Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, menyatakan stok minyak goreng sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) di bawah kemasan premium Rp14.000, yakni kemasan sederhana Rp13.500 dan Rp11.500, belum tersedia di pasar tradisional.

"Minyak goreng sesuai HET kemasan sederhana belum masuk Kota Bogor," Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri, Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Perindustrian (DiskopUKMdagin) Kota Bogor Mohamad Soleh kepada ANTARA di Kota Bogor, Kamis.
 
Menurut Soleh, saat ini penyebaran minyak goreng kemasan premium HET Rp14.000 masih terbatas dijual di pasar tradisional.
 
Sejumlah merek dagang minyak goreng premium seperti Bimoli, Sanco, Filma, Trofical, Kuncimas, Forvita, Sedap bahkan sempat belum tersedia pada awal-awal kebijakan HET sekitar dua minggu lalu.
 
Sementara itu, merek dagang lain seperti Sania, Fortune, Sovia, Cemara, Resto, Jujur SIIP sudah tersedia secara terbatas.
 
Agen minyak goreng Kota Bogor, yakni Toko Makmur, kata Soleh, telah menjatah pembelian minyak goreng premium maupun curah karena ketersediaan stok yang masih terbatas.
 
Minyak goreng premium merek Resto dan SIIP serta minyak goreng curah satu derigen berkapasitas 16 kilogram sudah diperjualbelikan sejak kebijakan HET diberlakukan, meski dengan syarat per pembelian tiga karton ditambah membeli barang lain seperti kopi, terasi dan lain-lain.
 
Sejumlah pedagang yang ditemui ANTARA di Pasar Warung Jambu dan Pasar Baru Bogor mengaku belum menjual minyak goreng HET kemasan premium Rp14.000, apalagi kemasan sederhana Rp13.500 dan Rp11.500.
 
Pedagang kelontong di Pasar Warung Jambu Jarkasih mengaku tidak menjual minyak goreng HET. Ia hanya menjual minyak goreng premium berbagai merek dengan harga Rp15.000 dan Rp18.000
 
"Tidak ada, tidak ada, saya cuma jual mulai Rp15.000," ujarnya.
 
Pedagang lain di pasar yang sama, Ahmad mengatakan biasanya minyak goreng HET kemasan premium Rp14.000 juga dikirim dua minggu sekali, sementara kemasan sederhana belum sama sekali pernah diberi stok.
 
"Ada minyak goreng Rp14.000, cuma datangnya dua minggu sekali, waktunya nggak bisa dipastikan, sekarang lagi kosong, yang di bawah itu belum ada," kata dia.
 
Di Pasar Baru Bogor, pedagang kelontong Ujang mengaku tidak mendapat jatah stok minyak goreng HET.
 
"Di sini nggak ada yang HET, ada curah sekilo Rp18.000," katanya.
 
Toko kelontong lain yang cukup besar ,Tiga Sodara menyediakan minyak goreng sesuai HET dengan terbatas yang langsung didistribusikan lagi ke pedagang eceran lain.
 
"Kebagian dua minggu sekali, sekarang lagi kosong. Kalau ada kita jual, ada yang dikasih ke toko lain," ujar pelayan di toko itu.
 
Penelusuran ANTARA berlanjut ke Toko Makmur yang menjadi agen minyak goreng di Kota Bogor.
 
Salah satu pemilik toko, Acun mengatakan stok minyak goreng HET tersedia merek Resto dan SIIP sebanyak 800 dus per dua hari.
 
Sebanyak 250 dus diberikan kepada tiga pasar dan sisanya dijual di toko untuk melayani langganannya dengan syarat pembelian minimal susu kemasan setengah lusin per satu dus minyak goreng merek Resto atau SIIP.
 
Para pembeli di tokonya dijatah hanya boleh membeli dua dus per sekali pembelian.
 
"Satu dus isi 12 kemasan minyak goreng premium merek Resto atau SIIP, harganya Rp167.000," jelasnya.
 
Menurut Acun, hingga saat ini minyak goreng HET kemasan sederhana belum juga didistribusikan di Kota Bogor.

Pewarta: Linna Susanti

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022