Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C) memasang tujuh unit kamera pengawas atau CCTV di aliran Sungai Cileungsi dan Cikeas yang berlokasi di Kabupaten Bogor dan Bekasi, Jawa Barat, untuk mendeteksi secara dini kejadian banjir.

"Petugas pemantau di hulu-hulu sungai untuk mengetahui tinggi muka air di hulu. Manfaatnya, enam jam sebelum banjir, masyarakat sudah bisa mendapat informasi dari KP2C yang itu dilakukan setiap hari," ungkap Ketua KP2C  Puarman usai audiensi dengan Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan di Cibinong Kabupaten Bogor, Rabu.

Menurutnya, pembiayaan pemasangan CCTV tersebut dilakukan secara mandiri dari donasi anggota KP2C.

Komunitas ini beranggotakan 32.000 warga korban banjir yang bermukim di sekitar aliran Sungai Cileungsi, Sungai Cikeas dan Kali Bekasi. Sebanyak 50 persen di antaranya merupakan warga Kabupaten Bogor.

Puarman menyebutkan bahwa pihaknya masih membutuhkan lima unit kamera CCTV untuk memaksimalkan upaya deteksi dini saat musim hujan di aliran Sungai Cileungsi dan Cikeas.

Hal ini menjadi penting karena terdapat 7.800 kepala keluarga (KK) di Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor menjadi langganan banjir setiap tahunnya.
“Jadi bukan pemantauan yang ditingkatkan, tapi butuh penanganan dan solusi, seperti normalisasi sungai. Itu kita sampaikan juga tadi ke Pak Plt Bupati,” kata Puarman.

Sementara, Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan di tempat yang sama menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Bogor akan mempelajari seluruh aspirasi yang disampaikan oleh KP2C, dengan membahasnya secara internal sesuai dengan tupoksi di dinas-dinas terkait.

"Mereka menyampaikan beberapa aspirasi. Kami juga mengapresiasi lah karena komunitas itu telah memasang kamera CCTV, untuk deteksi. Jadi bisa melihat ketinggian air di hulu dalam waktu enam jam, jadi masyarakat bisa siap-siap menyelamatkan diri,” kata Iwan.

Ia menyebutkan KP2C juga menyampaikan adanya pencemaran limbah industri di aliran Sungai Cileungsi dan Cikeas, termasuk tempat pembuangan sampah ilegal di tepian sungai.

“Jadi ada oknum masyarakat ya. Mengutip biaya pengangkutan sampah, jadi membuang sampahnya justru di sungai. Ini tidak boleh. Saya segera perintahkan Dinas Lingkungan Hidup supaya pembuangan sampah itu ditutup. Karena mereka yang untung, tapi banyak yang dirugikan,” ujarnya.

Sementara itu Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menerima bantuan Rp200 juta dari Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) untuk penanganan korban bencana banjir bandang dan longsor di Kecamatan Leuwiliang dan Pamijahan.
"Bantuan para relawan ini sangat membantu untuk memulihkan mental masyarakat. Kami sangat menunggu bantuan-bantuan dari yang lain supaya masyarakat tidak hanya dicukupi kebutuhan dasarnya saja," ungkap Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan saat menerima bantuan tersebut secara simbolis di Cibinong, Bogor, Selasa.

Menurut dia, segala bentuk bantuan untuk penanganan bencana dikoordinasikan dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, sebelum disalurkan ke lokasi-lokasi bencana agar tepat sasaran. 

Iwan menyebutkan Pemerintah Kabupaten Bogor tetap fokus membangun kembali infrastruktur yang rusak. 

Sebelumnya anggota BPKH Bidang Kesekbanan dan Kemaslahatan, Rahmat Hidayat menjelaskan bahwa pihaknya berkolaborasi dengan Rumah Zakat untuk menyalurkan bantuan di Kabupaten Bogor.

Dana tunai diserahkan ke Rumah Zakat, kemudian membelanjakannya untuk korban bencana, di antaranya kebutuhan dapur, makanan, logistik, perlengkapan kesehatan, serta kebutuhan mendesak lainnya. 

Rahmat menegaskan uang yang didonasikan bukan merupakan dana haji, melainkan dana manfaat dari pengelolaan dana abadi jamaah haji.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: KP2C pasang CCTV di Sungai Cileungsi-Cikeas untuk deteksi dini banjir

Pewarta: M Fikri Setiawan

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022