Harga minyak naik sekitar tiga persen ke level tertinggi dua bulan pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), di tengah tanda-tanda pasokan yang ketat menjelang musim mengemudi musim panas AS, ketika Uni Eropa (UE) berselisih dengan Hongaria atas rencana untuk melarang impor minyak mentah dari Rusia atas invasinya ke Ukraina.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli terangkat 3,37 dolar AS atau 3,0 persen, menjadi menetap di 117,40 dolar AS per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS bertambah 3,76 dolar AS atau 3,4 persen, menjadi ditutup di 114,09 dolar AS per barel.

Baca juga: Harga minyak naik karena pasokan ketat, larangan UE atas Rusia belum pasti

Pedagang juga mencatat harga minyak mengikuti kenaikan ekuitas dan melemahnya dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, yang membuat minyak lebih murah ketika dibeli dalam mata uang lain.

Setelah naik selama enam hari berturut-turut, Brent ditutup pada level tertinggi sejak 25 Maret. WTI menetap di level tertinggi sejak 16 Mei.

"Harga minyak mentah naik karena pasar minyak yang ketat akan tetap ada mengingat awal musim mengemudi musim panas akan menjaga lintasan penurunan untuk persediaan AS," kata Edward Moya, analis pasar senior di perusahaan data dan analitik OANDA.
Harga mendapat dukungan dari penarikan mingguan besar dalam persediaan minyak mentah AS yang dilaporkan pada Rabu (25/5/2022).

"Latar belakang fundamental ... semakin mendukung harga ... dan akan menjadi lebih bullish setelah sanksi Uni Eropa atas penjualan minyak Rusia didukung oleh semua pihak yang terlibat," kata Tamas Varga dari PVM Oil.

Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengatakan dia yakin kesepakatan dapat dicapai sebelum pertemuan dewan berikutnya pada 30 Mei.

Baca juga: Harga minyak menguat di tengah pasokan ketat dan penyulingan AS meningkat

Hongaria tetap menjadi batu sandungan, karena sanksi Uni Eropa membutuhkan dukungan bulat. Hongaria mendesak sekitar 750 juta euro (800 juta dolar AS) untuk meningkatkan kilangnya dan memperluas jaringan pipa dari Kroasia.

Bahkan tanpa larangan resmi, lebih sedikit minyak Rusia yang tersedia karena pembeli dan perusahaan-perusahaan dagang telah menghindari pemasok dari negara tersebut.

Produksi minyak Rusia akan turun menjadi 480-500 juta ton tahun ini dari 524 juta ton pada 2021, kantor berita pemerintah RIA melaporkan, mengutip Wakil Perdana Menteri Alexander Novak.
OPEC+ bertemu pada 2 Juni dan diperkirakan akan tetap pada kesepakatan tahun lalu untuk menaikkan target produksi Juli sebesar 432.000 barel per hari, enam sumber OPEC+ mengatakan kepada Reuters, menolak seruan Barat untuk peningkatan yang lebih cepat guna mengendalikan harga.

Faktor lain juga menjadi pendukung harga minyak.

"Shanghai sedang bersiap untuk dibuka kembali setelah penguncian selama dua bulan, sementara puncak musim mengemudi di AS dimulai dengan akhir pekan Memorial Day," kata Sugandha Sachdeva, wakil presiden penelitian komoditas di Religare Broking. Amerika Serikat merayakan Memorial Day pada Senin (30/5/2022).

Baca juga: Harga minyak naik ditopang pasokan ketat, ekspektasi permintaan lebih kuat

Pemerintah AS menyita kargo minyak Iran yang disimpan di kapal yang dioperasikan Rusia di dekat Yunani dan akan mengirim kargo ke Amerika Serikat dengan kapal lain.

Sementara itu, Inggris mengumumkan pajak tak terduga 25 persen atas keuntungan produsen minyak dan gas, di samping paket dukungan 15 miliar pound (18,9 miliar dolar AS) untuk rumah tangga yang berjuang untuk membayar tagihan energi.

Hongaria mengumumkan windfall taxes (pajak rejeki nomplok) baru senilai 800 miliar forint (2,19 miliar dolar AS) atas "keuntungan ekstra" yang diperoleh bank, perusahaan energi, dan perusahaan lain.

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022