Harga minyak naik pada awal perdagangan sesi Asia pada Senin pagi, menutup beberapa kerugian setelah jatuh sekitar 10 dolar AS per barel pada Jumat (26/11/2021), karena investor mencari harga murah tetapi tetap berhati-hati dengan fokus pada varian virus corona Omicron dan negosiasi kesepakatan nuklir Iran.
Minyak mentah berjangka Brent melonjak 3,05 dolar AS atau 4,2 persen, menjadi diperdagangkan di 75,77 dolar AS per barel pada pukul 00.14 GMT, setelah jatuh 9,50 dolar AS per barel pada Jumat (26/11/2021).
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terangkat 3,27 dolar AS atau 4,8 persen, menjadi diperdagangkan di 71,42 dolar AS per barel, setelah anjlok 10,24 dolar AS per barel di sesi akhir pekan lalu.
Baca juga: Harga minyak tergelincir di Asia, karena kekhawatiran surplus akan meningkat
Harga minyak jatuh bersama dengan pasar keuangan lainnya pada Jumat (26/11/2021) lebih dari 10 persen, penurunan satu hari terbesar sejak April 2020, karena varian baru menakuti investor dan menambah kekhawatiran bahwa surplus pasokan dapat membengkak pada kuartal pertama.
"Ada koreksi pembelian di tengah pandangan bahwa pasar minyak telah oversold minggu lalu dan spekulasi bahwa OPEC+ dapat mengambil tindakan terhadap Omicron, berpotensi memangkas produksi," kata Hiroyuki Kikukawa, manajer umum riset di Nissan Securities.
"Semua mata akan tertuju pada bagaimana Omicron akan mempengaruhi ekonomi global dan permintaan bahan bakar, tindakan OPEC+ dan pembicaraan nuklir Iran minggu ini," katanya.
Baca juga: Harga minyak turun, fokus ke respons OPEC+ terhadap rilis minyak pimpinan AS
Varian virus corona Omicron menyebar ke seluruh dunia pada Minggu (28/11/2021), dengan kasus baru ditemukan di Belanda, Denmark dan Australia bahkan ketika lebih banyak negara memberlakukan pembatasan perjalanan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan belum jelas apakah Omicron, yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan, lebih menular atau berbahaya daripada varian lainnya.
Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) telah menunda pertemuan teknis hingga akhir pekan ini, memberi diri mereka lebih banyak waktu untuk menilai dampak varian Omicron pada permintaan dan harga minyak, menurut sumber dan dokumen OPEC+.
OPEC+ akan bertemu pada Kamis (2/12/2021) alih-alih pada Selasa (30/11/2021), ketika keputusan kebijakan kemungkinan akan diumumkan apakah akan menyesuaikan rencananya untuk meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari pada Januari dan seterusnya.
Baca juga: Tunggu tanggapan OPEC+ terhadap pelepasan cadangan, harga minyak tergelincir
OPEC+ telah melepaskan 400.000 barel per hari minyak per bulan sambil mengurangi rekor pemotongannya dari tahun lalu.
Beberapa analis menyatakan kelompok itu dapat menghentikan kenaikan setelah rilis stok oleh negara-negara konsumen minyak utama dan kemungkinan dampak permintaan dari penguncian baru untuk menahan varian baru.
Sementara itu, pembicaraan tentang menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 akan dilanjutkan di Wina pada Senin, dengan kemajuan atom Iran menimbulkan keraguan apakah terobosan dapat dibuat untuk membawa Teheran dan Amerika Serikat kembali ke kepatuhan penuh terhadap kesepakatan tersebut.
Baca juga: Harga minyak turun tipis, investor pertanyakan dampak pelepasan cadangan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Minyak mentah berjangka Brent melonjak 3,05 dolar AS atau 4,2 persen, menjadi diperdagangkan di 75,77 dolar AS per barel pada pukul 00.14 GMT, setelah jatuh 9,50 dolar AS per barel pada Jumat (26/11/2021).
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terangkat 3,27 dolar AS atau 4,8 persen, menjadi diperdagangkan di 71,42 dolar AS per barel, setelah anjlok 10,24 dolar AS per barel di sesi akhir pekan lalu.
Baca juga: Harga minyak tergelincir di Asia, karena kekhawatiran surplus akan meningkat
Harga minyak jatuh bersama dengan pasar keuangan lainnya pada Jumat (26/11/2021) lebih dari 10 persen, penurunan satu hari terbesar sejak April 2020, karena varian baru menakuti investor dan menambah kekhawatiran bahwa surplus pasokan dapat membengkak pada kuartal pertama.
"Ada koreksi pembelian di tengah pandangan bahwa pasar minyak telah oversold minggu lalu dan spekulasi bahwa OPEC+ dapat mengambil tindakan terhadap Omicron, berpotensi memangkas produksi," kata Hiroyuki Kikukawa, manajer umum riset di Nissan Securities.
"Semua mata akan tertuju pada bagaimana Omicron akan mempengaruhi ekonomi global dan permintaan bahan bakar, tindakan OPEC+ dan pembicaraan nuklir Iran minggu ini," katanya.
Baca juga: Harga minyak turun, fokus ke respons OPEC+ terhadap rilis minyak pimpinan AS
Varian virus corona Omicron menyebar ke seluruh dunia pada Minggu (28/11/2021), dengan kasus baru ditemukan di Belanda, Denmark dan Australia bahkan ketika lebih banyak negara memberlakukan pembatasan perjalanan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan belum jelas apakah Omicron, yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan, lebih menular atau berbahaya daripada varian lainnya.
Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) telah menunda pertemuan teknis hingga akhir pekan ini, memberi diri mereka lebih banyak waktu untuk menilai dampak varian Omicron pada permintaan dan harga minyak, menurut sumber dan dokumen OPEC+.
OPEC+ akan bertemu pada Kamis (2/12/2021) alih-alih pada Selasa (30/11/2021), ketika keputusan kebijakan kemungkinan akan diumumkan apakah akan menyesuaikan rencananya untuk meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari pada Januari dan seterusnya.
Baca juga: Tunggu tanggapan OPEC+ terhadap pelepasan cadangan, harga minyak tergelincir
OPEC+ telah melepaskan 400.000 barel per hari minyak per bulan sambil mengurangi rekor pemotongannya dari tahun lalu.
Beberapa analis menyatakan kelompok itu dapat menghentikan kenaikan setelah rilis stok oleh negara-negara konsumen minyak utama dan kemungkinan dampak permintaan dari penguncian baru untuk menahan varian baru.
Sementara itu, pembicaraan tentang menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 akan dilanjutkan di Wina pada Senin, dengan kemajuan atom Iran menimbulkan keraguan apakah terobosan dapat dibuat untuk membawa Teheran dan Amerika Serikat kembali ke kepatuhan penuh terhadap kesepakatan tersebut.
Baca juga: Harga minyak turun tipis, investor pertanyakan dampak pelepasan cadangan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021