Harga emas bangkit kembali dari level terendah tiga bulan di perdagangan Asia pada Rabu, karena dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS melemah, menjelang data inflasi bulanan AS yang dapat mempengaruhi sikap kebijakan moneter Federal Reserve dan berdampak pada permintaan emas.
Emas spot menguat 0,6 persen menjadi diperdagangkan di 1.849,24 dolar AS per ounce pada pukul 07.29 GMT, setelah mencapai level terendah sejak 11 Februari di awal sesi. Emas berjangka AS terangkat 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 1.846,40 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga emas berjangka merosot 17,6 dolar tertekan menguatnya "greenback"
Imbal hasil obligasi AS 10-tahun yang dijadikan acuan turun untuk sesi ketiga berturut-turut, mengangkat permintaan emas dengan imbal hasil nol.
Dolar melemah, meskipun pada level yang tinggi, membuat emas yang dihargakan dalam greenback lebih menarik bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.
Para analis memperkirakan kemunduran tajam dalam pertumbuhan bulanan indeks harga konsumen (IHK) AS untuk April, yang dijadwalkan pada pukul 12.30 GMT, mendingin menjadi 0,2 persen dari 1,2 persen di bulan sebelumnya, dan mencatat peningkatan tahunan 8,1 persen.
Pejabat bank sentral AS pada Selasa (10/5/2022) memperkuat argumen mereka untuk rangkaian kenaikan suku bunga tercepat setidaknya sejak 1990-an guna memerangi inflasi yang tinggi.
Emas berada di support harga kritis di sekitar 1.830 dolar AS dan jika inflasi lebih rendah dari yang diharapkan, harga mungkin akan melambung, dengan investor memprioritaskan dampak data pada Fed daripada peran emas sebagai lindung nilai, kata Ilya Spivak, ahli strategi mata uang di DailyFX.
Jika inflasi sejalan atau bahkan sedikit lebih panas, yang merupakan risiko utama, emas mungkin menembus lebih rendah melampaui 1.800 dolar AS dan mungkin menuju ujian besar berikutnya di 1.680 dolar AS, tambah Spivak.
Baca juga: Harga emas anjlok 24 dolar, karena investor memilih dolar daripada emas
Naiknya suku bunga AS jangka pendek mengangkat peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
"Masalah bagi investor emas dan komoditas lain yang telah digunakan sebagai lindung nilai inflasi adalah bahwa Fed dengan segala cara akan menaikkan suku bunga untuk memadamkan kebakaran inflasi," kata Stephen Innes, Managing Partner di SPI Asset Management.
Logam mulia lainnya di pasar spot, perak naik 1,6 persen menjadi diperdagangkan di 21,59 dolar AS per ounce, platinum naik 1,8 persen menjadi diperdagangkan di 981,40 dolar AS, dan paladium meningkat 0,8 persen menjadi diperdagangkan di 2.082,46 dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Emas spot menguat 0,6 persen menjadi diperdagangkan di 1.849,24 dolar AS per ounce pada pukul 07.29 GMT, setelah mencapai level terendah sejak 11 Februari di awal sesi. Emas berjangka AS terangkat 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 1.846,40 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga emas berjangka merosot 17,6 dolar tertekan menguatnya "greenback"
Imbal hasil obligasi AS 10-tahun yang dijadikan acuan turun untuk sesi ketiga berturut-turut, mengangkat permintaan emas dengan imbal hasil nol.
Dolar melemah, meskipun pada level yang tinggi, membuat emas yang dihargakan dalam greenback lebih menarik bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.
Para analis memperkirakan kemunduran tajam dalam pertumbuhan bulanan indeks harga konsumen (IHK) AS untuk April, yang dijadwalkan pada pukul 12.30 GMT, mendingin menjadi 0,2 persen dari 1,2 persen di bulan sebelumnya, dan mencatat peningkatan tahunan 8,1 persen.
Pejabat bank sentral AS pada Selasa (10/5/2022) memperkuat argumen mereka untuk rangkaian kenaikan suku bunga tercepat setidaknya sejak 1990-an guna memerangi inflasi yang tinggi.
Emas berada di support harga kritis di sekitar 1.830 dolar AS dan jika inflasi lebih rendah dari yang diharapkan, harga mungkin akan melambung, dengan investor memprioritaskan dampak data pada Fed daripada peran emas sebagai lindung nilai, kata Ilya Spivak, ahli strategi mata uang di DailyFX.
Jika inflasi sejalan atau bahkan sedikit lebih panas, yang merupakan risiko utama, emas mungkin menembus lebih rendah melampaui 1.800 dolar AS dan mungkin menuju ujian besar berikutnya di 1.680 dolar AS, tambah Spivak.
Baca juga: Harga emas anjlok 24 dolar, karena investor memilih dolar daripada emas
Naiknya suku bunga AS jangka pendek mengangkat peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
"Masalah bagi investor emas dan komoditas lain yang telah digunakan sebagai lindung nilai inflasi adalah bahwa Fed dengan segala cara akan menaikkan suku bunga untuk memadamkan kebakaran inflasi," kata Stephen Innes, Managing Partner di SPI Asset Management.
Logam mulia lainnya di pasar spot, perak naik 1,6 persen menjadi diperdagangkan di 21,59 dolar AS per ounce, platinum naik 1,8 persen menjadi diperdagangkan di 981,40 dolar AS, dan paladium meningkat 0,8 persen menjadi diperdagangkan di 2.082,46 dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022