Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore menguat seiring pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell yang dinilai kurang hawkish oleh pelaku pasar.
Rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.302 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.312 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah menguat jelang pengumuman hasil pertemuan The Fed
"Dolar AS melemah karena pesan yang kurang hawkish dari The Fed semalam serta ketidakpastian terhadap krisis di Ukraina," kata analis Monex Investindo Faisyal dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.
Dolar AS dalam tekanan seiring pasar yang mempertimbangkan pesan dari Powell bahwa kenaikan suku bunga masih akan tergantung pada inflasi dan data ekonomi.
Bank sentral melihat bahwa inflasi untuk beberapa bulan ke depan akan turun dan hal itu memberikan sentimen dovish ke pasar.
The Fed semalam menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, sesuai dengan ekspektasi pasar. The Fed juga memperkirakan akan ada kenaikan masing-masing dari enam pertemuan yang tersisa tahun ini.
Di sisi lain, ada ketidakpastian krisis di Ukraina setelah dalam negosiasi terakhir tidak adanya kemajuan nyata untuk pembicaraan damai antara Rusia dengan Ukraina.
Moskow mengatakan bahwa mereka membuat kemajuan signifikan menuju rencana perdamaian 15 poin yang akan mencakup gencatan senjata dan penarikan Rusia dari Ukraina jika Kyiv menyatakan netralitas dan menerima batasan pada pasukan militernya. Namun, Kyiv menolak netralitas yang diusulkan.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.290 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.264 per dolar AS hingga Rp14.305 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis menguat ke posisi Rp14.290 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.311 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah menguat ditopang surplus neraca perdagangan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.302 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.312 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah menguat jelang pengumuman hasil pertemuan The Fed
"Dolar AS melemah karena pesan yang kurang hawkish dari The Fed semalam serta ketidakpastian terhadap krisis di Ukraina," kata analis Monex Investindo Faisyal dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.
Dolar AS dalam tekanan seiring pasar yang mempertimbangkan pesan dari Powell bahwa kenaikan suku bunga masih akan tergantung pada inflasi dan data ekonomi.
Bank sentral melihat bahwa inflasi untuk beberapa bulan ke depan akan turun dan hal itu memberikan sentimen dovish ke pasar.
The Fed semalam menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, sesuai dengan ekspektasi pasar. The Fed juga memperkirakan akan ada kenaikan masing-masing dari enam pertemuan yang tersisa tahun ini.
Di sisi lain, ada ketidakpastian krisis di Ukraina setelah dalam negosiasi terakhir tidak adanya kemajuan nyata untuk pembicaraan damai antara Rusia dengan Ukraina.
Moskow mengatakan bahwa mereka membuat kemajuan signifikan menuju rencana perdamaian 15 poin yang akan mencakup gencatan senjata dan penarikan Rusia dari Ukraina jika Kyiv menyatakan netralitas dan menerima batasan pada pasukan militernya. Namun, Kyiv menolak netralitas yang diusulkan.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.290 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.264 per dolar AS hingga Rp14.305 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis menguat ke posisi Rp14.290 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.311 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah menguat ditopang surplus neraca perdagangan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022