ANTARAJAWABARAT.com, 27/2 - Sebanyak 40 siswa kelas 5 SDN Sukamukti 1, Kampung Tarikolot, Desa Sukamukti, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, belajar di tenda darurat, Senin, karena bangunan kelas mereka roboh, Sabtu (25/2).
"Terpaksa sekarang siswa harus belajar di tenda karena kelas yang biasa dipakai sudah hancur," kata guru kelas 5 sekolah itu, Siti (38), di sela-sela waktu mengajar di tenda.
Kegiatan belajar mengajar di tenda bantuan dari kesatuan TNI AD tersebut, kata Sri, banyak dipenuhi debu.
Apabila kegiatan belajar di tenda berlangsung lama, menurut dia, dikhawatirkan mengganggu konsentrasi belajar para siswa.
"Kalau di tenda tentu tidak nyaman. Kalau boleh usul, saya harap belajar di tempat madrasah saja, atau dibagi kelas pagi dan siang, sehingga siswa tidak perlu belajar di tenda," katanya.
Seorang siswa bernama Lutfia mengaku risih belajar dalam tenda yang banyak debu.
"Saya ingin segera diperbaiki agar tidak belajar lagi di tenda," kata Lutfia.
Sementara itu Kepala Sekolah SDN Sukamukti I, Aminah, mengatakan, penyebab robohnya bangunan kelas itu diduga karena sudah tuanya bangunan itu.
Menurut dia, kejadian itu pada sore hari ketika kegiatan belaja mengajar di sekolah itu telah selesai.
Ruang yang roboh itu merupakan bangunan yang didirikan pada 1970 dan belum pernah dironovasi.
Renovasi yang dilakukan tahun 1990, kata Aminah, hanya untuk empat ruangan.
"Sebelum kelas ini ambruk, kami sudah mengajukan permintaan bantuan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, tapi hingga sekarang belum ada jawaban," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012
"Terpaksa sekarang siswa harus belajar di tenda karena kelas yang biasa dipakai sudah hancur," kata guru kelas 5 sekolah itu, Siti (38), di sela-sela waktu mengajar di tenda.
Kegiatan belajar mengajar di tenda bantuan dari kesatuan TNI AD tersebut, kata Sri, banyak dipenuhi debu.
Apabila kegiatan belajar di tenda berlangsung lama, menurut dia, dikhawatirkan mengganggu konsentrasi belajar para siswa.
"Kalau di tenda tentu tidak nyaman. Kalau boleh usul, saya harap belajar di tempat madrasah saja, atau dibagi kelas pagi dan siang, sehingga siswa tidak perlu belajar di tenda," katanya.
Seorang siswa bernama Lutfia mengaku risih belajar dalam tenda yang banyak debu.
"Saya ingin segera diperbaiki agar tidak belajar lagi di tenda," kata Lutfia.
Sementara itu Kepala Sekolah SDN Sukamukti I, Aminah, mengatakan, penyebab robohnya bangunan kelas itu diduga karena sudah tuanya bangunan itu.
Menurut dia, kejadian itu pada sore hari ketika kegiatan belaja mengajar di sekolah itu telah selesai.
Ruang yang roboh itu merupakan bangunan yang didirikan pada 1970 dan belum pernah dironovasi.
Renovasi yang dilakukan tahun 1990, kata Aminah, hanya untuk empat ruangan.
"Sebelum kelas ini ambruk, kami sudah mengajukan permintaan bantuan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, tapi hingga sekarang belum ada jawaban," katanya.
Editor : Sapto HP
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012