Melihat kematian anaknya bernama Sertu Marctyan Bayu Pratama yang agak janggal dan diduga adanya penganiayaan yang dilakukan oleh seniornya di Timika, Papua beberapa waktu lalu, seorang ibu prajurit TNI bernama Sri Rejeki mencari keadilan agar diusut sebenar-benarnya kasus kematian anaknya. 

Sri Rejeki di Solo, Rabu, sangat berharap dan meminta keadilan kepada Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa agar kasus kematian anaknya tersebut diselidiki dan pelakunya segera disidangkan dan diputuskan seadil-adilnya.

"Para pelaku harus mendapatkan hukuman yang setimpal sesuai dengan perbuatannya. Kalau bisa ya ini dipecat, karena sudah merusak tatanan TNI dan membahayakan masyarakat sipil karena orang seperti ini kejam ya," kata wanita berusia 50 tahun ini.

Menurut Sri Rejeki, informasi tentang meninggalnya sang anak diterima pada 8 November 2021 dari salah satu komandan  anaknya yang berada di Solo.

"Hari Senin dikabari anak saya meninggal. Kabar dari komandan di Solo katanya sakit, tapi saya nggak percaya. Wong pada Sabtu baik-baik saja, kok tiba-tiba Senin dikabari kalau anak saya meninggal," kata ibu yang tinggal di Solo. 

Sri Rejeki mengungkapkan pada komunikasi terakhir lewat telepon pada Sabtu (6/11/2021) putranya dalam kondisi baik-baik saja. 

"Telepon terakhir baik-baik saja, kegiatan selama di sana ngaji, hafalan Qur'an. Makanya saya tenang," kata dia. 
Kecurigaan seorang ibu dengan kematian sang anak makin besar saat membuka jenazahnya dan melihat wajah anaknya di peti mati. 

Sri Rejeki kaget melihat wajah anaknya penuh dengan luka lebam dan hidung patah sehingga akhirnya ia meminta dilakukan autopsi ulang.

"Tapi petugas yang janji memberikan hasil autopsi, sampai beberapa minggu, bahkan berbulan-bulan hasil autopsi tidak ada kabarnya," kata ibu prajurit tersebut. 

Menurut sang ibu, latar belakang permasalahan yang menimpa anaknya diduga karena utang piutang, namun sudah ada pelunasan seminggu sebelum anaknya meninggal dunia. 

Sri Rejeki juga sudah berupaya mengontak petinggi TNI yang dikenalnya lewat pesan whatsapp, tapi belum ada hasilnya. 

Saat dikonfirmasi ke Komandan Korem 074/Warastratama Surakarta Kolonel Inf Achiruddin mengaku belum mengetahui kasus tersebut.

"Maaf, saya belum monitor kejadian tersebut. Nanti saya cek dulu ya," katanya melalui pesan singkat.

 

Pewarta: Aris Wasita

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022