Harga minyak sedikit beragam pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena ketegangan geopolitik dan pasokan global yang ketat mendukung pasar ketika beberapa berspekulasi bahwa OPEC+ mungkin meningkatkan pasokan lebih besar dari yang diperkirakan.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April yang diperdagangkan di London, patokan global untuk minyak, turun 10 sen atau 0,1 persen, menjadi menetap di 89,16 dolar AS per barel. Brent juga kehilangan sekitar 2 dolar AS pada awal perdagangan.
Baca juga: Harga minyak catat kenaikan bulanan terbesar setahun karena pasokan mengetat
Sebaliknya, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, patokan untuk minyak mentah AS, ditutup di 88,20 dolar AS per barel, naik tipis 5 sen atau 0,1 persen. WTI telah turun hampir 2 dolar AS di awal perdagangan.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, bersama-sama dikenal sebagai OPEC+, diperkirakan akan memutuskan pada pertemuan bulanan mereka Rabu untuk terus meningkatkan produksi secara bertahap. Tetapi Goldman Sachs mengatakan ada kemungkinan reli pasar minyak akan mendorong peningkatan yang lebih cepat.
Pada Jumat (28/1/2022), harga patokan minyak mentah mencapai harga tertinggi sejak Oktober 2014, dengan Brent menyentuh 91,70 dolar AS dan minyak mentah AS mencapai 88,84 dolar AS. Mereka naik sekitar 17 persen pada Januari karena kekurangan pasokan, ketegangan politik di Timur Tengah dan antara Rusia dan Barat atas Ukraina.
Namun, sumber mengatakan pertemuan panel teknis OPEC+ pada Selasa (1/2/2022) tidak membahas kenaikan lebih dari yang diharapkan 40.000 barel per hari mulai Maret.
OPEC menggarisbawahi peningkatan produksi yang dijanjikan pada Januari, survei Reuters menemukan, dan analis lain memperkirakan reli akan bertahan.
Baca juga: Harga minyak naik di sesi Asia menuju bulan terbaik sejak Februari 2021
"Saudi kemungkinan akan menghindari penyesuaian besar karena mereka telah terbukti mahir dalam beberapa tahun terakhir dalam menapaki garis tipis dalam mengarahkan harga global ke arah pilihan mereka," kata Jim Ritterbusch, Presiden Ritterbusch and Associates LLC di Galena, Illinois.
"Pasar minyak saat ini sedang dalam kondisi bullish," kata Tamas Varga dari broker minyak PVM. "Ketegangan internasional, persepsi pasokan yang ketat, dan musim dingin yang merupakan faktor terpenting di balik kekuatan."
Harga berada di bawah beberapa tekanan dari ekspektasi bahwa laporan pasokan AS minggu ini akan menunjukkan peningkatan stok minyak mentah. Analis memperkirakan stok naik 1,8 juta barel.
Yang pertama dari dua laporan pasokan minggu ini, dari American Petroleum Institute, akan dirilis pada pukul 21.30 GMT.
Perbedaan yang meningkat di pasar minyak mentah fisik menyiratkan kekhawatiran tentang pasokan yang ketat, kata Varga. Salah satu minyak mentah Laut Utara yang menopang Brent, Ekofisk ditawar pada Senin (31/1/2022) pada level tertinggi dalam lebih dari satu dekade.
Baca juga: Harga minyak menguat di Asia di tengah kekhawatiran pasokan, risiko politik
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April yang diperdagangkan di London, patokan global untuk minyak, turun 10 sen atau 0,1 persen, menjadi menetap di 89,16 dolar AS per barel. Brent juga kehilangan sekitar 2 dolar AS pada awal perdagangan.
Baca juga: Harga minyak catat kenaikan bulanan terbesar setahun karena pasokan mengetat
Sebaliknya, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, patokan untuk minyak mentah AS, ditutup di 88,20 dolar AS per barel, naik tipis 5 sen atau 0,1 persen. WTI telah turun hampir 2 dolar AS di awal perdagangan.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, bersama-sama dikenal sebagai OPEC+, diperkirakan akan memutuskan pada pertemuan bulanan mereka Rabu untuk terus meningkatkan produksi secara bertahap. Tetapi Goldman Sachs mengatakan ada kemungkinan reli pasar minyak akan mendorong peningkatan yang lebih cepat.
Pada Jumat (28/1/2022), harga patokan minyak mentah mencapai harga tertinggi sejak Oktober 2014, dengan Brent menyentuh 91,70 dolar AS dan minyak mentah AS mencapai 88,84 dolar AS. Mereka naik sekitar 17 persen pada Januari karena kekurangan pasokan, ketegangan politik di Timur Tengah dan antara Rusia dan Barat atas Ukraina.
Namun, sumber mengatakan pertemuan panel teknis OPEC+ pada Selasa (1/2/2022) tidak membahas kenaikan lebih dari yang diharapkan 40.000 barel per hari mulai Maret.
OPEC menggarisbawahi peningkatan produksi yang dijanjikan pada Januari, survei Reuters menemukan, dan analis lain memperkirakan reli akan bertahan.
Baca juga: Harga minyak naik di sesi Asia menuju bulan terbaik sejak Februari 2021
"Saudi kemungkinan akan menghindari penyesuaian besar karena mereka telah terbukti mahir dalam beberapa tahun terakhir dalam menapaki garis tipis dalam mengarahkan harga global ke arah pilihan mereka," kata Jim Ritterbusch, Presiden Ritterbusch and Associates LLC di Galena, Illinois.
"Pasar minyak saat ini sedang dalam kondisi bullish," kata Tamas Varga dari broker minyak PVM. "Ketegangan internasional, persepsi pasokan yang ketat, dan musim dingin yang merupakan faktor terpenting di balik kekuatan."
Harga berada di bawah beberapa tekanan dari ekspektasi bahwa laporan pasokan AS minggu ini akan menunjukkan peningkatan stok minyak mentah. Analis memperkirakan stok naik 1,8 juta barel.
Yang pertama dari dua laporan pasokan minggu ini, dari American Petroleum Institute, akan dirilis pada pukul 21.30 GMT.
Perbedaan yang meningkat di pasar minyak mentah fisik menyiratkan kekhawatiran tentang pasokan yang ketat, kata Varga. Salah satu minyak mentah Laut Utara yang menopang Brent, Ekofisk ditawar pada Senin (31/1/2022) pada level tertinggi dalam lebih dari satu dekade.
Baca juga: Harga minyak menguat di Asia di tengah kekhawatiran pasokan, risiko politik
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022