"Mengapresiasi program ini, suatu inovasi dan kreasi pelayanan yang dikolaborasikan dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui keterlibatan pelaku usaha kecil," kata Tri di Bekasi, Sabtu.
Dia mengemukakan bahwa Program Lamar Si Eneng memfasilitasi pengembangan usaha ekonomi kreatif sekaligus kegiatan silaturahmi antarwarga.
"Poin positif program ini, masyarakat jadi semakin mudah serta cepat mengakses informasi, termasuk mengetahui sejumlah persyaratan ketika hendak mengajukan permohonan, tidak terbatas di jam kerja perkantoran saja," kata Wali Kota.
"Semoga upaya yang dilakukan Camat Bekasi Timur sampai ke tingkat stafnya ini bisa ditiru oleh wilayah lain sebab mampu menjalin silaturahmi yang baik kepada warga sekaligus menciptakan peluang bisnis pelaku usaha kecil," katanya.
Dia menekankan bahwa memberikan pelayanan prima merupakan kewajiban setiap aparatur negara selaku abdi masyarakat.
Camat Bekasi Timur Fitri Widiyati mengatakan Program Lamar Si Eneng ditujukan untuk memudahkan warga yang tidak bisa mengakses pelayanan administrasi pemerintah kecamatan pada jam kantor.
"Sebagai konsekuensi wilayah penyangga Ibu Kota dengan tingkat aktivitas tinggi sehingga tidak memiliki banyak waktu untuk mengakses pelayanan pemerintah, kami memberikan pelayanan ekstra di malam hari," katanya.
Program Lamar Si Eneng mencakup penambahan waktu pelayanan di Kantor Kecamatan Bekasi Timur setiap Hari Jumat hingga pukul 20.00 WIB dan pemberian izin bagi pelaku usaha kecil yang berjualan di area kantor kecamatan untuk membuka lapak hingga pukul 22.00 WIB.
Program pelayanan itu memungkinkan warga mengurus dokumen kependudukan seperti Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga, Kartu Identitas Anak, serta akta kelahiran dan kematian di luar jam kantor.
"Program ini terealisasi berkat dukungan segenap lapisan masyarakat Bekasi Timur. Tokoh-tokoh masyarakat dan pelaku UMKM binaan kami yang bersedia dan mendukung pelaksanaannya. Semoga masyarakat menjadi lebih mudah mengakses permohonan di wilayah kami," kata Fitri.
Forum Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memperkenalkan batik khas Kabupaten Bekasi, Jawa Barat ke sekolah-sekolah melalui kegiatan sosialisasi yang diikuti para kepala sekolah jenjang pendidikan TK hingga SMP di wilayah itu.
Ketua Forum UMKM Kecamatan Cibarusah Setyowati mengatakan pengenalan Batik Bekasi di lingkungan dunia pendidikan selain menjadi upaya pengembangan ekonomi kreatif masyarakat juga dalam rangka mengajak segenap pelajar untuk mencintai budaya, sejarah, serta kearifan lokal yang tertuang melalui media pakaian.
"Kita ingin anak-anak kita mengetahui dan mencintai budaya, sejarah, dan kearifan lokal melalui media batik yang dapat melekat atau digunakan pelajar. Batik ini sudah mendapat atensi pemerintah daerah dan semoga menjadi ikon sekaligus identitas yang melekat," katanya di Kabupaten Bekasi, Sabtu.
Dia menyebutkan sejumlah motif batik yang tengah dikembangkan Forum UMKM Kabupaten Bekasi di wilayah Kecamatan Cibarusah antara lain Klenteng Ngok Kok Ong, Masjid Al-Mujahidin, serta motif Pondok Pesantren Baqiyatussholihat yang didirikan KH. Raden Ma'mun Nawawi.
Selain itu ada pula motif Jembatan Cipamingkis dan Mobil Truk Biawak yang menggambarkan tentang kearifan lokal yang masih eksis hingga saat ini.
Seluruh motif batik tersebut dalam waktu dekat akan didaftarkan legalitasnya melalui Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atas bantuan Dinas Pariwisata Kabupaten Bekasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022