Perkembangan pandemi COVID-19 di berbagai belahan dunia hari ini:

Kelompok nirlaba minta WTO mengubah 'apartheid vaksin'

Lebih dari 130 kelompok masyarakat sipil, terutama di negara-negara berkembang, mendesak Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menunda konferensi tingkat menteri yang akan digelar pekan depan. Sebaliknya, WTO diminta untuk fokus menyetujui ketentuan untuk melepaskan hak atas kekayaan intelektual pada vaksin COVID-19.

Koordinator gerakan tersebut, Deborah James, mengakui penundaan itu hampir tidak mungkin. Namun, dia mengatakan sejumlah negara berkembang menuntut pelepasan hak kepemilikan vaksin lebih lebih diutamakan di antara prioritas-prioritas WTO lainnya, termasuk perundingan soal perikanan dan pertanian.

Prancis akan umumkan pengetatan aturan COVID-19

Prancis pada Kamis akan mengumumkan kebijakan baru penanganan COVID-19, antara lain pemberian dosis booster vaksin bagi semua penduduk dewasa dan aturan yang lebih ketat dalam pemakaian masker serta pemeriksaan pas kesehatan.

Jarak pemberian vaksin dosis kedua dan ketiga akan dikurangi dari enam ke lima bulan, dan tes PCR bagi mereka yang tidak divaksin hanya berlaku selama satu hari.

Dosis ketiga atau booster akan menentukan valid atau tidaknya pas kesehatan. Pas itu wajib ditunjukkan ketika pengunjung akan memasuki ruang publik seperti restoran, kafe, bioskop dan museum.

Kasus COVID-19 di benua Amerika melonjak 23 persen

Kasus baru COVID-19 di benua Amerika meningkat 23 persen, terutama di Amerika Utara di mana Amerika Serikat dan Kanada melaporkan tingkat penularan yang lebih tinggi, kata Organisasi Kesehatan Seluruh Amerika (PAHO).

PAHO mengingatkan kawasan itu berpotensi menghadapi gelombang baru COVID-19 seperti di Eropa.

Sebaliknya di Amerika Tengah, ada penurunan jumlah kasus baru sebesar 37 persen.

Sementara itu, hampir seluruh negara di Amerika Selatan, kecuali Brazil, Suriname, dan Venezuela, melaporkan peningkatan kasus COVID-19. Lonjakan terbesar terjadi di Ekuador dan Paraguay, kata PAHO.

Singapura dan Malaysia saling buka perbatasan darat

Singapura dan Malaysia akan membuka jalur bebas karantina pekan depan di perbatasan darat kedua negara bagi orang yang sudah divaksin COVID-19.

Jalur perjalanan darat itu pada tahap pertama akan berlaku bagi warga negara, penduduk tetap, atau pemegang izin tinggal jangka panjang di negara yang akan dimasuki, agar mereka bisa mengunjungi kerabat di seberang perbatasan.

Pasien infeksi terobosan tetap berisiko terkena long COVID

Vaksin sangat efektif mencegah penerimanya terkena COVID-19 parah, namun tidak memberi perlindungan terhadap long COVID pada orang yang terkena infeksi terobosan (tertular COVID-19 meski sudah divaksin), menurut data terbaru.

Selama enam bulan, peneliti menelusuri 9.479 orang yang sudah divaksin dan orang yang tidak divaksin dengan jumlah yang hampir sama. Kedua kelompok sama-sama didiagnosis terkena COVID-19.

Dibandingkan dengan pasien yang tidak divaksin, mereka yang mengalami infeksi terobosan "berisiko jauh lebih rendah mengalami komplikasi COVID-19" yang memerlukan perawatan intensif, bantuan alat pernapasan, atau terkena pembekuan darah di kaki atau paru-paru.

Namun peluang terkena long COVID --sindrom bergejala yang berlangsung lama-- tetap ada, terlepas dari status vaksinasinya, kata Maxime Taquet di Universitas Oxford.

Sumber: Reuters

Baca juga: Info terkini pandemi COVID-19 di dunia

Baca juga: Kabar terbaru terkait pandemi COVID-19 di dunia

Baca juga: Info terkini pandemi COVID-19 dunia

Pewarta: Anton Santoso

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021