Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi, menguat didukung arus modal asing ke dalam negeri dan juga neraca perdagangan yang masih terus surplus.
Rupiah bergerak menguat 17 poin atau 0,12 persen ke posisi Rp14.340 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.357 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah melemah dibayangi kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS
"Nilai tukar rupiah mungkin bisa menguat terhadap dolar AS dengan membaiknya sentimen pasar terhadap aset berisiko pagi ini," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Sebagian indeks saham Asia bergerak menguat. Investor asing juga masih menunjukkan minat tinggi terhadap pasar saham Indonesia dengan beli bersih sekitar Rp832 miliar pada perdagangan kemarin.
"Ditambah dengan surplus neraca perdagangan dalam 23 bulan terakhir dan prospek pemulihan ekonomi RI, bisa membantu penguatan rupiah hari ini," ujar Ariston.
Di sisi lain, lanjut Ariston, rupiah masih bisa mendapatkan tekanan dari antisipasi pasar terhadap kebijakan pengetatan moneter AS yang lebih agresif.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS semua tenor masih di level tinggi dan indeks dolar AS masih di atas angka 100.
"Perang yang masih berlangsung juga masih bisa memberikan tekanan ke rupiah karena perang meningkatkan risiko inflasi yang menekan pertumbuhan ekonomi," kata Ariston.
Ariston memperkirakan rupiah berpotensi menguat hari ini ke kisaran Rp14 330 per dolar AS, dengan support di kisaran Rp14.370 per dolar AS.
Pada Rabu (20/4) lalu, rupiah ditutup melemah 17 poin atau 0,12 persen ke posisi Rp14.357 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.340 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah melemah dibayangi ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Rupiah bergerak menguat 17 poin atau 0,12 persen ke posisi Rp14.340 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.357 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah melemah dibayangi kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS
"Nilai tukar rupiah mungkin bisa menguat terhadap dolar AS dengan membaiknya sentimen pasar terhadap aset berisiko pagi ini," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Sebagian indeks saham Asia bergerak menguat. Investor asing juga masih menunjukkan minat tinggi terhadap pasar saham Indonesia dengan beli bersih sekitar Rp832 miliar pada perdagangan kemarin.
"Ditambah dengan surplus neraca perdagangan dalam 23 bulan terakhir dan prospek pemulihan ekonomi RI, bisa membantu penguatan rupiah hari ini," ujar Ariston.
Di sisi lain, lanjut Ariston, rupiah masih bisa mendapatkan tekanan dari antisipasi pasar terhadap kebijakan pengetatan moneter AS yang lebih agresif.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS semua tenor masih di level tinggi dan indeks dolar AS masih di atas angka 100.
"Perang yang masih berlangsung juga masih bisa memberikan tekanan ke rupiah karena perang meningkatkan risiko inflasi yang menekan pertumbuhan ekonomi," kata Ariston.
Ariston memperkirakan rupiah berpotensi menguat hari ini ke kisaran Rp14 330 per dolar AS, dengan support di kisaran Rp14.370 per dolar AS.
Pada Rabu (20/4) lalu, rupiah ditutup melemah 17 poin atau 0,12 persen ke posisi Rp14.357 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.340 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah melemah dibayangi ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022