Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bandung, Jawa Barat Yana Mulyana menyebut kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes) menjadi kunci untuk mengakhiri pandemi COVID-19 dan masuk ke masa endemi.
"Adaptasi kebiasaan baru masih perlu diiringi dengan protokol kesehatan guna mengantisipasi wabah tersebut karena virus COVID-19 masih berpotensi terus bermutasi," katanya di Bandang, Jumat.
Baca juga: Kota Bandung sudah penuhi salah satu syarat endemi
"Karena kalau sudah endemi relaksasi apapun harus dibuka, aktivitas warga itu harus berjalan seperti sebelum pandemi, tapi bedanya adalah prokes harus tetap dilakukan salah satunya masker," tambahnya.
Meski ada negara lain sudah tidak mewajibkan penggunaan masker, menurut dia, penyebaran COVID-19 melalui droplet (cipratan) masih tetap memungkinkan sehingga penggunaan masker masih akan terus disosialisasikan sejak saat ini.
Selain itu, kata dia, penggunaan aplikasi PeduliLindungi dalam berbagai aktivitas masih merupakan hal yang penting sehingga penyaringan mobilitas masyarakat dapat terkendali oleh sistem dalam aplikasi tersebut.
"Tapi kami sampaikan kembali bahwa untuk sampai ke endemi, tentu kita butuh keputusan dari pemerintah pusat dan kajian dari para ahli," katanya.
Adapun saat ini di Kota Bandung, katanya, masih terjadi lonjakan kasus COVID-19 meski beberapa waktu lalu angkanya sudah menurun.
Data terbaru, kasus terkonfirmasi COVID-19 bertambah sebanyak 1.300 orang, padahal di akhir Februari 2022 lalu pertambahan kasus COVID-19 sudah lebih rendah yakni 517 orang.
"Sebelumnya pernah di angka 500 tapi saat ini naik lagi di atas 1.000 orang. Jadi kami dari Pemkot tentu terus mengingatkan masyarakat agar tetap melaksanakan protokol kesehatan secara ketat," demikian Yana Mulyana.
Baca juga: Soal status endemi COVID-19, Jabar tunggu arahan pusat
Baca juga: Tiga tahap upaya Indonesia menuju endemi menurut Kemenko PMK
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
"Adaptasi kebiasaan baru masih perlu diiringi dengan protokol kesehatan guna mengantisipasi wabah tersebut karena virus COVID-19 masih berpotensi terus bermutasi," katanya di Bandang, Jumat.
Baca juga: Kota Bandung sudah penuhi salah satu syarat endemi
"Karena kalau sudah endemi relaksasi apapun harus dibuka, aktivitas warga itu harus berjalan seperti sebelum pandemi, tapi bedanya adalah prokes harus tetap dilakukan salah satunya masker," tambahnya.
Meski ada negara lain sudah tidak mewajibkan penggunaan masker, menurut dia, penyebaran COVID-19 melalui droplet (cipratan) masih tetap memungkinkan sehingga penggunaan masker masih akan terus disosialisasikan sejak saat ini.
Selain itu, kata dia, penggunaan aplikasi PeduliLindungi dalam berbagai aktivitas masih merupakan hal yang penting sehingga penyaringan mobilitas masyarakat dapat terkendali oleh sistem dalam aplikasi tersebut.
"Tapi kami sampaikan kembali bahwa untuk sampai ke endemi, tentu kita butuh keputusan dari pemerintah pusat dan kajian dari para ahli," katanya.
Adapun saat ini di Kota Bandung, katanya, masih terjadi lonjakan kasus COVID-19 meski beberapa waktu lalu angkanya sudah menurun.
Data terbaru, kasus terkonfirmasi COVID-19 bertambah sebanyak 1.300 orang, padahal di akhir Februari 2022 lalu pertambahan kasus COVID-19 sudah lebih rendah yakni 517 orang.
"Sebelumnya pernah di angka 500 tapi saat ini naik lagi di atas 1.000 orang. Jadi kami dari Pemkot tentu terus mengingatkan masyarakat agar tetap melaksanakan protokol kesehatan secara ketat," demikian Yana Mulyana.
Baca juga: Soal status endemi COVID-19, Jabar tunggu arahan pusat
Baca juga: Tiga tahap upaya Indonesia menuju endemi menurut Kemenko PMK
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022