Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan ditutup menguat, didukung fundamental ekonomi domestik yang kuat.
Rupiah ditutup menguat 15 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp14.355 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.370 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah menguat seiring dengan turunnya harga minyak dunia
"Sentimen risk on di bursa Indonesia maupun regional mendukung mata uang beresiko," kata Analis DCFX Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Dari domestik, lanjut Lukman, fundamental ekonomi Indonesia juga masih kuat dan didukung menurunnya jumlah kasus COVID-19.
"Minggu ini data ekonomi cukup sepi. Untuk Kamis, rilis cadangan devisa Indonesia akan menjadi perhatian utama," ujar Lukman.
Dari eksternal, laporan ketenagakerjaan bulanan AS menunjukkan pasar tenaga kerja yang masih kuat dan mendorong potensi Federal Reserve (Fed) untuk mempertahankan sikap hawkish yang lebih agresif dalam kebijakan moneternya.
Kementerian Ketenagakerjaan AS melaporkan laju perekrutan dengan non-farm payroll mencapai 431.000 pekerjaan sepanjang Maret 2022
Pasar berekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan bank sentral Mei mendatang.
Baca juga: Kurs Rupiah jelang akhir pekan ditutup melemah tunggu data tenaga kerja AS
"Sejumlah data sektor tenaga kerja AS dirilis cukup menarik dan mendorong harapan pasar bahwa The Fed akan bisa lebih agresif," kata Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.366 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.335 per dolar AS hingga Rp14.371 per dolar AS.
Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin menguat ke posisi Rp14.362 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.364 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah berpotensi tertekan ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Rupiah ditutup menguat 15 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp14.355 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.370 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah menguat seiring dengan turunnya harga minyak dunia
"Sentimen risk on di bursa Indonesia maupun regional mendukung mata uang beresiko," kata Analis DCFX Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Dari domestik, lanjut Lukman, fundamental ekonomi Indonesia juga masih kuat dan didukung menurunnya jumlah kasus COVID-19.
"Minggu ini data ekonomi cukup sepi. Untuk Kamis, rilis cadangan devisa Indonesia akan menjadi perhatian utama," ujar Lukman.
Dari eksternal, laporan ketenagakerjaan bulanan AS menunjukkan pasar tenaga kerja yang masih kuat dan mendorong potensi Federal Reserve (Fed) untuk mempertahankan sikap hawkish yang lebih agresif dalam kebijakan moneternya.
Kementerian Ketenagakerjaan AS melaporkan laju perekrutan dengan non-farm payroll mencapai 431.000 pekerjaan sepanjang Maret 2022
Pasar berekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan bank sentral Mei mendatang.
Baca juga: Kurs Rupiah jelang akhir pekan ditutup melemah tunggu data tenaga kerja AS
"Sejumlah data sektor tenaga kerja AS dirilis cukup menarik dan mendorong harapan pasar bahwa The Fed akan bisa lebih agresif," kata Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.366 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.335 per dolar AS hingga Rp14.371 per dolar AS.
Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin menguat ke posisi Rp14.362 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.364 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah berpotensi tertekan ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022