Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta dibuka melemah jelang perayaan Tahun Baru Imlek yang jatuh pada Selasa (1/2) besok.
Rupiah bergerak melemah 29 poin atau 0,2 persen ke posisi Rp14.404 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.375 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah jelang akhir pekan menguat di tengah volatilitas pasar global
Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia saat dihubungi di Jakarta, Senin, mengatakan, hingga pagi ini gerak rupiah terlihat masih terkoreksi akibat penguatan dolar AS di mana para pelaku pasar terus menyerap sentimen kenaikan suku bunga AS.
"Tidak tanggung-tanggung, pasar terlihat mendiskonto kenaikan suku bunga selama setahun penuh yang membuat nilai dolar AS terlihat terus perkasa," ujar Nikolas.
Sementara itu, Nikolas juga menilai pelaku pasar khawatir dengan kembali meningkatnya jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia.
Jumlah kasus harian terkonfirmasi positif COVID-19 di Tanah Air pada Minggu (30/1) kemarin mencapai 12.422 kasus sehingga total kasus mencapai 4,34 juta kasus. Khusus untuk kasus positif varian Omicron telah mencapai 2.156 kasus.
"Lagi-lagi, terkait COVID juga masih menjadi perhatian karena kasus semakin tinggi dan diwaspadai dapat mempengaruhi pergerakan ekonomi dalam beberapa waktu ke depan," kata Nikolas.
Nikolas mengatakan rupiah hari ini akan bergerak melemah ke kisaran Rp14.360 per dolar AS hingga Rp14.450 per dolar AS.
Pada Jumat (28/1) lalu, rupiah ditutup menguat 14 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp14.375 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.389 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah jelang akhir pekan diprediksi melemah efek pengetatan The Fed
Baca juga: Kurs Rupiah melemah setelah The Fed beri sinyal kenaikan suku bunga
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Rupiah bergerak melemah 29 poin atau 0,2 persen ke posisi Rp14.404 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.375 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah jelang akhir pekan menguat di tengah volatilitas pasar global
Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia saat dihubungi di Jakarta, Senin, mengatakan, hingga pagi ini gerak rupiah terlihat masih terkoreksi akibat penguatan dolar AS di mana para pelaku pasar terus menyerap sentimen kenaikan suku bunga AS.
"Tidak tanggung-tanggung, pasar terlihat mendiskonto kenaikan suku bunga selama setahun penuh yang membuat nilai dolar AS terlihat terus perkasa," ujar Nikolas.
Sementara itu, Nikolas juga menilai pelaku pasar khawatir dengan kembali meningkatnya jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia.
Jumlah kasus harian terkonfirmasi positif COVID-19 di Tanah Air pada Minggu (30/1) kemarin mencapai 12.422 kasus sehingga total kasus mencapai 4,34 juta kasus. Khusus untuk kasus positif varian Omicron telah mencapai 2.156 kasus.
"Lagi-lagi, terkait COVID juga masih menjadi perhatian karena kasus semakin tinggi dan diwaspadai dapat mempengaruhi pergerakan ekonomi dalam beberapa waktu ke depan," kata Nikolas.
Nikolas mengatakan rupiah hari ini akan bergerak melemah ke kisaran Rp14.360 per dolar AS hingga Rp14.450 per dolar AS.
Pada Jumat (28/1) lalu, rupiah ditutup menguat 14 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp14.375 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.389 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah jelang akhir pekan diprediksi melemah efek pengetatan The Fed
Baca juga: Kurs Rupiah melemah setelah The Fed beri sinyal kenaikan suku bunga
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022