ANTARAJAWABARAT.com,13/8 - Kontribusi BUMD di Provinsi Jawa Barat terhadap pendapatan daerah pada tahun 2012 mengalami penurunan dikarenakan Bank BJB membutuhkan tambahan modal untuk program pengembangan jaringan usaha, sehingga dari hasil RUPS bulan Maret yang semula ditetapkan deviden sebesar 65 persen menjadi 62,5 persen.
"Pembagian devidennya dikurangi kan biasanya sebesar 65 persen menjadi 62,5 persen. Sebanyak 2,5 persennya digunakan untuk pengembangan BJB atas restu seluruh pemegang saham," kata Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, di Gedung DPRD Jabar, Kota Bandung, Senin.
Ditemui usai Rapat Paripurna DPRD Jawaban Gubernur Atas Pandangan Umum Fraksi-Fraksi di DPRD Jawa Barat terhadap Raperda tentang PAPBD Provinsi Jabar, Heryawan mengatakan, penurunan deviden tersebut bukanlah sebuah masalah yang krusial.
"Tak ada masalah itu karena tidak berkaitan dengan prestasi dari Bank BJB-nya itu sendiri, sebab dana Bank BJB atau labanya kan jadi nambah. Dan menurunnya itu bukan masalah atau bukan karena kerugian tapi karena pengembangan," kata dia.
Menurut dia, laba yang dibagi sebagai deviden dengan laba yang disimpan untuk pengembangan di Bank BJB merupakan dua hal yang berbeda untuk saat ini.
"Kan asalnya laba dibaginya itu adalah 65 persen, sekarang menjadi 62,5 persen. Sehingga berakibat penerimaan dari BUMD terhadap Pemprov Jabar jadi menurun sedikit," ujarnya.
Ketika ditanyakan kapan pengembangan di Bank BJB tersebut akan dilakukan, Heryawan menyatakan hal tersebut sepenuhnya diatur oleh Bank BJB bukan oleh Pemprov Jawa Barat.
"Waduh itu urusan Bank BJB. Apakah ada rambu-rambu dari pemprov, itu urusan direksi dan komisarisnya. Kan program BUMD itu yang membuat ialah direksi dan direstui oleh komisaris. Kami (Pemprov Jabar) hanya laporan rencana kerjanya saja atau seperti apa rencana kerjanya dievaluasi oleh komisaris," kata dia.
Pihaknya menambahkan, untuk tahun depan tidak diharuskan ada target deviden Bank BJB namun untuk target keuntungan dari BJB di tahun 2013 harus bisa melampaui Rp1 triliun lebih.
"Tahun ini kan Rp850 miliar (keuntungan). Oleh karena itu, kalau tahun depan labanya Rp1 triliun lebih, meskipun dibagi 65 persen itu tetap meningkat. Tapi rata-rata Bank BJB sebagai bank pemda, membagi devidennya cukup tinggi dibandinglan dengan bank plat merah pemerintah pusat, karena mereka rata-rata membagikannya hanya diangka 55 persen," kata Heryawan.
Pada Rapat Paripurna sebelumnya, Fraksi Partai Demokrat, Fraksi PDI Perjuangan, Fraksi PPP, Fraksi Partai Gerindra dan Fraksi Hanura-PKB mengkritisi mengenai kontribusi BUMD di Provinsi Jawa Barat terhadap pendapatan daerah pada tahun 2012 mengalami penurunan dikarenakan Bank BJB membutuhkan tambahan modal untuk program pengembangan jaringan usaha, sehingga dari hasil RUPS bulan Maret yang semula ditetapkan deviden sebesar 65 persen menjadi 62,5 persen.***2***
Ajat S
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012
"Pembagian devidennya dikurangi kan biasanya sebesar 65 persen menjadi 62,5 persen. Sebanyak 2,5 persennya digunakan untuk pengembangan BJB atas restu seluruh pemegang saham," kata Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, di Gedung DPRD Jabar, Kota Bandung, Senin.
Ditemui usai Rapat Paripurna DPRD Jawaban Gubernur Atas Pandangan Umum Fraksi-Fraksi di DPRD Jawa Barat terhadap Raperda tentang PAPBD Provinsi Jabar, Heryawan mengatakan, penurunan deviden tersebut bukanlah sebuah masalah yang krusial.
"Tak ada masalah itu karena tidak berkaitan dengan prestasi dari Bank BJB-nya itu sendiri, sebab dana Bank BJB atau labanya kan jadi nambah. Dan menurunnya itu bukan masalah atau bukan karena kerugian tapi karena pengembangan," kata dia.
Menurut dia, laba yang dibagi sebagai deviden dengan laba yang disimpan untuk pengembangan di Bank BJB merupakan dua hal yang berbeda untuk saat ini.
"Kan asalnya laba dibaginya itu adalah 65 persen, sekarang menjadi 62,5 persen. Sehingga berakibat penerimaan dari BUMD terhadap Pemprov Jabar jadi menurun sedikit," ujarnya.
Ketika ditanyakan kapan pengembangan di Bank BJB tersebut akan dilakukan, Heryawan menyatakan hal tersebut sepenuhnya diatur oleh Bank BJB bukan oleh Pemprov Jawa Barat.
"Waduh itu urusan Bank BJB. Apakah ada rambu-rambu dari pemprov, itu urusan direksi dan komisarisnya. Kan program BUMD itu yang membuat ialah direksi dan direstui oleh komisaris. Kami (Pemprov Jabar) hanya laporan rencana kerjanya saja atau seperti apa rencana kerjanya dievaluasi oleh komisaris," kata dia.
Pihaknya menambahkan, untuk tahun depan tidak diharuskan ada target deviden Bank BJB namun untuk target keuntungan dari BJB di tahun 2013 harus bisa melampaui Rp1 triliun lebih.
"Tahun ini kan Rp850 miliar (keuntungan). Oleh karena itu, kalau tahun depan labanya Rp1 triliun lebih, meskipun dibagi 65 persen itu tetap meningkat. Tapi rata-rata Bank BJB sebagai bank pemda, membagi devidennya cukup tinggi dibandinglan dengan bank plat merah pemerintah pusat, karena mereka rata-rata membagikannya hanya diangka 55 persen," kata Heryawan.
Pada Rapat Paripurna sebelumnya, Fraksi Partai Demokrat, Fraksi PDI Perjuangan, Fraksi PPP, Fraksi Partai Gerindra dan Fraksi Hanura-PKB mengkritisi mengenai kontribusi BUMD di Provinsi Jawa Barat terhadap pendapatan daerah pada tahun 2012 mengalami penurunan dikarenakan Bank BJB membutuhkan tambahan modal untuk program pengembangan jaringan usaha, sehingga dari hasil RUPS bulan Maret yang semula ditetapkan deviden sebesar 65 persen menjadi 62,5 persen.***2***
Ajat S
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012