Harga minyak naik di sesi Asia pada perdagangan Jumat pagi, memperpanjang kenaikan setelah OPEC+ mengatakan akan meninjau penambahan pasokan menjelang pertemuan yang dijadwalkan berikutnya jika varian Omicron memukul permintaan, tetapi harga masih di jalur untuk penurunan minggu keenam.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS menguat 27 sen atau 0,4 persen, menjadi diperdagangkan di 66,77 dolar AS per barel pada pukul 01.22 GMT, menambah kenaikan 1,4 persen pada Kamis (2/12/2021).
Baca juga: Harga minyak berakhir lebih tinggi setelah berayun liar karena putusan OPEC+
Harga minyak mentah berjangka Brent bertambah 12 sen atau 0,2 persen, menjadi diperdagangkan di 69,79 dolar AS per barel, setelah melonjak 1,2 persen di sesi sebelumnya.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak, Rusia dan sekutunya, bersama-sama disebut OPEC+, mengejutkan pasar pada Kamis (2/12/2021) ketika tetap pada rencana untuk menambah pasokan 400.000 barel per hari (bph) pada Januari.
Namun para produsen membiarkan pintu terbuka untuk mengubah kebijakan dengan cepat jika permintaan mengalami penurunan akibat langkah-langkah untuk menahan penyebaran varian Virus Corona Omicron. Mereka mengatakan bahwa mereka dapat bertemu lagi sebelum pertemuan terjadwal berikutnya pada 4 Januari, jika diperlukan.
Itu mendorong harga dengan "para pedagang enggan bertaruh melawan grup yang akhirnya menghentikan kenaikan produksinya," kata analis ANZ Research dalam sebuah catatan.
Analis Wood Mackenzie, Ann-Louise Hittle mengatakan masuk akal bagi OPEC+ tetap pada kebijakan mereka untuk saat ini, mengingat masih belum jelas apakah Omicron dapat resisten terhadap vaksin yang ada.
Baca juga: Harga minyak naik di Asia, OPEC+ diperkirakan hentikan penambahan pasokan
"Anggota kelompok melakukan kontak rutin dan memantau situasi pasar dengan cermat," kata Hittle dalam komentar surelnya.
"Akibatnya, mereka dapat bereaksi dengan cepat ketika kita mulai lebih memahami skala dampak varian Omicron dari COVID-19 terhadap ekonomi dan permintaan global."
Pasar telah bergolak sepanjang minggu oleh munculnya Omicron dan spekulasi bahwa hal itu dapat memicu penguncian baru, mengurangi permintaan bahan bakar dan memacu OPEC+ untuk menahan kenaikan produksinya.
Harga minyak Brent siap untuk mengakhiri minggu dengan turun sekitar 4,0 persen, sementara harga minyak WTI berada di jalur untuk penurunan 2,0 persen pada minggu ini, keduanya turun untuk minggu keenam berturut-turut.
Baca juga: Harga minyak turun, pedagang gunakan Omicron sebagai alasan untuk "menjual"
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS menguat 27 sen atau 0,4 persen, menjadi diperdagangkan di 66,77 dolar AS per barel pada pukul 01.22 GMT, menambah kenaikan 1,4 persen pada Kamis (2/12/2021).
Baca juga: Harga minyak berakhir lebih tinggi setelah berayun liar karena putusan OPEC+
Harga minyak mentah berjangka Brent bertambah 12 sen atau 0,2 persen, menjadi diperdagangkan di 69,79 dolar AS per barel, setelah melonjak 1,2 persen di sesi sebelumnya.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak, Rusia dan sekutunya, bersama-sama disebut OPEC+, mengejutkan pasar pada Kamis (2/12/2021) ketika tetap pada rencana untuk menambah pasokan 400.000 barel per hari (bph) pada Januari.
Namun para produsen membiarkan pintu terbuka untuk mengubah kebijakan dengan cepat jika permintaan mengalami penurunan akibat langkah-langkah untuk menahan penyebaran varian Virus Corona Omicron. Mereka mengatakan bahwa mereka dapat bertemu lagi sebelum pertemuan terjadwal berikutnya pada 4 Januari, jika diperlukan.
Itu mendorong harga dengan "para pedagang enggan bertaruh melawan grup yang akhirnya menghentikan kenaikan produksinya," kata analis ANZ Research dalam sebuah catatan.
Analis Wood Mackenzie, Ann-Louise Hittle mengatakan masuk akal bagi OPEC+ tetap pada kebijakan mereka untuk saat ini, mengingat masih belum jelas apakah Omicron dapat resisten terhadap vaksin yang ada.
Baca juga: Harga minyak naik di Asia, OPEC+ diperkirakan hentikan penambahan pasokan
"Anggota kelompok melakukan kontak rutin dan memantau situasi pasar dengan cermat," kata Hittle dalam komentar surelnya.
"Akibatnya, mereka dapat bereaksi dengan cepat ketika kita mulai lebih memahami skala dampak varian Omicron dari COVID-19 terhadap ekonomi dan permintaan global."
Pasar telah bergolak sepanjang minggu oleh munculnya Omicron dan spekulasi bahwa hal itu dapat memicu penguncian baru, mengurangi permintaan bahan bakar dan memacu OPEC+ untuk menahan kenaikan produksinya.
Harga minyak Brent siap untuk mengakhiri minggu dengan turun sekitar 4,0 persen, sementara harga minyak WTI berada di jalur untuk penurunan 2,0 persen pada minggu ini, keduanya turun untuk minggu keenam berturut-turut.
Baca juga: Harga minyak turun, pedagang gunakan Omicron sebagai alasan untuk "menjual"
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021