Sekolah Bogor Raya (SBR) menyiagakan satuan tugas (satgas) sekolah sejak awal pandemi COVID-19 pada tahun 2020 hingga sekarang untuk bergerak dalam hal pencegahan maupun penanganan penyebaran penyakit menular tersebut di lingkungan komunitasnya.
Menurut Ketua Satgas sekolah COVID-19 Bogor Raya Siska, dalam wawancara khusus dengan ANTARA di kampusnya, Selasa, penetapan Pandemi COVID-19 pada bulan Maret 2020 di Indonesia segera direspon jajarannya untuk merumuskan langkah yang tepat bagi lembaga pendidikannya.
Baca juga: Satgas Bogor ambil 10 langkah sikapi lonjakan COVID-19, apa saja?
SBR mulai mempelajari penyebaran penyakit tersebut dari lingkungan luar dan dokumen-dokumen pencegahan agar tidak masuk ke lingkungan sekolah. Kemudian, segera berinisiatif membentuk Satgas sekolah untuk mempelopori komunitasnya mencegah penularan dan mendeteksi penyebaran COVID-19.
Komunitas Sekolah yang berlokasi di Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor itu melibatkan tenaga pendidik, tenaga kependidikan dari tiga jenjang yang berbeda yaitu Pendidikan Taman Kanak-kanak (PDTK), sekolah dasar (SD), juga sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA).
Semua komponen SBR bahu-membahu bekerja sama bukan hanya secara internal namun juga membangun relasi secara eksternal seperti satgas kelurahan, kecamatan hingga Kota Bogor.
"Nah, salah satu yang kami lakukan untuk mendapat informasi terbaru dari Satgas Kota Bogor, kami membangun komunikasi dengan ketua satgas kelurahan dan kecamatan hingga Kota Bogor sehingga mereka pun cukup terbuka," kata Siska.
Baca juga: Bupati Bogor imbau warga waspada karena kasus COVID-19 tembus 339 per hari
Dia mengatakan sejauh ini, SBR juga mendapatkan informasi tercepat mengenai perubahan aturan aktivitas masyarakat saat Pandemi COVID-19, seperti level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Pengalaman
Siska menuturkan pengalaman SBR menangani tenaga pendidik hingga siswa yang terpapar COVID-19 justru dari luar sekolah membuat pembelajaran untuk mengedukasi semua komponen komunitas SBR supaya memiliki rasa tanggung jawab yang sama bahwa bukan hanya beban satu komponen tetapi bersama-sama menjaga protokol kesehatan.
Hal itu membuat SBR segera berkolaborasi dengan Satgas COVID-19 Kota Bogor maupun rumah sakit (RS) terdekat di sekitarnya, sehingga ketika membutuhkan bantuan yang mendesak untuk penanganan pasien positif COVID-19 segera bisa tertangani secara medis.
"Itu berjalan sejak 2020 sampai hari ini, sampai kerjasamanya bukan hanya untuk mengobati atau memberikan isolasi kepada yang terpapar, tetapi untuk penanganan-penanganan seperti vaksinasi," katanya.
Dikatakannya, kini tenaga pendidik dan tenaga kependidikan SBR sudah 100 persen melaksanakan vaksinasi dosis satu dan dua, sementara vaksinasi penguat sudah 90 persen karena ada beberapa yang masih dalam masa kehamilan atau berjarak belum enam bulan dari vaksinasi kedua.
Begitupun bagi siswa mulai usia 6-11, SMP hingga SMA telah melaksanakan vaksinasi dosis satu dan dua yang diselenggarakan oleh pihak sekolah. Bagi siswa SMP dan SMA sudah mencapai 95 persen vaksinasi kesatu dan kedua, sementara siswa SD untuk vaksinasi kesatu mencapai 92 persen dan vaksinasi kedua 86 persen.
Baca juga: Tim Gakkumdu Satgas COVID-19 Kota Bogor cek fasilitas prokes perkantoran
Capaian vaksinasi kedua untuk siswa SD masih di bawah 90 persen karena terhalang libur semester ganjil pada Bulan Januari dan beberapa kondisi kesehatan siswa.
"Jadi kalau Sekolah Bogor Raya sudah aman untuk vaksinasi COVID-19, karena sudah di atas 90 persen lebih melaksanakan vaksinasi," kata dia.
Dengan begitu, kata Siska, dari total 679 siswa yang berada di SBR pada semua jenjang, bagi yang sudah layak vaksinasi kesatu dan kedua kini membuat SBR lebih percaya diri jika pemerintah mulai membuka kembali pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah.
Terlebih 200 tenaga pendidik dan kependidikan juga sudah 100 persen vaksinasi kesatu dan kedua dan 90 persen telah melaksanakan vaksinasi penguat.
Melibatkan siswa
Siska juga menyampaikan, ketika PTM terbatas diberlakukan oleh Pemerintah Kota Bogor, Satgas Sekolah COVID-19 SBR juga mulai melibatkan siswa SMP dan SMA di dalamnya, untuk melakukan simulasi dan meninjau pelaksanaan protokol kesehatan (prokes) di ruang-ruang kelas.
Dari simulasi yang dilakukan siswa setiap hari itu, Satgas sekolah mendapatkan data jumlah pelanggaran protokol kesehatan, seperti tidak memakai masker dan jumlah sabun cuci tangan yang kosong, sehingga penguatan kontrol pun dilakukan.
"Anak-anak siswa yang tergabung dalam satgas sekolah bertugas mengingatkan teman-temannya untuk bertanggung jawab bersama melaksanakan protokol kesehatan," ujarnya lagi.
