Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan Indonesia telah mengalami 1.137 kali kejadian bencana hingga Maret 2022.
 
"Jadi kalau kita rata-rata secara harian dalam satu hari paling tidak kita memiliki tiga kali kejadian bencana, ini cukup luar biasa," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.

Baca juga: BPBD Garut catat hujan deras akibatkan rumah warga ambruk
 
Berdasarkan jenis tren bencananya, ia mengemukakan, Indonesia kembali dihadapkan dengan bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem.
 
"Kejadian bencana ini paling sering terjadi di Indonesia dari tahun-tahun sebelumnya," tuturnya.
 
Ia menambahkan terdapat tujuh provinsi yang tingkat kejadian bencananya paling tinggi di Indonesia dalam tiga bulan pertama tahun ini, yakni Aceh, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.
 
"Dari data yang dimiliki oleh BNPB, tujuh provinsi itu setiap tahun selalu menjadi hotspot, dalam artian provinsi-provinsi dengan tingkat kejadian bencana paling tinggi di Indonesia," katanya.
 
Oleh karena itu, lanjut dia, BNPB mengimbau bagi pemerintah daerah di tujuh provinsi itu agar benar-benar memperhatikan kembali kondisi lingkungan, sungai, alam-alam pegunungan yang selama ini menjadi daerah resapan air.

Baca juga: 5 ha sawah di Palabuhanratu gagal panen tertimbun longsor
 
Di samping itu, tujuh pemda itu juga diimbau memperhatikan kondisi di sepanjang aliran sungai yang mungkin selama ini terjadi penyempitan atau terjadi pendangkalan.
 
"Itu harus benar-benar kita benahi bersama-sama," ucapnya.
 
Dalam kesempatan sama, Abdul Muhari juga menyampaikan, pada Maret 2022 ini Indonesia mengalami 358 kejadian bencana, sementara pada Maret 2021 sebanyak 537 kejadian bencana.
 
"Jumlah kejadian bencana bulan Maret 2022 lebih sedikit dibandingkan dengan Maret 2021," katanya.
 
Dari sisi korban luka, korban terdampar dan mengungsi, serta rumah rusak, disampaikan juga, lebih sedikit jika dibandingkan pada periode Maret 2021.
 
Kendati demikian, lanjut dia, dari sisi korban meninggal dan hilang pada Maret tahun ini jumlahnya lebih banyak dibandingkan Maret 2021.
 
"Bulan Maret 2021 sebanyak 17 orang meninggal dan hilang, sementara Maret tahun ini 29 orang, itu naik 70 persen," paparnya.
 
Baca juga: Kabupaten Bekasi targetkan tambah 12 desa tangguh bencana 2022
 

Pewarta: Zubi Mahrofi

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022