ANTARAJAWABARAT.com,27/6 - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu meresmikan zona kreatif berupa Kampung Tenun di Garut, Jawa Barat, dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran dan nilai tambah akan kerajinan tenun asal Garut.

"Kampung Tenun ini didahului dengan Program Pelatihan dan Pengembangan Perajin Tenun Garut dan Majalaya dengan tujuan antara lain agar bagaimana pengrajin bisa menentukan harga yang layak dan mengetahui selera pasar," kata Menparekraf di Garut, Rabu.

Menurut Mari, dengan peresmian Kampung Tenun ini juga diharapkan dapat mengambil secara optimal warisan budaya bangsa Indonesia sekaligus juga untuk menghargai berbagai proses kreatif yang dilakukan dalam membuat kerajinan tenun khas Garut.

Menparekraf mengemukakan, kerajinan tenun khas Garut harus didorong untuk lebih inovatif baik dalam hal pemilihan tekstil maupun proses pembuatan dan pewarnaan sehingga dapat juga mengembangkan kearifan lokal yang terdapat di dalamnya.

Ia memaparkan, kearifan lokal itu terindikasi dari banyaknya pengrajin yang melatih keahlian dalam hal bertenun secara turun-temurun dan mereka telah melakukan hal tersebut hingga selama puluhan tahun.

Mari juga menyampaikan apresiasinya atas sinergi yang telah dilakukan oleh Cita Tenun Indonesia (CTI) yang melatih para pengrajin dengan Perusahaan Gas Negara (PGN) yang telah bertindak sebagai "bapak angkat" atas program Kampung Tenun Garut.

Sementara itu, Ketua Perkumpulan CTI, Okke Hatta Rajasa mengemukakan, pihaknya sejak 2018 hingga 2012 telah melakukan pembinaan tidak hanya di Garut dan Majalaya, tetapi juga di daerah lainnya seperti Bali, Sumatera Selatan, Banten, Kalimantan Barat, dan Lombok (Nusa Tenggara Barat).

"Kami ingin membangun kesadaran kepada masyarakat agar mereka juga dapat menghargai budaya tenun dengan layak," kata Okke Hatta Rajasa.

Ia memaparkan, tenun Indonesia terbagi menjadi tiga macam, yaitu tenun datar, tenun songket, dan tenun ikat. Dengan pelatihan yang diberikan CTI, pengrajin tenun di Garut telah berhasil menggabungkan ketiga jenis tenun tersebut dan dikombinasikan dengan proses sulaman.

Sedangkan Dirut PGN Hendi Prio Santoso mengatakan, pihaknya bersama-sama dengan CTI telah membina para pengrajin tenun melaui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

Hendi memaparkan, pihaknya dalam kurun waktu enam bulan telah membantu merenovasi "workshop" (lokakarya), penyediaan mesin dan ruang galeri guna memperlancar proses produksi, meningkatkan kualitas, serta upaya menarik minat pengunjung dan wisatawan.

"Ini untuk membantu para perajin tenun agar menjadi pengusaha yang tangguh dan mandiri," kata Dirut PGN. ***2***

antara

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012