mengalami penurunan dalam satu setengah tahun terakhir, dari 60 persen pada Maret 2021 menjadi 44 persen pada survei Agustus 2022," paparnya.
Sementara Airlangga lemah, baik dari aspek kedisukaan maupun kedikenalan. Hanya ada 38 persen publik yang mengenal atau tahu Airlangga.
Kedikenalan itu sedikit mengalami peningkatan, dari 26 persen (Maret 2021) menjadi 38 persen (Agustus 2022). Dari yang tahu, hanya 61 persen yang suka. Kedisukaan Airlangga ini meningkat dari 48 persen pada Maret 2022, tapi masih jauh lebih rendah dibanding kedisukaan Ganjar (83 persen).
"Dukungan pada Puan dan Airlangga sangat rendah dan tidak mengalami kemajuan. Peluang keduanya untuk menang dalam pemilihan presiden mendatang masih sangat kecil," ucap Deni.
Ganjar Pranowo Unggul
Hasil survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo semakin unggul dari bakal capres lainnya menjelang kontestasi Pilpres 2024.
"Dalam semua simulasi, Ganjar unggul atas semua tokoh yang potensial maju sebagai calon presiden pada pemilihan umum mendatang," kata Direktur Riset SMRC Deni Irvani saat memaparkan hasil survei yang bertajuk "Kecenderungan Elektabilitas Calon Presiden", seperti dikutip dalam siaran persnya, Minggu.
Menurut dia, dalam pertanyaan terbuka atau "top of mind", di mana responden menyebutkan nama calon presiden yang mereka dukung secara spontan, Ganjar menempati urutan pertama dengan dukungan 17,6 persen.
Disusul Prabowo Subianto 12,6 persen, Joko Widodo 12,5 persen, Anies Baswedan 9,1 persen, Ridwan Kamil 4,3 persen, dan nama-nama lain di bawah 2 persen.
"Masih ada 32,4 persen warga yang belum menyebutkan nama calon pada pertanyaan terbuka ini," ujarnya.
Deni menjelaskan bahwa dukungan spontan untuk Gubernur Jawa Tengah ini mengalami penguatan. Dari Maret 2021 ke Agustus 2022 dukungan spontan kepada Ganjar naik dari 6,1 persen menjadi 17,6 persen.
Sementara dukungan kepada Prabowo tidak banyak berubah dari 13,4 persen menjadi 12,6 persen, dan Anies cenderung naik dari 5,4 persen menjadi 9,1 persen.
Dalam format pertanyaan semi terbuka dengan daftar 43 nama dan responden bisa menyebutkan nama lain di luar itu, Ganjar mendapat dukungan 25,5 persen, disusul Prabowo 16,7 persen, Anies 14,4 persen, Ridwan Kamil 6 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 3,8 persen, dan nama-nama lain di bawah 3 persen. Masih ada 15,1 persen yang tidak tahu atau belum menjawab.
Pada simulasi semi terbuka, kata Deni, Ganjar juga mengalami peningkatan suara yang sangat signifikan, dari 8,8 persen pada survei Maret 2021 menjadi 25,5 persen pada Agustus 2022.
Sementara Prabowo cenderung melemah dari 20 persen menjadi 16,7 persen di periode yang sama. Anies sedikit menguat dari 11,2 persen menjadi 14,4 persen.
"Dalam simulasi pilihan tertutup terhadap 3 nama, Ganjar mendapat dukungan terbanyak 32 persen, disusul Prabowo 30,8 persen, dan Anies 21,9 persen. Ada 15,3 persen yang belum menjawab," papar Deni.
Dari Mei 2021 ke Agustus 2022, tambah dia, dukungan kepada Ganjar naik dari 25,5 persen menjadi 32 persen, sementara Prabowo cenderung turun dari 34,1 persen menjadi 30,8 persen, dan Anies cenderung melemah atau stabil dari 23,5 persen menjadi 21,9 persen.
Dari data ini, Deni menyimpulkan bahwa Ganjar Pranowo adalah tokoh yang paling potensial dalam Pilpres mendatang.
"Dukungan kepadanya terus naik, dan dalam survei terakhir (Agustus 2022) ia unggul atas nama-nama lainnya," ucap Deni.
Lebih jauh Deni menyatakan bahwa kenaikan dukungan signifikan pada Ganjar setidaknya karena tiga faktor.
Pertama, Ganjar konsisten menjadi tokoh yang lebih disukai dibanding lawan-lawannya yang kompetitif.
"Ada 83 persen dari yang tahu mengaku suka pada Ganjar Pranowo. Angka ini stabil dalam satu setengah tahun terakhir," tuturnya.
Sementara kedisukaan pada Prabowo nisbi lebih rendah dan cenderung melemah. Dari yang tahu, hanya 71 persen yang mengaku suka pada Prabowo atau menurun dari 75 persen pada Maret 2021. Sedangkan tingkat kedisukaan pada Anies sebesar 74 persen atau menurun dari 77 persen pada Maret 2022.
Kedua, kedikenalan Ganjar secara perlahan terus naik. Pada survei Maret 2021, Ganjar baru dikenal sekitar 54 persen warga.
"Angka ini naik signifikan menjadi 71 persen pada Agustus 2022. Sementara kedikenalan Prabowo sudah maksimal, sekitar 96 sampai 98 persen dalam satu setengah tahun terakhir. Anies juga demikian, dikenal 81 persen pada Maret 2021 menjadi 85 persen pada Agustus 2022," ucap Deni.
Ketiga, kedekatan dan interaksi Ganjar dengan Joko Widodo beberapa kali belakangan ini memindahkan dukungan pada Jokowi ke Ganjar Pranowo.
Survei ini dilakukan secara tatap muka pada 5-13 Agustus 2024. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Dari populasi itu dipilih secara random (stratified multistage random sampling) 1220 responden. Response rate sebesar 1053 atau 86 persen. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (asumsi simple random sampling).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: SMRC: Puan dan Airlangga tak kompetitif dalam bursa capres
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022