Juru Bicara Satgas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku Kabupaten Kuningan, Jawa Barat Rofiq mengatakan saat ini jumlah hewan ternak yang terjangkit PMK mencapai 1.525 ternak dan penyebaran terus meluas.

"Data terakhir kami, sudah ada 1.525 ekor ternak yang terjangkit PMK," kata Rofiq saat dihubungi melalui telepon di Kuningan, Rabu.

Rofiq mengatakan dari jumlah tersebut, yang terbanyak merupakan sapi perah karena peternakan sapi perah rerata berdekatan dan dengan jumlah yang banyak.

Sehingga ketika terjangkit satu maka penyebarannya sangat cepat karena memang virus tersebut mudah menyebar dan bisa melalui udara.

Rofiq melanjutkan dari 1.525 ekor hewan ternak, 1.368 merupakan sapi perah, dua kerbau dan sisanya sapi potong.
"Yang mati kami mencatat sampai 33 ekor dan terbanyak yang masih pedet atau anakan, karena memang daya tahan tubuh kurang kuat," ujarnya.

Rofiq mengatakan saat ini penyebaran PMK di Kabupaten Kuningan, telah mencakup 35 desa dari 18 kecamatan yang ada.

Kasus sapi yang terpapar PMK terbanyak, ujar Rofiq, terjadi di Kecamatan Cigugur, karena daerah tersebut merupakan sentra atau pusat peternakan sapi perah di Kabupaten Kuningan.

"Sekarang PMK terus menyebar dan kini sudah 18 kecamatan melaporkan adanya wabah," katanya.


Bantuan Obat

Sementara itu peternak sapi perah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat mengharapkan bantuan obat untuk penanganan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak mereka.
"Kami membutuhkan bantuan untuk pengobatan ternak yang terjangkit PMK," kata peternak sapi perah asal Kabupaten Kuningan Junen di Kuningan.

Junen yang juga Sekretaris Koperasi Serba Usaha (KSU) Karya Nugraha, Kabupaten Kuningan mengaku adanya wabah PMK, banyak peternak sapi perah harus mengeluarkan biaya lebih untuk pengobatan ternak masing-masing.

Ketika sapi sudah terjangkit PMK, katanya, dibutuhkan sekitar Rp200-Rp500 ribu untuk pengobatannya. Padahal, meskipun sudah mengeluarkan banyak uang, belum tentu ternaknya sembuh dan itu yang membuat peternak susah.

"Karena ini wabah, kami meminta bantuan dan keringanan dari pemerintah," ujarnya.

Junen mengatakan saat ini ada ratusan sapi perah yang terjangkit PMK dan membuat produksi susu terganggu, karena produktivitas menurun drastis.

"Kalau sudah terkena PMK, sapi susah untuk memproduksi susu," katanya.

Pewarta: Khaerul Izan

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022