Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan menguat, menanti rilis neraca perdagangan Januari 2022.
Rupiah sore ini ditutup menguat 21 poin atau 0,15 persen ke posisi Rp14.326 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.347 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah menguat dibayangi ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed
"Terlihat memang rupiah sangat resilient, terutama didukung oleh faktor domestik capital inflow," kata Analis DC Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Menurut Lukman, naiknya kembali harga komoditas seperti batu bara dan biji besi diperkirakan akan menopang rupiah dalam beberapa waktu ke depan.
"Pasar menantikan angka perdagangan Indonesia besok. Pelaku pasar untuk sementara mengesampingkan penguatan dolar dan kekhawatiran konflik di Ukraina," ujar Lukman.
Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan neraca perdagangan Januari 2022 pada Selasa (15/2) besok.
Baca juga: Rupiah Jumat sore melemah dibayangi inflasi AS
Pada Desember 2021 neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 1,02 miliar dolar AS dengan nilai ekspor 22,38 miliar dolar AS dan impor 21,36 miliar dolar AS.
Surplus yang terjadi pada Desember 2021 merupakan surplus selama 20 bulan beruntun yang selalu mengalami surplus.
Sementara itu surplus neraca perdagangan kumulatif RI sepanjang 2021 mencapai 35,34 miliar dolar AS yang sekaligus menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah perdagangan Indonesia dengan total nilai ekspor 231,54 miliar dolar AS dan impor 196,2 miliar dolar AS.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.351 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.323 per dolar AS hingga Rp14.353 per dolar AS.
Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin menguat ke posisi Rp14.338 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.359 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah jelang akhir pekan melemah merespon rilis data inflasi AS
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Rupiah sore ini ditutup menguat 21 poin atau 0,15 persen ke posisi Rp14.326 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.347 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah menguat dibayangi ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed
"Terlihat memang rupiah sangat resilient, terutama didukung oleh faktor domestik capital inflow," kata Analis DC Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Menurut Lukman, naiknya kembali harga komoditas seperti batu bara dan biji besi diperkirakan akan menopang rupiah dalam beberapa waktu ke depan.
"Pasar menantikan angka perdagangan Indonesia besok. Pelaku pasar untuk sementara mengesampingkan penguatan dolar dan kekhawatiran konflik di Ukraina," ujar Lukman.
Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan neraca perdagangan Januari 2022 pada Selasa (15/2) besok.
Baca juga: Rupiah Jumat sore melemah dibayangi inflasi AS
Pada Desember 2021 neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 1,02 miliar dolar AS dengan nilai ekspor 22,38 miliar dolar AS dan impor 21,36 miliar dolar AS.
Surplus yang terjadi pada Desember 2021 merupakan surplus selama 20 bulan beruntun yang selalu mengalami surplus.
Sementara itu surplus neraca perdagangan kumulatif RI sepanjang 2021 mencapai 35,34 miliar dolar AS yang sekaligus menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah perdagangan Indonesia dengan total nilai ekspor 231,54 miliar dolar AS dan impor 196,2 miliar dolar AS.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.351 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.323 per dolar AS hingga Rp14.353 per dolar AS.
Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin menguat ke posisi Rp14.338 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.359 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah jelang akhir pekan melemah merespon rilis data inflasi AS
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022