Harga minyak menguat pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), rebound dari kerugian di awal sesi, dibantu oleh angka-angka yang menggembirakan pada permintaan bensin AS dan karena data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan mendorong investor ke aset-aset berisiko.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober terangkat 1,09 dolar AS atau 1,1 persen, menjadi menetap di 97,40 dolar AS per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman September naik 1,43 dolar AS atau 1,6 persen, menjadi ditutup di 91,93 dolar AS per barel.

Persediaan minyak mentah AS naik 5,5 juta barel dalam seminggu terakhir, Badan Informasi Energi AS mengatakan, lebih dari peningkatan yang diperkirakan 73.000 barel.

Namun, stok bensin AS turun tajam karena permintaan tersirat naik setelah berminggu-minggu aktivitas lesu selama apa yang seharusnya menjadi puncak musim mengemudi musim panas.

"Semua orang sangat fokus pada potensi kehancuran permintaan, jadi melihat permintaan tersirat menunjukkan rebound yang sangat besar untuk minggu lalu mungkin telah memberikan kenyamanan bagi mereka yang benar-benar khawatir tentang itu," kata Matt Smith, analis minyak utama untuk Amerika di Kpler.

Produk bensin yang dipasok naik dalam seminggu terakhir menjadi 9,1 juta barel per hari, meskipun angka itu masih menunjukkan permintaan turun 6,0 persen selama empat minggu terakhir dibandingkan dengan periode tahun lalu.

Penyulingan minyak dan operator pipa AS memperkirakan konsumsi energi yang kuat untuk paruh kedua tahun 2022, tinjauan Reuters terhadap telekonferensi pendapatan perusahaan.


 

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022