Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat akan memaksimalkan pemanfaatan sawah tadah hujan untuk pengembangan budidaya tanaman pangan, khususnya padi, jagung dan kedelai.

"Luas sawah yang terbatas membuat Pemerintah Kabupaten Purwakarta harus dapat memaksimalkan penggunaan sawah, terutama sawah tadah hujan," kata Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika disela Sosialisasi Program Integrated Farming Yayasan Dewa Dewi Indonesia, di Purwakarta, Senin.

Baca juga: Selama dua tahun produksi padi Purwakarta surplus

Ia mengatakan, luas lahan sawah di Purwakarta mencapai 17.970 hektare, terdiri atas 11.057 hektare sawah irigasi, 6.850 hektare sawah tadah hujan dan 63 hektare rawa pasang surut.

Dikatakannya, dilihat dari luas lahan sawah itu, kondisinya sangat terbatas. Sehingga harus dimanfaatkan secara optimal.

Bupati menyebutkan, jajaran Pemkab Purwakarta akan terus berupaya mengoptimalkan potensi lahan kering, baik milik masyarakat maupun pihak ketiga yang belum dimanfaatkan guna mengembangkan budidaya tanaman pangan, khususnya padi, jagung dan kedelai.
Sementara itu, terkait dengan Program Yayasan Dewa Dewi Indonesia, menurut bupati hal itu bagian dari upaya mewujudkan perekonomian rakyat yang kokoh berbasis desa.

Baca juga: Realisasi tanam padi di Purwakarta melebihi target

"Tujuannya ialah meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, serta daya beli masyarakat," katanya.

Yayasan Dewa Dewi Indonesia itu sendiri digagas oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Dibentuknya Yayasan Dewa Dewi Indonesia merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menyejahterakan para petani dan masyarakat di Indonesia.

Ia berharap ke depannya program ini dapat dikembangkan di lokasi kecamatan lainnya, dan diharapkan selain lahan-lahan Perum Perhutani dapat juga bekerja sama dengan lahan-lahan PTPN atau pihak lainnya.

Menurut dia, pada Februari lalu Badan Pusat Statistik (BPS) merilis bahwa selama tahun 2020 secara kumulatif pertumbuhan ekonomi nasional terkontraksi sebesar minus 2,07 persen.
Salah satu sektor yang selamat dari dampak ekonomi pandemi COVID-19 adalah sektor pertanian yang tumbuh positif 2,59 persen year on year, berbanding terbalik dengan sektor-sektor lainnya yang umumnya terkontraksi negatif.

Pertumbuhan ekonomi pertanian dipicu oleh beberapa faktor, seperti tanaman pangan yang mengalami pertumbuhan sebesar 10,47 persen, karena peningkatan luas panen padi, jagung dan ubi kayu secara nasional.

Kemudian komoditas hortikultura tumbuh 7,85 persen karena peningkatan permintaan buah-buahan dan sayur-sayuran selama pandemi COVID-19. 

Baca juga: Pemkab Purwakarta manfaatkan lahan Perhutani untuk tanam padi

Pewarta: M.Ali Khumaini

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021