Harga minyak melonjak di perdagangan Asia pada Selasa sore, karena kekhawatiran atas potensi gangguan pasokan di tengah invasi Rusia ke Ukraina melebihi pembicaraan tentang rilis global terkoordinasi stok minyak mentah untuk menenangkan pasar.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei, yang mulai diperdagangkan pada Selasa, terangkat 1,8 persen menjadi diperdagangkan di 99,7 dolar AS per barel pada pukul 07.34 GMT setelah sempat menyentuh 100 dolar AS. Kontrak acuan menyentuh level tertinggi tujuh tahun di 105,79 dolar AS setelah invasi Rusia ke Ukraina dimulai minggu lalu.

Baca juga: Harga minyak tembus 100,99 dolar AS/barel dipicu sanksi Barat terhadap Rusia

Minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April meningkat 1,6 persen, menjadi diperdagangkan di 97,28 dolar AS per barel. Kontrak WTI menyentuh level tertinggi 99,10 dolar AS per barel pada hari sebelumnya, dan telah naik lebih dari 4,0 persen.

Kekhawatiran atas pengetatan pasokan mendorong harga lebih tinggi karena pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina pada Senin berakhir dengan para pejabat kembali ke ibu kota untuk konsultasi lebih lanjut, menunjukkan resolusi konflik tidak akan segera terjadi.

"Situasi rapuh di Ukraina dan sanksi keuangan dan energi terhadap Rusia akan membuat krisis energi terus berlanjut dan minyak jauh di atas 100 dolar AS per barel dalam waktu dekat dan bahkan lebih tinggi jika konflik semakin meningkat," tulis Louise Dickson, analis pasar minyak senior dari Rystad Energy, dalam sebuah catatan.
Perusahaan minyak dan gas besar, termasuk BP dan Shell, telah mengumumkan rencana untuk keluar dari operasi dan usaha patungan Rusia.

Pembeli minyak Rusia menghadapi kesulitan atas pembayaran dan ketersediaan kapal karena sanksi Barat sebagai tanggapan atas invasi Ukraina berlaku.

Baca juga: Harga minyak melonjak, saham merosot, rubel jatuh karena sanksi keras Rusia

Sementara itu, pabrik-pabrik Asia mengalami pemulihan cepat pada Februari di tengah tanda-tanda pandemi virus corona tidak terlalu berdampak pada bisnis, yang menyiratkan kenaikan permintaan minyak.

Namun, suasana pasar dibantu oleh Amerika Serikat dan sekutunya yang membahas rilis terkoordinasi stok minyak mentah untuk mengurangi gangguan pasokan. Rilis itu bisa mencapai antara 60 juta dan 70 juta barel, gerai media melaporkan.

"Kemungkinan rilis itu membatasi kenaikan harga minyak untuk saat ini," tulis analis Commonwealth Bank of Australia dalam sebuah catatan.
Badan Energi Internasional (IEA) akan mengadakan pertemuan tingkat menteri luar biasa pada Selasa untuk membahas peran apa yang dapat dimainkan para anggotanya dalam menstabilkan pasar minyak.

Rusia, yang menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus", mengekspor sekitar 4 juta hingga 5 juta barel per hari minyak mentah, dan 2 juta hingga 3 juta barel per hari produk olahan.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lainnya - termasuk Rusia - juga akan bertemu pada Rabu (2/3/2022) dan diperkirakan akan mempertahankan peningkatan pasokan secara bertahap.

Baca juga: Harga minyak melonjak di tengah peringatan nuklir Rusia, dampak sanksi bank

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022