PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat terus berkomitmen mendukung perekonomian mikro dan kecil di semua sektor pada mitra binaannya. Enyas Sofia, perempuan kelahiran Garut 1970 ini merupakan pemilik usaha kerajinan tangan dengan akun instagram @sofia_handycraft.
Berawal dari hobi membuat kerajinan tangan yang di aplikasikan pada gelas sampai vas bunga ternyata membuka jalan Enyas untuk memulai membuka bisnis dari kegemarannya. Tahun 2007, Enyas menjual glass & vas painting dengan bahan dasar limbah bekas selai yang tidak digunakan lagi. Sampai pada tahun 2009 Enyas mencoba peruntungannya di bidang yang sama yaitu kerajinan tangan namun menghasilkan produk yang berbeda yaitu aksesoris.
“Kegemaran saya pada kerajinan tangan awalnya hanya sebagai hobby sampai akhirnya saya memberanikan diri untuk menjadikan ini sebagai peluang bisnis pertama saya yang ternyata peminatnya cukup banyak” jelas Enyas.
Hingga tahun 2018, usaha Enyas berkembang pesat dan mencapai omzet Rp 90 juta pertahun dengan 23 orang karyawan. Dari usahanya ia dapat menghasilkan produk seperti bross, kalung, gelang, hingga strap mask yang sedang trend selama pandemi di semua kalangan. Produk yang di hasilkan dari usahanya ternyata menarik banyak perhatian konsumen salah satunya aksesoris kalung/home decor yang terbut dari tepung ketan. Harga dari produk yang dijual bervariasi, mulai dari Rp. 18.000 sampai Rp. 1.800.000.
Pada awal 2019, pandemi Covid-19 mulai menerjang dunia tidak terkecuali Indonesia. Pandemi Covid-19 bukanlah hal yang mudah untuk dilewati bagi setiap pengusaha. Enyas harus merumahkan 21 karyawannya karena omzet usahanya turun hingga 90% disebabkan penurunan permintaan pasar. Tidak ingin usahanya gulung tikar di masa pandemi, Enyas terus melakukan berbagai inovasi seperti melakukan penjualan secara online agar usahanya dapat terus bertahan di masa pandemi.
“Pandemi bukan hal yang mudah di lewati di semua lini usaha. Untuk dapat bertahan di masa pendemi seluruh pengusaha harus tetap produktif dan terus berinovasi. Pertamina terus berusaha mengedukasi para mitra binaan untuk bergeser dari penjualan secara konvensional beralih ke penjualan secara online. Hal tersebut untuk mengantisipasi penumpukan produksi tanpa pasar," ungkap Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat, Eko Kristiawan.
Dengan melakukan penjualan online, memasarkan melalui media sosial, produk aksesoris yang dihasilkan @sofia_handycraft kini semakin diminati, bahkan produknya dibeli dengan pengiriman hampir diseluruh Indonesia sampai mancanegara seperti New Zealand.
“Ini merupakan tahun ke 3 saya menjadi Mitra Binaan Pertamina, usaha saya sangat terbantu dengan bergabung menjadi Mitra Binaan Pertamina. Saya mendapat tambahan modal usaha, pemasaran produk secara geratis, pelatihan usaha dan mengikuti bazar online Pertamina” ujar Enyas.
Pertamina terus mendukung mitra binaan untuk berinovasi agar usahanya dapat melakukan ekspansi bahkan di masa Pandemi, Eko menegaskan “Melalui program kemitraan, Pertamina hadir sebagai energi bagi UMK, dan bersama-sama kita menggerakkan roda ekonomi masyarakat”.
Program ini juga bertujuan untuk terus mengimplementasikan poin 8 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi. Selain SDGs, Pertamina juga berupaya menjalankan Environmental, Social & Governance (ESG) dibidang sosial. Dengan cara ini, Pertamina yakin dapat senantiasa menghasilkan manfaat ekonomi di masyarakat sesuai dengan tanggung jawab lingkungan dan sosial.