Baca juga: Satgas Kabupaten Bogor optimalkan kembali layanan kedaruratan COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Menurut Ketua Satgas sekolah COVID-19 Bogor Raya Siska, dalam wawancara khusus dengan ANTARA di kampusnya, Selasa, penetapan Pandemi COVID-19 pada bulan Maret 2020 di Indonesia segera direspon jajarannya untuk merumuskan langkah yang tepat bagi lembaga pendidikannya.
Baca juga: Satgas Bogor ambil 10 langkah sikapi lonjakan COVID-19, apa saja?
SBR mulai mempelajari penyebaran penyakit tersebut dari lingkungan luar dan dokumen-dokumen pencegahan agar tidak masuk ke lingkungan sekolah. Kemudian, segera berinisiatif membentuk Satgas sekolah untuk mempelopori komunitasnya mencegah penularan dan mendeteksi penyebaran COVID-19.
Komunitas Sekolah yang berlokasi di Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor itu melibatkan tenaga pendidik, tenaga kependidikan dari tiga jenjang yang berbeda yaitu Pendidikan Taman Kanak-kanak (PDTK), sekolah dasar (SD), juga sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA).
Semua komponen SBR bahu-membahu bekerja sama bukan hanya secara internal namun juga membangun relasi secara eksternal seperti satgas kelurahan, kecamatan hingga Kota Bogor.
"Nah, salah satu yang kami lakukan untuk mendapat informasi terbaru dari Satgas Kota Bogor, kami membangun komunikasi dengan ketua satgas kelurahan dan kecamatan hingga Kota Bogor sehingga mereka pun cukup terbuka," kata Siska.
Baca juga: Bupati Bogor imbau warga waspada karena kasus COVID-19 tembus 339 per hari
Dia mengatakan sejauh ini, SBR juga mendapatkan informasi tercepat mengenai perubahan aturan aktivitas masyarakat saat Pandemi COVID-19, seperti level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Pengalaman
Siska menuturkan pengalaman SBR menangani tenaga pendidik hingga siswa yang terpapar COVID-19 justru dari luar sekolah membuat pembelajaran untuk mengedukasi semua komponen komunitas SBR supaya memiliki rasa tanggung jawab yang sama bahwa bukan hanya beban satu komponen tetapi bersama-sama menjaga protokol kesehatan.
Hal itu membuat SBR segera berkolaborasi dengan Satgas COVID-19 Kota Bogor maupun rumah sakit (RS) terdekat di sekitarnya, sehingga ketika membutuhkan bantuan yang mendesak untuk penanganan pasien positif COVID-19 segera bisa tertangani secara medis.
"Itu berjalan sejak 2020 sampai hari ini, sampai kerjasamanya bukan hanya untuk mengobati atau memberikan isolasi kepada yang terpapar, tetapi untuk penanganan-penanganan seperti vaksinasi," katanya.
Dikatakannya, kini tenaga pendidik dan tenaga kependidikan SBR sudah 100 persen melaksanakan vaksinasi dosis satu dan dua, sementara vaksinasi penguat sudah 90 persen karena ada beberapa yang masih dalam masa kehamilan atau berjarak belum enam bulan dari vaksinasi kedua.
Begitupun bagi siswa mulai usia 6-11, SMP hingga SMA telah melaksanakan vaksinasi dosis satu dan dua yang diselenggarakan oleh pihak sekolah. Bagi siswa SMP dan SMA sudah mencapai 95 persen vaksinasi kesatu dan kedua, sementara siswa SD untuk vaksinasi kesatu mencapai 92 persen dan vaksinasi kedua 86 persen.
Baca juga: Tim Gakkumdu Satgas COVID-19 Kota Bogor cek fasilitas prokes perkantoran
Capaian vaksinasi kedua untuk siswa SD masih di bawah 90 persen karena terhalang libur semester ganjil pada Bulan Januari dan beberapa kondisi kesehatan siswa.
"Jadi kalau Sekolah Bogor Raya sudah aman untuk vaksinasi COVID-19, karena sudah di atas 90 persen lebih melaksanakan vaksinasi," kata dia.
Dengan begitu, kata Siska, dari total 679 siswa yang berada di SBR pada semua jenjang, bagi yang sudah layak vaksinasi kesatu dan kedua kini membuat SBR lebih percaya diri jika pemerintah mulai membuka kembali pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah.
Terlebih 200 tenaga pendidik dan kependidikan juga sudah 100 persen vaksinasi kesatu dan kedua dan 90 persen telah melaksanakan vaksinasi penguat.
Melibatkan siswa
Siska juga menyampaikan, ketika PTM terbatas diberlakukan oleh Pemerintah Kota Bogor, Satgas Sekolah COVID-19 SBR juga mulai melibatkan siswa SMP dan SMA di dalamnya, untuk melakukan simulasi dan meninjau pelaksanaan protokol kesehatan (prokes) di ruang-ruang kelas.
Dari simulasi yang dilakukan siswa setiap hari itu, Satgas sekolah mendapatkan data jumlah pelanggaran protokol kesehatan, seperti tidak memakai masker dan jumlah sabun cuci tangan yang kosong, sehingga penguatan kontrol pun dilakukan.
"Anak-anak siswa yang tergabung dalam satgas sekolah bertugas mengingatkan teman-temannya untuk bertanggung jawab bersama melaksanakan protokol kesehatan," ujarnya lagi.
Baca juga: Satgas Kabupaten Bogor optimalkan kembali layanan kedaruratan COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022