Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor menyampaikan kasus ternak sapi yang terjangkit wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Rumah Potong Hewan (RPH) Bubulak terus terjadi penurunan dari terbanyak 54 ekor tinggal tersisa 33 ekor yang saat ini dalam pemulihan.

"Dari 54 ekor, minggu lalu ketika kunjungan wali kota sudah turun tujuh karena sembuh jadi 47 ekor, sekarang turun 14 ekor lagi karena sembuh, jadi sisa 33 ekor," kata Kepala Unit Pelaksanaan Teknis Dinas RPH Terpadu DKPP Kota Bogor, Didong Suherbi di Kota Bogor, Senin (27/6).

Baca juga: Gubernur Jabar beri bantuan Rp500 juta untuk bencana alam di Kabupaten Bogor

Ia menjelaskan, sejak ditemukan tujuh sapi terjangkit PMK dari Provinsi Jawa Timur di kandang pedagang sapi RPH Bubulak pada Selasa (7/6), DKPP langsung menangani dengan mengkarantina seluruh ternak berjumlah 430 sapi, dan memberi obat serta vitamin bagi tujuh sapi yang sakit.

Semua kandang dan area RPH, kata dia, juga rutin dilakukan disinfektan untuk mencegah penularan kepada sapi-sapi lain.

Kini dengan karantina ketat, kata Didong, sapi sembuh terus bertambah dan 33 sapi yang masih terjangkit tinggal menunggu pemulihan, untuk itu masyarakat tidak terlalu khawatir dengan isu wabah PMK di Kota Bogor.

Terkait akan dibuka akses keluar masuk sapi dari daerah peternak seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan lain-lain pada Rabu (29/6) untuk memenuhi persediaan hewan kurban jelang Idul Adha, kata dia, maka jajarannya akan melakukan pemeriksaan secara intens dan mengedukasi pedagang, serta memeriksa kesehatan sapi secara berkala.
 

Ia juga mengimbau masyarakat memahami terkait PMK yang tidak menyerang manusia, sehingga daging sapi aman dikonsumsi dengan syarat cara pengolahan yang benar. Daging ternak berkuku belah yang terkena PMK dianjurkan direbus minimal 30 menit.

"Isu PMK membuat masyarakat takut makan daging sapi, padahal aman dan jumlah yang terkena PMK di RPH Bubulak juga tidak banyak dan ditambah sedang dalam masa pemulihan.Ratusan lainnya kan sehat-sehat," ujarnya.

Jangan Khawatir

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta masyarakat untuk tidak khawatir terhadap PMK pada hewan kurban menjelang Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah/2022 Masehi, karena penanganan terhadap ternak yang terjangkit PMK sudah dilakukan dengan maksimal, salah satunya mempercepat pemberian vaksinasi.
 
"Masyarakat Jabar tetap tenang, penanganan PMK hewan di Jabar tertangani dengan baik menjelang Idul Adha bulan depan, jangan khawatir," kata Kang Emil sapaan akrabnya usai meninjau vaksinasi PMK untuk sapi di Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Senin (27/6).
 
Ia menjelaskan, pelaksanaan vaksinasi PMK pada ternak di Jabar dilakukan tiga tahap yaitu suntikan pertama, kedua, dan booster.
 
"Sama seperti vaksinasi COVID-19 suntikan pertama, kedua dan booster," kata Kang Emil.
 

Bagi hewan ternak yang sudah diperiksa sehat dan cukup umur, kata Kang Emil, akan diberikan sertifikat yang dipasangkan pada leher hewan. Hal itu menandakan bahwa hewan tersebut sehat dan siap untuk dikonsumsi.
 
"Semua yang sehat akan dikasih sertifikat yang bisa dicek menggunakan handphone. Jadi nanti di setiap kuping sapi sehat bisa di-scan barcode-nya, menandakan itu siap untuk dilakukan kegiatan khususnya untuk sapi potong," tutur Kang Emil.
 
Adapun target vaksinasi PMK pada minggu ini menyasar 2.000 ekor sapi di lima daerah sentra sapi di Jabar, yakni Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Garut, Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten Sumedang.
 
"Target vaksinasi di minggu ini, 2 ribu ekor sapi se-Jabar di 5 besar sentra sapi," kata Kang Emil.
 

Sejauh ini, 40 persen hewan ternak di Jabar yang terpapar PMK sudah dinyatakan sembuh. Kang Emil berharap dengan tingkat kesembuhan yang tinggi, penyebaran virus PMK bisa secepatnya dikendalikan.
 
"40 persen dari yang terpapar sudah sembuh, dengan tingkat kesembuhan yang membaik ini diharapkan secepatnya PMK ini bisa kita kendalikan," katanya.
 
Sementara untuk sapi perah, total di Jabar saat ini berjumlah 76 ribu ekor. Menurut Kang Emil, infeksi PMK akan memengaruhi 80 persen suplai susu yang dibutuhkan masyarakat.
 
"Kalau ada satu sapi perah terkena PMK produksinya bisa turun sampai 80 persen. Jadi sangat memengaruhi suplai susu di Jabar yang kita butuhkan sehari-hari," ujarnya.


Baca juga: Belasan ribu warga Jabar ikuti Festival Bakar Ikan Nusantara

Baca juga: Komunitas JBZ salurkan 10.000 paket sembako di Jawa Barat


 

Pewarta: Linna Susanti

Editor : Feri Purnama


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022