ANTARAJAWABARAT.com, 7/6 - Guru Besar Fakultas Hukum UI Hikmahanto Juwana mengemukakan sikap Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa yang menyatakan sangat kecewa atas kebijakan Australia memberikan suaka kepada Kapten Emad, otak penyelundupan manusia dari Indonesia ke Australia, patut diapresiasi.

"Bahkan beliau (Menlu) berani mengatakan secara terbuka kebijakan tersebut tidak masuk akal karena warga Indonesia yang menjadi kaki tangan Kapten Emad justru yang ditahan oleh otoritas Australia," katanya dalam keterangan pers di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, dalam dunia diplomasi pernyataan Menlu Marty merupakan tamparan bagi pemerintah Australia dan karenanya patut mengubah kebijakannya.

Menlu Marty telah mengedepankan kepentingan warga Indonesia yang diperlakukan tidak adil oleh pemerintah negara lain. Menlu Marty telah menyejajarkan dirinya dengan mantan Dubes RI untuk Australia August Marpaung yang sangat kritis dan blak-blakan ketika kepentingan Indonesia dilecehkan oleh pemerintah Australia.

Sikap Menlu Marty seharusnya menjadi contoh bagi para menteri lain ketika berhubungan dengan Australia. "Mereka sepatutnya mengedepankan kepentingan warga dan bangsa Indonesia mengingat warga Indonesia adalah konstituen mereka," katanya.

Sikap "ewuh pakewuh", merasa sungkan serta berutang budi karena ketergantungan secara ekonomi dan berbagai bantuan yang kerap membuat para pejabat Indonesia mengalami disorientasi dalam mengambil kebijakan dan justru rela mengorbankan kepentingan Indonesia untuk kepentingan Australia, kata dia.

Ketegasan Menlu Marty diharapkan berdampak pada pemahaman pemerintah Australia bahwa Indonesia bukanlah negara yang mudah diatur dan ditekan oleh Australia.

"Indonesia patut diperlakukan oleh pemerintah Australia sejajar dengan negara besar seperti China dan Amerika Serikat," katanya.

ANTARA

Pewarta:

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012