ANTARAJAWABARAT.com,13/7 - Seluruh pedagang daging ayam di Kota Bandung, Jawa Barat, mogok berjualan sebagai bentuk protes atas harga daging ayam yang terus naik menjelang bulan Ramadhan, Jumat.

Berdasarkan pantauan di Pasar Kosambi, Buahbatu dan Cihaurgeulis Bandung semua pedagang daging ayam tidak berjualan.

Kios mereka kosong, dan tidak tampak ayam diletakkan di kios atau digantung seperti hari-hari biasanya.

"Kami kompak untuk mogok berjualan, pasalnya harga daging ayam saat ini tidak wajar dan pembentukan harga tidak rasional lagi. Sekarang sudah naik lantas mau sampai berapa harganya nanti," kata Ny Wiwi pedagang daging ayam di Kosambi, Bandung.

Para pedagang ayam itu memilih duduk di sekitar kiosnya yang kosong, sebagian bahkan memilih tidak datang ke pasar sambil beristirahat.

Aksi mogok berjualan itu merupakan realisasi dari janji mereka pada Kamis (12/7) yakni untuk tidak berjualan hingga ada kepastian harga daging ayam yang masuk ke tingkat pengecer.

"Sebagian pedagang sudah ada yang tidak jualan pada Kamis kemarin, namun Jumat ini kompak. Kondisi ini jelas membuat rugi pedagang rugi dan juga pembeli rugi. Kenaikannya sudah di luar batas wajar," katanya.

Sementara itu harga daging ayam di pasar-pasar di Kota Bandung pada Kamis (12/7) mencapai Rp31.000 hingga Rp33.000 per kilogram. Sedangkan di pasar Caringin harganya Rp28.000 per kilogram.

"Kami minta pemerintah turun tangan melakukan stabilisasi harga ayam, jangan sampai pembentukan harga dilakukan semena-mena dan ada monopoli. Bila tidak ada perkembangan kami akan melanjutkan mogok," kata Diah, pedagang daging ayam di Pasar Cihaurgeulis.

Diah menyebutkan, sebanyak 60 pedagang daging ayam di Pasar Cihaurgeulis Bandung tidak berjualan. Kios mereka tutup.

Selain di Pasar Carigin, sentra penjualan daging ayam terbesar di Bandung juga di Pasar Kiaracondong Bandung yang terdapat sekitar 200 pedagang daging di sana.

Aksi mogok pedagang daging ayam, berimbas bagi pengelola rumah makan maupun masyarakat yang biasa mengonsumsi daging ayam.

"Hari ini tidak ada menu daging ayam, di pasarnya tidak ada, mereka mogok," kata Nurjaman, pemilik rumah makan di Jalan Laswi, Kota Bandung.

Mereka tidak bisa berbuat banyak dan menunggu hingga pada pedagang kembali berjualan. Mereka berharap tata niaga ayam lebih baik lagi sehingga tidak terjadi kenaikan harga yang tinggi.

"Jelas kenaikan ini sangat merugikan bagi kami para pedagang makanan, pasalnya membeli daging dengan harga tinggi sedangkan harga jual tidak naik," katanya.

Ia berharap harga daging ayam kembali ke harga normal pada kisaran Rp24.000 hingga Rp26.000 per kilogram.

"Saya juga tidak tahu alasannya kenaikan begitu tinggi, sekarang sudah mencapai Rp33.000 per kilogram, lantas pada bulan Puasa dan perayaan Lebaran mau seperti apa harganya?" kata pria yang akrab disapa Maman itu.

Menurut Maman, daging ayam tidak bisa digantikan oleh yang lainnya termasuk oleh daging sapi karena harganya juga mahal. Seperti halnya harga daging ayam, harga daging sapi juga saat ini melejit di atas Rp70.000 per kilogram.***2***

Syarif A

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012