Keberadaan Museum Tionghoa di Jalan Pajagalan, Kota Sukabumi, Jawa Barat, yang baru saja diresmikan bisa menjadi daya tarik untuk mendatangkan wisatawan, yang ingin mengetahui sejarah Tionghoa di kota ini.
"Keberadaan Museum Tionghoa ini sejalan dengan program Pemkot Sukabumi yang ke depan ingin mempunyai "Pecinan" karena di dalamnya terdapat potensi pariwisata yang menarik kunjungan wisatawan serta membantu meningkatkan perekonomian warga sekitar," kata Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi di Sukabumi, Senin (21/2).
Baca juga: 2 kelurahan di Kota Sukabumi masuk zona merah COVID-19
Menurut Fahmi, di Kota Sukabumi terdapat bangunan dan lokasi yang mempunyai nilai sejarah asal muasal keberadaan Tionghoa salah satunya Vihara Widhi Sakti yang lokasinya berdekatan dengan Museum Tionghoa tepatnya di Kelurahan Nyomplong, Kecamatan Warudoyong.
Terdapatnya berbagai objek bersejarah tersebut tentunya menjadi daya tarik bagi wisatawan serta bisa dijadikan edukasi, sehingga yang saat ini perlu dilakukan adalah penataan agar program Pemkot Sukabumi memiliki Pecinan bisa terwujud.
Tentunya, keberadaan museum dan bangunan bersejarah tersebut manfaatnya tidak hanya dirasakan untuk warga Tionghoa saja, tetapi warga lainnya yang tinggal di sekitar lokasi sehingga bisa meningkatkan pendapatan warga.
"Keberadaan museum ini membantu kami di pemerintahan yang mempunyai keinginan untuk bersama-sama memajukan Kota Sukabumi di tengah keberagaman. Karena harus diakui, lokasi wisata alam di Kota Sukabumi sangat minim sehingga untuk meningkatkan dunia pariwisata potensi seperti ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin,'' tambahnya.
Fahmi mengatakan pihaknya juga ingin ke depan Kota Sukabumi memiliki walking tourism atau wisata jalan kaki, maka dari itu Pemkot Sukabumi terus melakukan berbagai penataan demi mempercantik kota yang tujuannya agar wisatawan semakin banyak yang datang sehingga ekonomi terus bergerak.
Ketua Panitia Peresmian Museum Tionghoa Budiyanto Hukin Pramoto mengatakan di sekitar lokasi Musuem Tionghoa juga terdapat Gedung Hakka sehingga kedua bangunan ini juga sebagai ikon kebersamaan dan persatuan yang tentunya merupakan destinasi wisata juga edukasi.
Baca juga: Jawa Barat gelontorkan Rp1,5 miliar untuk korban banjir Sukabumi
Museum dibangun berkat kerja sama Masyarakat Sadar Wisata dan Yayasan Dapuran Kipahare yang mana dalam museum ini terdapat beberapa barang bersejarah mulai dari barang keseharian yang biasa digunakan warga Tionghoa serta barang-barang antik yang usianya sudah berabad-abad.
"Didirikannya museum ini sebagai salah satu untuk mengingat sejarah warga Tionghoa di Kota Sukabumi yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari NKRI," katanya.
Baca juga: 911 warga Kota Sukabumi positif COVID-19 jalani isolasi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
"Keberadaan Museum Tionghoa ini sejalan dengan program Pemkot Sukabumi yang ke depan ingin mempunyai "Pecinan" karena di dalamnya terdapat potensi pariwisata yang menarik kunjungan wisatawan serta membantu meningkatkan perekonomian warga sekitar," kata Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi di Sukabumi, Senin (21/2).
Baca juga: 2 kelurahan di Kota Sukabumi masuk zona merah COVID-19
Menurut Fahmi, di Kota Sukabumi terdapat bangunan dan lokasi yang mempunyai nilai sejarah asal muasal keberadaan Tionghoa salah satunya Vihara Widhi Sakti yang lokasinya berdekatan dengan Museum Tionghoa tepatnya di Kelurahan Nyomplong, Kecamatan Warudoyong.
Terdapatnya berbagai objek bersejarah tersebut tentunya menjadi daya tarik bagi wisatawan serta bisa dijadikan edukasi, sehingga yang saat ini perlu dilakukan adalah penataan agar program Pemkot Sukabumi memiliki Pecinan bisa terwujud.
Tentunya, keberadaan museum dan bangunan bersejarah tersebut manfaatnya tidak hanya dirasakan untuk warga Tionghoa saja, tetapi warga lainnya yang tinggal di sekitar lokasi sehingga bisa meningkatkan pendapatan warga.
"Keberadaan museum ini membantu kami di pemerintahan yang mempunyai keinginan untuk bersama-sama memajukan Kota Sukabumi di tengah keberagaman. Karena harus diakui, lokasi wisata alam di Kota Sukabumi sangat minim sehingga untuk meningkatkan dunia pariwisata potensi seperti ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin,'' tambahnya.
Fahmi mengatakan pihaknya juga ingin ke depan Kota Sukabumi memiliki walking tourism atau wisata jalan kaki, maka dari itu Pemkot Sukabumi terus melakukan berbagai penataan demi mempercantik kota yang tujuannya agar wisatawan semakin banyak yang datang sehingga ekonomi terus bergerak.
Ketua Panitia Peresmian Museum Tionghoa Budiyanto Hukin Pramoto mengatakan di sekitar lokasi Musuem Tionghoa juga terdapat Gedung Hakka sehingga kedua bangunan ini juga sebagai ikon kebersamaan dan persatuan yang tentunya merupakan destinasi wisata juga edukasi.
Baca juga: Jawa Barat gelontorkan Rp1,5 miliar untuk korban banjir Sukabumi
Museum dibangun berkat kerja sama Masyarakat Sadar Wisata dan Yayasan Dapuran Kipahare yang mana dalam museum ini terdapat beberapa barang bersejarah mulai dari barang keseharian yang biasa digunakan warga Tionghoa serta barang-barang antik yang usianya sudah berabad-abad.
"Didirikannya museum ini sebagai salah satu untuk mengingat sejarah warga Tionghoa di Kota Sukabumi yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari NKRI," katanya.
Baca juga: 911 warga Kota Sukabumi positif COVID-19 jalani isolasi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022