ANTARAJAWABARAT.com, 3/11 - Petani di tujuh kecamatan di Kabupaten Bandung diminta untuk tidak menanam padi pada musim hujan ini karena dikhawatirkan  keburu busuk sebelum dipanen dan sebagai penggantinya diminta menanam sayuran.
        Adapun tujuh kecamatan yang rawan banjir itu adalah Majalaya, Bojongsoang, Baleendah, Dayeuhkolot, Solokanjeruk, Banjaran dan Rancaekek.
        Imbauan untuk tidak menanam padi saat musim hujan ini dimaksudkan agar petani bisa terhindar dari kerugian, kata Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Tisna Umaran, kepada wartawan, Rabu.
        "Apapun musimnya, petani harus cerdas dalam melakukan pola cocok tanam. Sebab, kalau tidak begitu, petani akan dengan mudah mengalami kerugian," ujarnya.
        Ia menyarankan petani di musim hujan untuk menanam palawija dan sosin karena lebih aman dari berbagai ancaman kerusakan. Sebab, menanam kedua jenis sayuran tersebut tidak membutuhkan waktu yang lama bila dibandingkan dengan menanam padi.
        Terlebih berdasarkan data yang ada di Badan Ketahanan Pangan bahwa pendapatan para petani sayur-mayur paling tinggi dibandingkan dengan penghasilan yang diperoleh petani komoditas lain.
         Pendapatan petani sayuran rata-rata mencapai Rp4,4 juta per bulan, sedangkan petani yang menanam padi/palawija dan tanaman hias sekitar Rp1,64 juta per bulan dan petani buah-buahan Rp1,39 juta per bulan.
        "Sebagai langkah inovatif kita rencanakan wilayah Pangalengan dan Ciwidey diarahkan menjadi sentra penghasil bunga dan sayuran menggantikan Lembang dan Parongpong yang masuk wilayah Kabuapten Bandung Barat. Kedua daerah tersebut memiliki iklim yang bisa mendukung perkembangan usaha budi daya sayuran dan bunga-bungaan," katanya.
        Sementara itu, Tatang (48), warga Kecamatan Baleendah mengaku sudah mempersiapkan tanaman yang cepat panen. Ini karena, curah hujan diprediksikan bakal tinggi apalagi sawahnya yang mudah terkena luapan banjir Sungai Citarum harus mengganti dengan tanaman palawija.
        "Saya sih pengen tanam padi, tapi karena sawah saya pernah terkena banjir jadi harus berganti pola tanam bahkan jenis tanamannya," katanya.

-hedi-

Pewarta:

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011