Presiden Joko Widodo menyebutkan Korea Selatan sepakat untuk mendukung pembangunan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, termasuk pada pembangunan "smart city" dengan total nilai investasi mencapai 6,37 miliar dolar AS (setara Rp 95,12 triliun) 

Hal itu diungkapkan Presiden Joko Widodo usai bertemu Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol di Kantor Kepresidenan Yongsan, Seoul, Kamis sore.

"Kita juga telah memulai kerja sama dalam pengembangan IKN Nusantara, antara lain kerja sama dalam pembangunan penyediaan sistem air minum dan 'capacity building' dalam pembangunan smart city," kata Presiden Jokowi dalam konferensi pers bersama Presiden Yoon Suk-yeol yang disaksikan secara virtual dari Jakarta, Kamis.

Jokowi menjelaskan bahwa dukungan Korea Selatan dalam pembangunan di IKN juga dilakukan melalui penandatanganan nota kesepahaman kerja sama investasi antara PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) bersama Kementerian Investasi dengan Posco Korea.

Kerja sama antara Krakatau Steel dan Posco menyepakati investasi perluasan kapasitas produksi baja, terutama pada industri baja otomotif untuk kendaraan listrik, serta partisipasi Posco dalam pembangunan IKN Nusantara. Investasi dari kerja sama tersebut diperkirakan 3,5 miliar dolar AS.

Selain itu, Pemerintah Korea Selatan juga menyepakati pembangunan instalasi pengolahan limbah cair untuk IKN Nusantara.

"Nilai investasinya keseluruhan mencapai 6,37 miliar dolar AS dan akan menyerap lebih dari 58 ribu tenaga kerja," kata Jokowi.
Sementara itu, berdasarkan keterangan resmi dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljhono, kerja sama Indonesia-Korea Selatan juga mencakup pembangunan instalasi pemurnian air.

Basuki mengatakan Kementerian Lingkungan Hidup Korea Selatan akan membantu melalui hibah pembangunan instalasi pemurnian air dengan kapasitas 300 liter per detik.

"Kami sudah melihat kemarin di Hwaseong Water Purification Plant. Menurut saya ini adalah teknologi terbaik yang tersedia yang sudah diaplikasikan oleh Korea Selatan sehingga siap minum karena proses pengolahan akhirnya dilakukan dengan metoda ozonisasi," kata Basuki.

Kerja sama kedua yang sudah disepakati adalah pembangunan instalasi pengolahan limbah cair untuk IKN Nusantara. Kerja sama ketiga mencakup pembangunan smart village yang terdiri dari 100 unit rumah sebagai proyek percontohan.

"Proyek smart village ini direncanakan dapat mulai dibangun pada 2023 mendatang dengan dukungan dari Korea Selatan," kata Basuki.

Untuk menghubungkan IKN Nusantara dengan Kota Balikpapan, Pemerintah Korsel juga akan membantu pembangunan terowongan bawah laut atau immerse tunnel yang sesuai dengan konsep forest city.

"Kita ingin melindungi bekantan, fauna dan flora endemik lainnya yang ada di sekitar Teluk Balikpapan. Untuk itu, kita tidak akan membangun jembatan yang secara fisik mengubah morfologi lingkungan, melainkan kita coba bangun immerse tunnel seperti di Geoje, Busan," kata Basuki.
Saat ini, proyek tersebut sedang dikerjakan studi kelayakannya, kemudian tahun ini dilanjutkan dengan desain dasar, sehingga diharapkan pembangunan dapat dimulai pada 2023.


Kerja Sama Strategis

Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan menyepakati upaya memperkuat kerja sama strategis dalam pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Presiden Yoon Suk-yeul di Kantor Kepresidenan Yongsan, Seoul, Kamis.

"Pada hari ini, saya dan Bapak Presiden Joko Widodo sepakat untuk memperkuat kerja sama strategis kedua negara seiring dengan perkembangan dunia yang dinamis," kata Presiden Yoon dalam keterangan pers bersama Presiden Jokowi seperti disimak melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden RI di Jakarta, Kamis.

Yoon menjelaskan sejak hubungan diplomasi antara Korea Selatan dan Indonesia terjalin di 1973, kedua negara itu terus meningkatkan hubungan secara signifikan di berbagai bidang, termasuk ekonomi, perdagangan, budaya, pertukaran people to people, diplomasi, dan keamanan.

Menurut Yoon, baik Korsel maupun Indonesia memiliki tujuan sama yakni mewujudkan kawasan Indo-Pasifik yang damai dan sejahtera bersama.

"Kedua negara juga memiliki kepentingan yang sama, yakni mempertahankan tatanan internasional yang bertopang pada norma," tambahnya.

Dia menyoroti peranan Indonesia sebagai salah satu negara pemimpin di ASEAN, sekaligus satu-satunya negara di kawasan itu yang memiliki hubungan kemitraan dengan Korea Selatan.
Di sela-sela pertemuan bilateral, Yoon sempat mengutarakan kepada Jokowi tentang keinginan Korea Selatan untuk mempererat kerja sama dengan ASEAN. Pasalnya, Korea Selatan menilai ASEAN sebagai mitra utama dalam membangun perdamaian dan kesejahteraan bersama di kawasan Indo-Pasifik.

Yoon, yang baru mulai memulai masa jabatannya sebagai Presiden Korea Selatan pada 10 Mei lalu, menyampaikan bahwa pemerintahannya saat ini sedang membangun landasan untuk menjalin diplomasi dengan ASEAN.

"Saya menyampaikan kepada Bapak Presiden Joko Widodo bahwa penting sekali bagi Korea kedudukan ASEAN dari segi strategi, dan saya juga menyampaikan tekad untuk mempererat kerja sama dengan ASEAN," jelasnya.

Yoon juga menegaskan bahwa dirinya dan Jokowi sudah sepakat untuk terus mengintensifkan komunikasi di masa mendatang dalam upaya mewujudkan hal-hal tersebut.

Sementara itu, Presiden Jokowi menyampaikan ucapan selamat atas terpilihnya Yoon sebagai Presiden Korea Selatan. Jokowi meyakini kerja sama bilateral Indonesia dan Korea Selatan semakin kuat di bawah kepemimpinan Presiden Yoon.

"Hubungan Indonesia-Republik Korea selama ini sudah sangat kokoh, yang didasarkan pada kemitraan strategis khusus. Namun, ruang untuk terus meningkatkan kerja sama masih sangat lebar. Kunjungan saya kali ini akan saya gunakan untuk memperkokoh kerja sama terutama di bidang ekonomi," kata Jokowi.

Turut mendampingi Jokowi dalam pertemuan tersebut ialah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, dan Duta Besar RI untuk Korea Selatan Gandi Sulistiyanto.

 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jokowi: dukungan pembangunan IKN dari Korsel capai 6,37 miliar dolar

Pewarta: Mentari Dwi Gayati

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022