ANTARAJAWABARAT.com,10/12 - PT Bank Pembangunan Daerah Jabar Banten Tbk. (Bank BJB) membukukan penyaluran kredit mikro senilai Rp3 triliun per Desember 2011.
"Pertumbuhan kredit mikro meningkat signifikan dari Rp2,3 triliun pada 2010 menjadi Rp3 triliun per Desember 2011. Progresnya pada 2012 diprediksi terus mengalami pertumbuhan di atas 30 persen," kata Pemimpin Divisi Mikro Bank BJB Djamal Muslim didampindi Sekretaris Perusahaan PT Bank BJB, Toto Susanto, Sabtu.
Pertumbuhan kredit mikro Bank BJB, kata Djamal tidak lepas dari ekspansi binsis mikro pada 2011 yang terus digenjot dengan memperbesar layanan kredit bagi UMKM yang digelar hingga ke peloksok.
Akselerasi kredit mikro bank yang dipimpin Dirut Bien Subiantoro itu pada 2014 diprediksi terus meningkat dengan rencana dibukannya 400 unit Warung Bank Jabar yang akan bertindak sebagai optimalisasi layanan bagi sektor usaha kecil dan menengah.
Rencananya Warung BJB itu akan ditempatkan di kantor-kantor cabang bank itu, khususnya di wilayah Jawa Barat dan Banten. Meski demikian layanan Warung BJB sifatnya non operasional bank, melainkan memfasilitasi proses akses perbankan bagi kalangan UMKM khususnya dalam pelayanan kredit.
Sasaran Warung BJB adalah tempat-tempat dekat dengan pusat perniagaan masyarakat seperti pasar dan sentra kerajinan. Segmennya usaha mikro dan kecil baik perorangan maupun pelaku usaha dalam kelompok usaha yang memiliki potensi untuk dibiayai dengan kredit dengan plafond maksimal Rp500 juta dengan jangka waktu tiga tahun sedangkan kredit investasi selama 5 tahun.
"Berdasarkan rencana kerja, pada 2012 fokus untuk meningkatkan ekspansi kredit mikro dengan target pertumbuhan di atas 50 persen, pasar mikro masih besar. Dari 140 bank di Indonesia, sebanyak 90 bank menggarap produk mikro," kata Djamal.
Sementara itu Sekretaris Perusahaan Bank BJB, Toto Susanto menyebutkan porsi kredit mikro meningkat seiring peningkatan kredit produktif. Sekitar 35 persen kredit bank itu untuk sektor produktif dan 65 persen untuk sektor konsumtif.
"Proporsinya masih akan terus meningkat, jumlah debitor mikro saat ini sekitar 45.000 orang dari pelaku UMKM," kata Toto.
Baik Toto maupun Djamal menyebutkan, performance pengembalian kredit juga cukup bagus sekitar dua persenan, jauh di bawah NPL kredit mikro secara nasional yang menembus lima persen.
"Relatif lancar, NPL-nya berkisar 2-3 persenan. Di bawah NPL Nasional di kisaran 5 persen," kata Djamal.
Selain menggenjot kredit mikro untuk sektor jasa dan perdagangan, juga memfasilitasi pembiayaan untuk pengembangan sektor industri kreatif dan kerajinan. Salah satunya dengan membidik sektor industri kreatif yang memunculkan produk-produk yang mengusung kekhasan daerah masing-masing.
"Industri kreatif Jabar dan Banten merupakan salah satu sektor yang menjadi prioritas kami ke depan, karena sektor itu prospektif dan memiliki pasar yang potensial," kata Djamal menambahkan.***5***
(S033)
Syarif A
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011
"Pertumbuhan kredit mikro meningkat signifikan dari Rp2,3 triliun pada 2010 menjadi Rp3 triliun per Desember 2011. Progresnya pada 2012 diprediksi terus mengalami pertumbuhan di atas 30 persen," kata Pemimpin Divisi Mikro Bank BJB Djamal Muslim didampindi Sekretaris Perusahaan PT Bank BJB, Toto Susanto, Sabtu.
Pertumbuhan kredit mikro Bank BJB, kata Djamal tidak lepas dari ekspansi binsis mikro pada 2011 yang terus digenjot dengan memperbesar layanan kredit bagi UMKM yang digelar hingga ke peloksok.
Akselerasi kredit mikro bank yang dipimpin Dirut Bien Subiantoro itu pada 2014 diprediksi terus meningkat dengan rencana dibukannya 400 unit Warung Bank Jabar yang akan bertindak sebagai optimalisasi layanan bagi sektor usaha kecil dan menengah.
Rencananya Warung BJB itu akan ditempatkan di kantor-kantor cabang bank itu, khususnya di wilayah Jawa Barat dan Banten. Meski demikian layanan Warung BJB sifatnya non operasional bank, melainkan memfasilitasi proses akses perbankan bagi kalangan UMKM khususnya dalam pelayanan kredit.
Sasaran Warung BJB adalah tempat-tempat dekat dengan pusat perniagaan masyarakat seperti pasar dan sentra kerajinan. Segmennya usaha mikro dan kecil baik perorangan maupun pelaku usaha dalam kelompok usaha yang memiliki potensi untuk dibiayai dengan kredit dengan plafond maksimal Rp500 juta dengan jangka waktu tiga tahun sedangkan kredit investasi selama 5 tahun.
"Berdasarkan rencana kerja, pada 2012 fokus untuk meningkatkan ekspansi kredit mikro dengan target pertumbuhan di atas 50 persen, pasar mikro masih besar. Dari 140 bank di Indonesia, sebanyak 90 bank menggarap produk mikro," kata Djamal.
Sementara itu Sekretaris Perusahaan Bank BJB, Toto Susanto menyebutkan porsi kredit mikro meningkat seiring peningkatan kredit produktif. Sekitar 35 persen kredit bank itu untuk sektor produktif dan 65 persen untuk sektor konsumtif.
"Proporsinya masih akan terus meningkat, jumlah debitor mikro saat ini sekitar 45.000 orang dari pelaku UMKM," kata Toto.
Baik Toto maupun Djamal menyebutkan, performance pengembalian kredit juga cukup bagus sekitar dua persenan, jauh di bawah NPL kredit mikro secara nasional yang menembus lima persen.
"Relatif lancar, NPL-nya berkisar 2-3 persenan. Di bawah NPL Nasional di kisaran 5 persen," kata Djamal.
Selain menggenjot kredit mikro untuk sektor jasa dan perdagangan, juga memfasilitasi pembiayaan untuk pengembangan sektor industri kreatif dan kerajinan. Salah satunya dengan membidik sektor industri kreatif yang memunculkan produk-produk yang mengusung kekhasan daerah masing-masing.
"Industri kreatif Jabar dan Banten merupakan salah satu sektor yang menjadi prioritas kami ke depan, karena sektor itu prospektif dan memiliki pasar yang potensial," kata Djamal menambahkan.***5***
(S033)
Syarif A
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011