ANTARAJAWABARAT.com, 31/10 - PT Bank Pembangunan Daerah Jabar Banten Tbk. (Bank BJB) pada kuartal ketiga 2011 mencatat aset senilai Rp53,81 triliun atau tumbuh sekitar 25,82 persen dibandingkan periode sama 2011 senilai Rp42,77 triliun.
"Pertumbuhan yang dicatat pada hingga akhir September 2011 tidak lepas dari ekspansi bisnis sepanjang tahun, terutama dalam penyaluran kredit produktif," kata Direktur Utama PT Bank BJB Bien Subiantoro di Bandung, Senin.
Menurut Bien, Bank BJB melakukan ekpansi yang cukup agresif di sektor penyaluran kredit produktif dengan prioritas mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih berkualitas.
Salah satunya melakukan penyaluran kredit produktif melalui berbagai skema baik kredit mikro, kecil dan menengah maupun kredit dengan jumlah besar. Salah satu prioritasnya adalah mendorong pembiayaan untuk sektor UMKM atau sektor riil.
"Penyaluran kredit produktif mendapat prioritas utama dibandingkan kredit konsumtif. Selain melalui kantor Bank BJB juga dilakukan melalui program chaneling program dengan bank pembangunan daerah lain maupun lembaga pembiayaan," kata Bien Subiantoro.
Sementara itu posisi neraca keuangan Bank BJB per September 2011 mencatat pertumbuhan di semua sektor. Penyaluran kredit bank yang berkantor pusat di Jalan Naripan Kota Bandung itu per September 2011 mencapai Rp27,81 triliun atau meningkat 24,31 persen dibandingkan kuartal III tahun 2011 sebesar Rp22,37 triliun.
Pertumbuhan juga terjadi pada kinerja penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang mengalami pertumbuhan sekitar 19,29 persen yakni dari Rp22,75 triliun pada September 2010 menjadi Rp40,27 triliun pada kuartal III tahun 2011.
Indikator penting lainnya yang dibukukan Bank BJB, ratio return on asset (ROA) sebesar 2,97 persen dan return of equity (ROE) sebesar 23,62 persen dan nett interest margin (NIM) sebesar 6,76 persen.
Selain itu bank yang setahun lalu melantai di pasar modal itu juga menatat laba setelah pajak sebesar Rp794,7 miliar.
"Peningkatkan kinerja hingga September 2011 ini juga sekaligus mendongkrak laba bersih setelah pajak menjadi Rp794,7 miliar. Seluruh penghitungan dilakukan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia," katanya.
Sementara itu upaya peningkatan penyaluran kredit mikro, Bank BJB bekerjasama dengan Direct Sales Agency (DSA) untuk memingkatkan akselerasi dan pengelolaan pinjaman.
Selain itu juga akan mengembangkan Waroeng BJB sebagai bentuk peningkatan layanan distribusi chanell mikro dengan melakukan penambahan di sejumlah daerah. Hal itu untuk mengoptimalkan ekspansi kredit yang menyentuh sektor mikro dan kecil.
"Posisi kredit macet atau NPl saat ini 0,77 persen," katanya.
Sementara itu tahun 2011 merupakan tahun pengembangan ekspansi Bank BJB yang melakukan pembukaan cabang di sejumlah provinsi, serta melakukan kerjasama kredit dengan sejumlah bank pembangunan daerah lain.
Saat ini Bank BJB memiliki 51 kantor cabang, 188 kantor cabang pembantu, 40 kantor kas dan 63 payment point. Selain itu ATM Bank BJB tersebar di 448 lokasi.***5***
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011
"Pertumbuhan yang dicatat pada hingga akhir September 2011 tidak lepas dari ekspansi bisnis sepanjang tahun, terutama dalam penyaluran kredit produktif," kata Direktur Utama PT Bank BJB Bien Subiantoro di Bandung, Senin.
Menurut Bien, Bank BJB melakukan ekpansi yang cukup agresif di sektor penyaluran kredit produktif dengan prioritas mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih berkualitas.
Salah satunya melakukan penyaluran kredit produktif melalui berbagai skema baik kredit mikro, kecil dan menengah maupun kredit dengan jumlah besar. Salah satu prioritasnya adalah mendorong pembiayaan untuk sektor UMKM atau sektor riil.
"Penyaluran kredit produktif mendapat prioritas utama dibandingkan kredit konsumtif. Selain melalui kantor Bank BJB juga dilakukan melalui program chaneling program dengan bank pembangunan daerah lain maupun lembaga pembiayaan," kata Bien Subiantoro.
Sementara itu posisi neraca keuangan Bank BJB per September 2011 mencatat pertumbuhan di semua sektor. Penyaluran kredit bank yang berkantor pusat di Jalan Naripan Kota Bandung itu per September 2011 mencapai Rp27,81 triliun atau meningkat 24,31 persen dibandingkan kuartal III tahun 2011 sebesar Rp22,37 triliun.
Pertumbuhan juga terjadi pada kinerja penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang mengalami pertumbuhan sekitar 19,29 persen yakni dari Rp22,75 triliun pada September 2010 menjadi Rp40,27 triliun pada kuartal III tahun 2011.
Indikator penting lainnya yang dibukukan Bank BJB, ratio return on asset (ROA) sebesar 2,97 persen dan return of equity (ROE) sebesar 23,62 persen dan nett interest margin (NIM) sebesar 6,76 persen.
Selain itu bank yang setahun lalu melantai di pasar modal itu juga menatat laba setelah pajak sebesar Rp794,7 miliar.
"Peningkatkan kinerja hingga September 2011 ini juga sekaligus mendongkrak laba bersih setelah pajak menjadi Rp794,7 miliar. Seluruh penghitungan dilakukan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia," katanya.
Sementara itu upaya peningkatan penyaluran kredit mikro, Bank BJB bekerjasama dengan Direct Sales Agency (DSA) untuk memingkatkan akselerasi dan pengelolaan pinjaman.
Selain itu juga akan mengembangkan Waroeng BJB sebagai bentuk peningkatan layanan distribusi chanell mikro dengan melakukan penambahan di sejumlah daerah. Hal itu untuk mengoptimalkan ekspansi kredit yang menyentuh sektor mikro dan kecil.
"Posisi kredit macet atau NPl saat ini 0,77 persen," katanya.
Sementara itu tahun 2011 merupakan tahun pengembangan ekspansi Bank BJB yang melakukan pembukaan cabang di sejumlah provinsi, serta melakukan kerjasama kredit dengan sejumlah bank pembangunan daerah lain.
Saat ini Bank BJB memiliki 51 kantor cabang, 188 kantor cabang pembantu, 40 kantor kas dan 63 payment point. Selain itu ATM Bank BJB tersebar di 448 lokasi.***5***
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011