ANTARAJAWABARAT.com,13/6 - Produksi gabah kering giling musim tanam rendeng di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, tahun 2012 melebihi target yakni 6,8 ton per hektare dari target 6,5 ton luas lahan pertanian produktif 45 ribu hektare.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon Wasman kepada wartawan di Cirebon, Rabu, mengatakan, target gabah kering giling Kabupaten Cirebon sekitar 6,5 ton per hektare kini panen musim tanam rendeng mencapai 6,8 ton per hektare.
Menurut Wasman, lahan pertanian di daerah Pantura Kabupaten Cirebon masih cukup potensial untuk mengembangkan padi, selain itu kemampuan petani mengatasi berbagai serangan hama pengganggu berhasil, sehingga mereka bisa meningkatkan produksi gabah kering giling.
"Lahan pertanian produksti sekitar 45 hektare, harapanya musim tanam gadu tahap satu sesuai target produksi, kendalanya petani harus memperhatikan curah hujan, untuk menghindari kekeringan,"katanya.
Sementara itu Abdullah petani setempat mengaku, panen padi musim tanam rendeng di daerah Pantura Kabupaten Cirebon berhasil, gabah kering giling yang diperoleh maksimal mencapai 6,8 ton per hektare, sedangkan target sekitar 6,5 ton.
"Tanaman padi di Kabupaten Cirebon masih potensial dikembangkan, meski sebagian lahan merupakan sawah tadah hujan, karena tidak memiliki sumber mata air,"katanya.
Ia menambahkan, selain kekeringan kendala lain petani padi di Pantura Kabupaten Cirebon yakni ada beberapa daerah endemis tikus tersebar di wilayah utara perbatasan dengan Kabupaten Indramayu, juga Kecamatan Arjawinangun, Susukan, musim tanam rendeng petani mampu mengatasinya.
Kusani petani asal Desa Tangkil Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon menuturkan, hasil panen musim hujan masih bisa diandalkan, meski petani tetap harus memperhatikan berbagai hama pengganggu seperti tikus dan wereng batang coklat yang sering merusak tanaman padi.
Ia menambahkan, petani di Kabupaten Cirebon memanfaatkan musim tanam rendeng karena memaksakan tanam musim kemarau sering gagal panen akibat saluran irigasi tidak mampu memenuhi kebutuhan air sawah mereka. Meski kini banyak pilihan tanaman hemat air.***2***
Enjang S
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon Wasman kepada wartawan di Cirebon, Rabu, mengatakan, target gabah kering giling Kabupaten Cirebon sekitar 6,5 ton per hektare kini panen musim tanam rendeng mencapai 6,8 ton per hektare.
Menurut Wasman, lahan pertanian di daerah Pantura Kabupaten Cirebon masih cukup potensial untuk mengembangkan padi, selain itu kemampuan petani mengatasi berbagai serangan hama pengganggu berhasil, sehingga mereka bisa meningkatkan produksi gabah kering giling.
"Lahan pertanian produksti sekitar 45 hektare, harapanya musim tanam gadu tahap satu sesuai target produksi, kendalanya petani harus memperhatikan curah hujan, untuk menghindari kekeringan,"katanya.
Sementara itu Abdullah petani setempat mengaku, panen padi musim tanam rendeng di daerah Pantura Kabupaten Cirebon berhasil, gabah kering giling yang diperoleh maksimal mencapai 6,8 ton per hektare, sedangkan target sekitar 6,5 ton.
"Tanaman padi di Kabupaten Cirebon masih potensial dikembangkan, meski sebagian lahan merupakan sawah tadah hujan, karena tidak memiliki sumber mata air,"katanya.
Ia menambahkan, selain kekeringan kendala lain petani padi di Pantura Kabupaten Cirebon yakni ada beberapa daerah endemis tikus tersebar di wilayah utara perbatasan dengan Kabupaten Indramayu, juga Kecamatan Arjawinangun, Susukan, musim tanam rendeng petani mampu mengatasinya.
Kusani petani asal Desa Tangkil Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon menuturkan, hasil panen musim hujan masih bisa diandalkan, meski petani tetap harus memperhatikan berbagai hama pengganggu seperti tikus dan wereng batang coklat yang sering merusak tanaman padi.
Ia menambahkan, petani di Kabupaten Cirebon memanfaatkan musim tanam rendeng karena memaksakan tanam musim kemarau sering gagal panen akibat saluran irigasi tidak mampu memenuhi kebutuhan air sawah mereka. Meski kini banyak pilihan tanaman hemat air.***2***
Enjang S
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012