Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Barat menggagas pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Komunal untuk daerah-daerah terpencil yang belum teraliri listrik dari PLN.

"PLTB Komunal itu salah satu kebijakan Gubernur Jabar. Kami menjalin kerja sama dengan suatu lembaga dari Inggris, Ryse dan Medco juga," kata Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat Bambang Rianto, pada Diskusi Media: Daya dan Langkah Energi Baru dan Terbarukan yang diadakan PWI Pokja Gedung Sate di Bandung, Senin.

Baca juga: Geopark Ciletuh bakal dilengkapi pembangkit listrik tenaga angin

Menurut Bambang, satu tower PLTB Komunal ini akan cukup untuk menghasilkan listrik dengan daya 5,5 kilo watt atau satu tower akan cukup untuk menghasilkan listrik bagi lima sampai enam kepala keluarga (KK).

Saat ini, lanjut dia, masih banyak potensi energi di Jabar yang masih bisa digarap dan beberapa di antaranya adalah tenaga angin/bayu dan gelombang air laut.

"Terkait dengan perizinan dan peraturan dan kewenangannya ada di pusat. Kita sendiri berusaha membantu sesuai dengan kewenangan kita. Jadi perizinan yang sifatnya regional kita bantu," katanya.
Dia menuturkan saat ini di Ciemas, Kabupaten Sukabumi juga tengah dibangun PLTB yang memiliki kapasitas produksi 150 Mw PLTB itu diklaim menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.

Baca juga: PLTB terbesar di Asia dibangun di Kecamatan Ciemas Sukabumi

"Dan yang sedang kita dorong di Ciemas tadi juga sesuai dengan kewenagnan kita," kata Bambang.

Sementara itu, Kepala Bidang Energi Dinas ESDM Jabar Slamet Mulyanto Sudarsono mengatakan PLTB Komunal ini akan menjadi pilot project di Jawa Barat bahkan di tingkat nasional.

Slamet mengatakan ada sejumlah daerah yang akan menjadi calon lokasi pembuatan PLTB Komunal ini.

"Kemarin baru kami cek lokasinya, yang pertama di daerah Walini, Ciwidey. Memang niatnya adalah untuk percontohan tapi untuk kegiatan wisata, kemarin kita cek lokasi di Bogor, Desa Sukamakmur, satu lagi desa di sebelah baratnya," kata Slamet.
"Hal ini untuk masyarakat yang belum ada listrik, karena PLN jaringannya belum masuk kita dorong melalui pembangkit skala kecil ini," ujar Slamet.

Baca juga: Pembangunan PLTB Ciemas Sukabumi ditargetkan selesai 2024

Di tempat yang sama, Goverment Relation Manager PT Star Energy Geothermal Bagus Krisna Tandia mengatakan pihaknya siap menjadi "tulang punggung" bagi Jawa Barat mengoptimalkan potensi EBT terutama dari sisi pasokan panas bumi.

"Kami adalah penghasil daya panas bumi terbesar di Indonesia dan salah satu yang terbesar di dunia," kata Bagus.

Tiga lokasi panas bumi yang dioperasikan Star Energy Geothermal saat ini berada di Gunung Salak (Sukabumi dan Bogor), Darajat (Garut) dan Wayang Windu (Kabuapaten Bandung) yang kini dikelola Star Energy.
"Dari tiga titik tersebut, kapasitas yang dihasilkan mencapai 875 MW, jadi 70 persen pasokan panas bumi di Jawa Barat dari kami," kata dia.

Bagus memastikan energi panas bumi bisa memberikan kestabilan pembangkitan energi di tahap transisi Indonesia (2021-2035) seperti yang tertera dalam peta jalan energi menuju karbon netral dari Kementerian ESDM.

"Kenapa panas bumi penting karena sumber energi ini berkelanjutan, bersih, bisa diandalkan. Berdasarkan peta jalan transisi energi menuju karbon netral, sampai 2035 panas bumi masih biasa diharapkan sampai teknologi surya atau bayu bisa mengambil alih," kata Bagus.

Baca juga: Kementerian ESDM-Denmark Kerja Sama Pengembangan Potensi PLTB

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021