Harga emas kembali tergelincir pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB) menjelang rilis risalah pertemuan Federal Reserve Maret, namun daya tarik logam sebagai investasi yang aman dan lindung nilai inflasi mengimbangi kenaikan suku bunga 50 basis poin yang diharapkan oleh bank sentral AS.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, melemah 4,4 dolar AS atau 0,23 persen, menjadi ditutup pada 1.923,10 dolar AS per ounce. Emas berjangkan merosot 6,5 dolar AS atau 0,34 persen menjadi 1.927,50 dolar AS pada Selasa (5/4/2022).
Baca juga: Harga emas jatuh 6,5 dolar tertekan prospek kebijakan moneter agresif Fed
"Perdagangan emas sedikit lebih rendah antara sekarang dan penutupan hari ini, tetapi benar-benar tidak ada kejutan besar pada risalah (Fed) itu," kata ahli strategi pasar senior RJO Futures Bob Haberkorn, menambahkan bahwa penurunan emas terbatas.
"Pasar mengharapkan kenaikan setengah poin itu."
Pejabat Fed mencatat bahwa satu atau lebih kenaikan 50 basis poin dalam kisaran target dapat sesuai pada pertemuan mendatang, yang berikutnya adalah pada Mei, terutama jika tekanan inflasi tetap tinggi atau meningkat, menurut risalah rapat kebijakan 15-16 Maret.
The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin setelah pertemuan Maret mereka, dan risalah menunjukkan bahwa efek ekonomi dari invasi Rusia ke Ukraina pada akhir Februari mencegah kenaikan 50 basis poin.
Naiknya suku bunga AS dan imbal hasil yang lebih tinggi meningkatkan peluang kerugian memegang emas, yang juga digunakan sebagai lindung nilai terhadap kenaikan inflasi.
Baca juga: Harga emas tergelincir di Asia terseret dolar AS yang bertahan kuat
Namun demikian. harga emas bisa terus naik untuk dua kuartal berikutnya, karena The Fed tidak akan mampu menaikkan suku bunga cukup cepat untuk memerangi inflasi yang tinggi, Haberkorn menambahkan.
Sementara itu, dolar yang melonjak ke tertinggi hampir dua tahun meredupkan daya tarik emas.
"Masih ada beberapa hal yang dapat memicu reli emas lainnya. Inflasi terus meningkat melampaui ekspektasi saat ini, pembicaraan Ukraina-Rusia runtuh atau resesi," kata Craig Erlam, analis pasar senior di OANDA.
Investor menghabiskan sebagian besar sesi perdagangan untuk masuk dan keluar dari posisi menjelang rilis risalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Maret, yang dirilis tak lama setelah pasar tutup.
Risalah menunjukkan bahwa Federal Reserve berencana mengurangi neraca sebesar 95 miliar dolar AS per bulan, yang dapat dimulai segera setelah Mei. Banyak pejabat Federal Reserve menginginkan kenaikan suku bunga 50 basis poin pada Maret tetapi menerima langkah yang lebih kecil karena konflik Rusia-Ukraina.
Baca juga: Harga emas menguat dipicu prospek lebih banyak sanksi Rusia
Emas bergerak naik dalam perdagangan elektronik setelah rilis risalah pertemuan FOMC Maret.
Untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 7,6 sen atau 0,31 persen, menjadi ditutup pada 24,458 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 20 dolar AS atau 2,06 persen, menjadi ditutup pada 953,10 dolar per ounce.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, melemah 4,4 dolar AS atau 0,23 persen, menjadi ditutup pada 1.923,10 dolar AS per ounce. Emas berjangkan merosot 6,5 dolar AS atau 0,34 persen menjadi 1.927,50 dolar AS pada Selasa (5/4/2022).
Baca juga: Harga emas jatuh 6,5 dolar tertekan prospek kebijakan moneter agresif Fed
"Perdagangan emas sedikit lebih rendah antara sekarang dan penutupan hari ini, tetapi benar-benar tidak ada kejutan besar pada risalah (Fed) itu," kata ahli strategi pasar senior RJO Futures Bob Haberkorn, menambahkan bahwa penurunan emas terbatas.
"Pasar mengharapkan kenaikan setengah poin itu."
Pejabat Fed mencatat bahwa satu atau lebih kenaikan 50 basis poin dalam kisaran target dapat sesuai pada pertemuan mendatang, yang berikutnya adalah pada Mei, terutama jika tekanan inflasi tetap tinggi atau meningkat, menurut risalah rapat kebijakan 15-16 Maret.
The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin setelah pertemuan Maret mereka, dan risalah menunjukkan bahwa efek ekonomi dari invasi Rusia ke Ukraina pada akhir Februari mencegah kenaikan 50 basis poin.
Naiknya suku bunga AS dan imbal hasil yang lebih tinggi meningkatkan peluang kerugian memegang emas, yang juga digunakan sebagai lindung nilai terhadap kenaikan inflasi.
Baca juga: Harga emas tergelincir di Asia terseret dolar AS yang bertahan kuat
Namun demikian. harga emas bisa terus naik untuk dua kuartal berikutnya, karena The Fed tidak akan mampu menaikkan suku bunga cukup cepat untuk memerangi inflasi yang tinggi, Haberkorn menambahkan.
Sementara itu, dolar yang melonjak ke tertinggi hampir dua tahun meredupkan daya tarik emas.
"Masih ada beberapa hal yang dapat memicu reli emas lainnya. Inflasi terus meningkat melampaui ekspektasi saat ini, pembicaraan Ukraina-Rusia runtuh atau resesi," kata Craig Erlam, analis pasar senior di OANDA.
Investor menghabiskan sebagian besar sesi perdagangan untuk masuk dan keluar dari posisi menjelang rilis risalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Maret, yang dirilis tak lama setelah pasar tutup.
Risalah menunjukkan bahwa Federal Reserve berencana mengurangi neraca sebesar 95 miliar dolar AS per bulan, yang dapat dimulai segera setelah Mei. Banyak pejabat Federal Reserve menginginkan kenaikan suku bunga 50 basis poin pada Maret tetapi menerima langkah yang lebih kecil karena konflik Rusia-Ukraina.
Baca juga: Harga emas menguat dipicu prospek lebih banyak sanksi Rusia
Emas bergerak naik dalam perdagangan elektronik setelah rilis risalah pertemuan FOMC Maret.
Untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 7,6 sen atau 0,31 persen, menjadi ditutup pada 24,458 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 20 dolar AS atau 2,06 persen, menjadi ditutup pada 953,10 dolar per ounce.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022