Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon, Jawa Barat, meminta kepada distributor dan pengusaha ritel agar tidak menahan minyak goreng kemasan, karena adanya pergantian harga, agar tidak terjadi kelangkaan di masyarakat.

"Kebijakan dari Kementerian Perdagangan terkait pencabutan HET (harga eceran tertinggi) pasti akan berdampak pada minyak goreng kemasan, distributor ini akan menahan, kami berharap agar tidak terlalu lama untuk menahannya," kata Sekretaris Daerah Kota Cirebon Agus Mulyadi di Cirebon, Rabu.

Agus mengatakan dicabutnya HET untuk minyak goreng kemasan dikhawatirkan menimbulkan kelangkaan, karena para distributor, dan pedagang ritel akan menahan terlebih dahulu stok mereka.

Untuk itu, lanjut Agus pihaknya melakukan inspeksi di gudang distributor minyak goreng kemasan, agar bisa segera mendistribusikan ke pasar.

Namun, ternyata gudang distributor itu bukan hanya mendistribusikan minyak goreng kemasan ke Kota Cirebon, namun juga wilayah Ciayumajakuning yang terdiri dari Kota/Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan.

"Setelah kami sidak memang distributor akan menunggu kebijakan dari pusat. Tapi kita minta agar segera didistribusikan, supaya masyarakat bisa mendapatkan minyak goreng, dan tidak terjadi kelangkaan," tuturnya.
Sementara itu Manajer PT Pamer Yono selaku distributor minyak goreng salah satu merek mengakui akan menahan terlebih dahulu kiriman yang baru datang, untuk memastikan perpindahan harga di pasar.

Yono mengakui setelah Pemerintah Pusat mengatur HET minyak goreng, kiriman mengalami pengurangan mencapai 50 persen, dari yang sebelumnya mencapai 30 ribu karton dalam sebulan, kini hanya 12 ribu karton.

"Setelah bulan Januari kiriman minyak goreng berkurang drastis, yang biasa 30 ribu karton, saat ini hanya 12 ribu karton saja," katanya.

Pewarta: Khaerul Izan

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022