Adapun syarat untuk dapat bergabung menjadi mitra binaan Pertamina dapat dilihat pada https://www.pertamina.com/id/program-kemitraan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Berawal dari hobi membuat kerajinan tangan yang di aplikasikan pada gelas sampai vas bunga ternyata membuka jalan Enyas untuk memulai membuka bisnis dari kegemarannya. Tahun 2007, Enyas menjual glass & vas painting dengan bahan dasar limbah bekas selai yang tidak digunakan lagi. Sampai pada tahun 2009 Enyas mencoba peruntungannya di bidang yang sama yaitu kerajinan tangan namun menghasilkan produk yang berbeda yaitu aksesoris.
“Kegemaran saya pada kerajinan tangan awalnya hanya sebagai hobby sampai akhirnya saya memberanikan diri untuk menjadikan ini sebagai peluang bisnis pertama saya yang ternyata peminatnya cukup banyak” jelas Enyas.
Hingga tahun 2018, usaha Enyas berkembang pesat dan mencapai omzet Rp 90 juta pertahun dengan 23 orang karyawan. Dari usahanya ia dapat menghasilkan produk seperti bross, kalung, gelang, hingga strap mask yang sedang trend selama pandemi di semua kalangan. Produk yang di hasilkan dari usahanya ternyata menarik banyak perhatian konsumen salah satunya aksesoris kalung/home decor yang terbut dari tepung ketan. Harga dari produk yang dijual bervariasi, mulai dari Rp. 18.000 sampai Rp. 1.800.000.
Pada awal 2019, pandemi Covid-19 mulai menerjang dunia tidak terkecuali Indonesia. Pandemi Covid-19 bukanlah hal yang mudah untuk dilewati bagi setiap pengusaha. Enyas harus merumahkan 21 karyawannya karena omzet usahanya turun hingga 90% disebabkan penurunan permintaan pasar. Tidak ingin usahanya gulung tikar di masa pandemi, Enyas terus melakukan berbagai inovasi seperti melakukan penjualan secara online agar usahanya dapat terus bertahan di masa pandemi.
“Pandemi bukan hal yang mudah di lewati di semua lini usaha. Untuk dapat bertahan di masa pendemi seluruh pengusaha harus tetap produktif dan terus berinovasi. Pertamina terus berusaha mengedukasi para mitra binaan untuk bergeser dari penjualan secara konvensional beralih ke penjualan secara online. Hal tersebut untuk mengantisipasi penumpukan produksi tanpa pasar," ungkap Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat, Eko Kristiawan.
Dengan melakukan penjualan online, memasarkan melalui media sosial, produk aksesoris yang dihasilkan @sofia_handycraft kini semakin diminati, bahkan produknya dibeli dengan pengiriman hampir diseluruh Indonesia sampai mancanegara seperti New Zealand.
“Ini merupakan tahun ke 3 saya menjadi Mitra Binaan Pertamina, usaha saya sangat terbantu dengan bergabung menjadi Mitra Binaan Pertamina. Saya mendapat tambahan modal usaha, pemasaran produk secara geratis, pelatihan usaha dan mengikuti bazar online Pertamina” ujar Enyas.
Pertamina terus mendukung mitra binaan untuk berinovasi agar usahanya dapat melakukan ekspansi bahkan di masa Pandemi, Eko menegaskan “Melalui program kemitraan, Pertamina hadir sebagai energi bagi UMK, dan bersama-sama kita menggerakkan roda ekonomi masyarakat”.
Program ini juga bertujuan untuk terus mengimplementasikan poin 8 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi. Selain SDGs, Pertamina juga berupaya menjalankan Environmental, Social & Governance (ESG) dibidang sosial. Dengan cara ini, Pertamina yakin dapat senantiasa menghasilkan manfaat ekonomi di masyarakat sesuai dengan tanggung jawab lingkungan dan sosial.
Adapun syarat untuk dapat bergabung menjadi mitra binaan Pertamina dapat dilihat pada https://www.pertamina.com/id/program-kemitraan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022